Saturday, January 12, 2019

Ini Lho The Lords Of Salem (2012)

Setelah puas menciptakan remake Halloween beserta sekuel-nya, Rob Zombie menentukan untuk kembali menciptakan film dengan dongeng original ibarat dikala ia menulis sekaligus menyutradarai House of 1000 Corpses dan sekuelnya The Devil's Reject. Dengan judul film yang mengingatkan pada film Tobe Hooper, Salem's Lot, The Lords of Salem mengeksplorasi kisah mengenai para penyihir dan penyembah setan. Kisahnya dibuka lewat sebuah prolog yang dibacakan oleh seorang Pendeta berjulukan Jonathan Hawthorne (Andrew Prine) yang pada tahun 1696 menyadari keberadaan para pemuja setan di kota Salem. Menyadari hal tersebut sang Pendeta pun tidak berdiam diri dan memutuskan menghentikan mereka dengan cara aben hidup-hidup para penyembah setan tersebut. Kemudian kisahnya berpindah ke masa kini untuk berfokus pada seorang perempuan berjulukan Heidi (Sherri Moon Zombie) yang kesehariannya bekerja sebagai penyiar radio. Suatu hari ia menerima kiriman berupa sebuah piringan hitam yang berisi lagu dari sebuah grup musik berjulukan Lords of Salem. Tapi anehnya setiap kali mendengarkan lagu yang ada, Heidi eksklusif merasa ada abnormalitas pada tubuhnya. Yang tidak Heidi ketahui ialah lagu tersebut memiliki relasi dengan perkumpulan okultisme yang berada di Salem lebih dari tiga masa yang lalu.

Ada para perempuan telanjang penyembah setan yang mencela pemikiran Kristiani, ada musik yang dikutuk untuk memuja setan, ada makhluk supranatural berwujud aneh, ada gambaran-gambaran surreal yang absurd sekaligus disturbing, dan tidak lupa kemunculan kambing, The Lords of Salem bagaikan sebuah extended version dari video klip grup musik black metal. Kaprikornus bisa dibilang film ini merupakan film Rob Zombie yang kisah serta penggarapannya mungkin paling mendekati angan-angan serta visinya sebagai sutradara sekaligus musisi metal. Kenapa saya menganggap ini ialah versi panjang dari video klip black metal? Karena disamping banyak sekali unsur diatas, The Lords of Salem terasa lebih unggul kalau bicara aspek visual dibandingkan kemampuannya bertutur. Cerita boleh saja acak-acakan ataupun tidak jelas, yang penting gambar-gambar yang disajikan lezat dipandang, kurang lebih ibarat itulah film ini. Cerita perihal seseorang yang harus terjebak dalam hal supranatural alasannya "darah" yang dibawanya dari nenek moyang memang sudah biasa diceritakan dalam film horor. Untuk itulah Rob Zombie membungkus film ini dengan banyak sekali visualisasi unik yang terasa creepy.

Saya sangat menyukai bagaimana Rob Zombie mengemas momen-momen surreal miliknya dimana akan banyak terlihat lokasi-lokasi asing serta karakter-karakter yang memiliki tampang asing dan mengerikan. Disini sangat terlihat bagaimana Rob Zombie tidak menahan diri lagi untuk memperlihatkan visinya dalam merangkum sebuah film horor. Dalam Halloween II  terlihat Rob berusaha memasukkan visinya tersebut meski tidak secara total, dan hal tersebut malah terasa tidak sesuai dengan identitas dari Halloween serta Michael Myers. Dalam The Lords of Salem disaat Rob Zombie diberik kebebasan untuk menuangkan segala visinya maka yang muncul ialah sebuah film penuh dengan abstraksi dan dream sequence yang unik meski saya masih belum bisa menyampaikan bahwa ini ialah film horor yang mengerikan. Sekali lagi saya sangat menyukai desain aksara asing yang dimunculkan Rob disini, mulai dari para penyembah setan yang creepy, makhluk-makhluk asing yang muncul dalam mimpi Heidi, sampai banyak sekali macam sosok setan yang dimunculkan Rob semuanya terlihat unik. Namun lagi-lagi permasalahan film ini ada pada cara Rob Zombie merangkum ceritanya.
Untuk membawa kita masuk pada adegan-adegan yang absurd tersebut, Rob nampak tidak kreatif alasannya terlalu banyak menggunakan dream sequence ataupun imajinasi karakternya. Kaprikornus disaat ada sesosok makhluk aneh, hampir bisa dipastikan itu ialah mimpi dari Heidi. Padahal Rob bisa saja mengemas semua itu menjadi total momen sureal tanpa harus bermain-main dengan mimpi. Dengan terlalu banyaknya momen mimpi, dongeng dan ketegangan yang dibangun film ini semakin usang semakin terasa busuk dan membosankan. Untungnya di bab titik puncak Rob Zombie membuang segala omong kosong perihal mimpi tersebut dan eksklusif memperlihatkan kita sequence sureal yang cukup gila namun terasa begitu impresif visualnya. Tanpa perlu menjelaskan bahwa ini ialah mimpi atau kenyataan, Rob Zombie eksklusif menyuguhkan pada kita gambar demi gambar yang lagi-lagi terasa bagaikan sebuah video klip. Hal ibarat itulah yang sudah saya tunggu sedari awal. Apakah ini ialah visi sebetulnya dari Rob Zombie? Saya harap begitu alasannya dengan begini ia berpotensi menjadi seorang sutradara dengan visi sureal yang unik ibarat Alejandro Jodorovsky misalnya. Mungkin ke depannya Rob Zombie bisa sekalian saja menciptakan film horor yang sureal secara total yang dipenuhi gambar disturbing tanpa perlu berusaha tampil mengerikan, saya rasa itu akan lebih menarik.

Jika bicara perihal keseraman, The Lords of Salem mungkin tidaklah terlalu menyeramkan. Untuk menghadirkan dampak seram, Rob Zombie menggunakan dua pendekatan, yang pertama ialah menampilkan banyak sekali aksara asing yang disturbing dan yang kedua menggunakan dampak kejut dengan memunculkan penampakan tiba-tiba lengkap dengan dampak bunyi yang mengagetkan. Namun pada era dimana penonton sudah diperkenalkan dengan cara James Wan mengageti penonton, apa yang disajikan Rob Zombie terang jauh dari kata angker ataupun mengejutkan. Saya hanya terkaget mendengar dampak suaranya namun tidak merasa ngeri dengan penampakan yang muncul. Disinilah saya merasa bahwa Rob Zombie berusaha begitu keras untuk menciptakan penontonnya ketakutan namun jadinya gagal. Hal tersebut memang diharapkan untuk memuaskan hasrat penonton horor mainstream, namun sebetulnya Rob Zombie tidak perlu melaksanakan hal tersebut. The Lords of Salem sudah memperlihatkan bagaimana sebetulnya visi Rob Zombie yang bagi saya bukanlah sebuah horor konvensional yang berusaha mengageti penontonnya, tapi sebuah horor ebrtabur surreal visions yang lebih cenderung menciptakan penontonnya tidak nyaman untuk melihat adegan demi adegan yang ditampilkan. Secara keseluruhan The Lords of Salem masih menjadi perwujudan yang agak tanggung dari visi Rob Zombie alasannya ia masih berusaha menarik perhatian penonton mainstream yang mana hal itu gagal dilakukan.

Artikel Terkait

Ini Lho The Lords Of Salem (2012)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email