Saya tertarik untuk menonton dokumenter yang satu ini bukan sebab nama-nama yang terlibat di dalamnya atau sebab tertarik pada topik yang diangkat. Saya merasa harus menonton film ini sebab 20 Feet From Stardom berhasil meraih penghargaan Best Documentary Feature pada ajang Oscar beberapa waktu yang kemudian mengalahkan The Act of Killing yang bagi saya sudah sangat cantik sekaligus kontroversial tersebut. Saya sendiri termasuk yang memprediksi film karya Joshua Oppenheier tersebut akan membawa pulang piala Oscar. Maka dari itu pada ketika 20 Feet from Stardom berhasil menang saya cukup terkejut meski sesungguhnya bukan sebuah kejutan besar mengingat film ini juga berhasil memenangkan beberapa penghargaan lainnya sebelum Oscar, tapi tetap saja saya ingin tau film sehebat apakah yang sanggup mengalahkan The Act of Killing disaat film-film dokumenter unggulan lainnya menyerupai Blackfish dan Stories We Tell secara mengejutkan gagal menjadi nominator. Saya sendiri pada awalnya tidak terlalu tahu banyak wacana kisah dalam 20 Feet from Stardom kecuali bahwa dokumenter ini akan bicara wacana hal-hal berbau musik dan penyanyi kulit gelap dimana hal itu saya dapatkan dari poster filmnya. Pada kenyataannya film yang disutradarai oleh Morgan Neville ini memang berbicara wacana musik dan penyanyi, lebih tepatnya background singer, sebuah posisi yang selama ini selalu dipandang sebelah mata dan mulai terpinggirkan oleh kemajuan teknologi dalam recording.
Film ini akan banyak menampilkan para background singer mulai dari Darlene Love, Judith Hill, Merry Clayton, Lisa Fischer dan masih banyak lagi. Mungkin dari beberapa nama tersebut hanya Darlene Love dan Judith Hill yang paling dikenal. Darlene Love sebab ia tampil dalam empat film Lethal Weapon sebagai Trish Murtaugh dan Judith Hill dikenal sebab ia berhasil mencuri perhatian ketika (hampir) berpartisipasi dalam konser This is It-nya Michael Jackson dan mengikuti ajang pencarian talenta The Voice. Memang secara keseluruhan para penyanyi latar ini selalu berada dibalik bayang-bayang para lead singer dan kebanyakan dari mereka gagal meraih kesuksesan sebagai bintang meski memiliki talenta menyanyi dan bunyi yang luar biasa. Film ini akan membawa kita pada penelusuran terhadap karir mereka mulai ketika masa keemasan para penyanyi latar pada kurun 60-an hingga 80-an, perjuangan mereka untuk mencapai mimpi mereka menjadi bintang besar sesungguhnya dan bukan hanya sebagai penyanyi latar hingga pada jadinya ketika mereka mengalami masa sulit disaat karir mereka mulai jatuh sebab banyak hal mulai daru perjuangan solo yang tidak laris hingga semakin majunya teknologi rekaman yang tidak lagi membutuhkan adanya penyanyi latar untuk membuat harmonisasi vokal dalam sebuah lagu. 20 Feet from Stardom akan mengupas seluk beluk dari karir aneka macam penyanyi latar tersebut.
Sebagai sebuah dokumenter yang berfokus pada kehidupan musisi tentu saja film ini diisi oleh begitu banyak musik-musik yang bagus. Berhubung para penyanyi latar ini sudah bekerja dengan begitu banyak musisi besar, maka lagu-lagu yang ditampilkan juga variatif mulai dari rock 'n roll hingga pop. Bicara soal para musisi besar, film ini membuat saya cukup kaget ketika mengetahui para penyanyi latar ini sudah bekerja dengan begitu banyak musisi legendaris dalam begitu banyak lagu yang juga legendaris. Deretan musisi tersebut sebut saja Sting, Mick Jagger, Ray Charles, David Bowie, hingga raja pop Michael Jackson dan masih banyak lagi. Siapa yang mengira bahwa isian background vocal dari begitu banyak lagu cantik itu berasal dari orang-orang yang "itu-itu saja". Bahkan mereka juga mengisi efek bunyi dalam film Avatar-nya James Cameron. Tentu saja hal tersebut mengakibatkan kekaguman saya akan kehebatan para penyanyi latar tersebut. Saya tahu lagu-lagu yang diputar tapi sama sekali tidak tahu bahwa mereka juga turut menawarkan sumbangsih yang tidak kecil dalam lagu-lagu tersebut. Film ini memang banyak bicara wacana mereka yang selalu berada dibalik bayang-bayang, tidak dikenal tapi sesungguhnya punya talenta yang sama sekali tidak kalah dari para bintang-bintang besar yang jauh lebih terkenal.
Film ini juga membahas wacana mimpi mereka para penyanyi latar untuk menjadi superstar yang kebanyakan berujung pada kegagalan. Kenapa? Disatu sisi mereka terang punya kualitas yang luar biasa, tapi kenapa mereka gagal menjadi bintang? Tentu saja semua itu sebab faktor industri. Sudah bukan belakang layar lagi kalau keberhasilan dalam industri termasuk industri musik tidak serta merta ditentukan oleh kualitas, sebab bebragai faktor lain termasuk faktor X juga menjadi penentu kesuksesan seseorang dalam sebuah industri. Tapi sayangnya untuk hal yang satu ini 20 Feet from Stardom terlihat terlalu "takut" untuk menelusuri faktanya secara lebih mendalam dan menghadirkan sesuatu yang lebih berani dengan menyajikan opini dari aneka macam pihak. Film ini terasa terlalu berat sebelah dengan memuja mereka para penyanyi latar dan mengasihani mereka atas kegagalan dalam industri musik dan serta merta menyalahkan para produser dan para pembesar industri lainnya sebagai biang utama kegagaalah para penyanyi latar ini dalam mencapai keinginan mereka. Film ini terlalu banyak menyoroti kehebatan mereka tanpa terlalu banyak mengeksploitasi sisi gelapnya. Berulang kali film ini memperlihatkan para penyanyi yang ada memperlihatkan talenta mereka dan membuat saya yang pada awalnya terkagum-kagum menjadi berujar "Iya, saya sudah tahu talenta mereka luar biasa, ayo beranjak ke hal lain yang lebih mendalam". Tapi sayangnya hal itu tidak pernah terjadi.
Kita memang diperlihatkan masa sulit mereka disaat ada yang hingga bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tapi itu hanya sekedar masa sulit bukan sisi gelap yang sesungguhnya. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi pada para penyanyi ini ketika mencapai puncak kejayaan. Mungkin saya mereka sendiri yang menghancurkan mimpi tersebut bukan? Setidaknya hal tersebut tersirat dari beberapa fakta menyerupai ketika salah seorang penyanyi berpose di majalah Playboy, hingga affair tersirat dengan Mick Jagger. Semua itu tersirat tapi tidak pernah dipaparkan secara lebih mendalam. Film ini pada jadinya hanya menyerupai curahan hati yang sangat subjektif dari para penyanyi latar itu untuk menyesali kegagalan mereka menjadi bintang, menyalahkan para produser dan keadaan industri dibanding penelusuran mendalam wacana diri mereka. Bahkan Morgan Neville menyerupai seorang penggemar berat mereka yang hanya ingin memperlihatkan talenta luar biasa idolanya, menawarkan kado "penghibur" pada sang idola lewat film yang membela mereka dan bukannya mengeksplorasi secara lebih jauh wacana sosok-sosok dalam film ini. Saya juga merasa film ini sedikit terlalu banyak dalam menampilkan pihak yang disorot. Pada jadinya kedalaman emosi yang coba dibangun tidaklah terlalu terasa. Film ini berhasil membuat saya kagum dengan talenta mereka dan menikmati keindahan bunyi tiap-tiap penyanyi tapi tidak pernah berhasil membuat saya tersentuh akan perjalanan karir dan kehidupan mereka. Pada jadinya saya hanya merasa "ya, bunyi penyanyi ini bagus" atau "ya, mereka andal sanggup bekerja dengan para bintang besar" tapi hanya itu. Terlalu berat sebelah untuk sebuah dokumenter. Ini yaitu sbeuah film wacana penyanyi latar dan bagi saya 20 Feet from Stardomi lebih cocok jadi film yang menyerupai itu, dibalik bayang-bayang dokumenter yang jauh lebih powerful dan bukannya menjadi pemenang.
Ini Lho 20 Feet From Stardom (2013)
4/
5
Oleh
news flash