Wednesday, January 9, 2019

Ini Lho Commitment (2013)

Satu-satunya alasan aku menonton film ini yaitu sebab kehadiran Choi Seung-hyun alias T.O.P yang merupakan salah satu anggota boyband Big Bang sebagai bintang film utama. Saya langsung merupakan salah satu dari (mungkin) sedikit laki-laki yang mengidolakan sosoknya. Saya suka proyek solo yang ia kerjakan lengkap dengan video klipnya yang begitu artistik dan tentu saja menarik untuk melihat akan ibarat apa kemampuannya berakting di depan kamera. Apalagi hingga kini T.O.P merupakan salah satu idol Korea yang paling aktif bermain dalam film dimana secara total sudah lima film yang ia bintangi. Commitment sendiri memfokuskan kisahnya pada kehidupan ganda yang dilakoni seorang intel Korea Utara dalam misinya di Korea Selatan. Sang intel yaitu Ri Myung-hoon (T.O.P). Myung-hoon yang masih terpelajar balig cukup akal bekerjsama sama sekali tidak ingin menjadi seorang intel sekaligus pembunuh. Semuanya terjadi sesudah sang ayah yang merupakan intel Korea Utara terbunuh dan itu membuat Myung-hoon bersama adik perempuannya, Ri Hye-in (Kim Yoo-jung) ditangkap dan dikurung dalam sebuah camp.

Seorang Kolonel berjulukan Moon Sang-chul (Jo Sung-ha) yang juga merupakan atasan dari ayah Myung-hoon mengatakan sebuah perjanjian. Myung-hoon dan adiknya akan dibebaskan kalau ia bersedia menjadi intel di Korea Selatan guna melanjutkan misi sang ayah yang belum tuntas. Tidak punya pilihan lain, Myung-hoon pun bersedia dan balasannya menyamar sebagai seorang pelajar SMU berjulukan Kang Dae-hoon. Disana ia tinggal bersama dua orang renta angkat yang tidak lain juga merupakan intel Korea Utara. Myung-hoon pun mulai menjalani kehidupan ganda disana. Dia menjadi seorang pelajar SMU biasa sedangkan disisi lain ia juga harus menjalankan misinya membunuh para sasaran yang diperintahkan oleh Sang-chul. Di sekolahnya sendiri, Myung-hoon perlahan mulai menjalin pertemanan dengan seorang gadis korban bullying yang mempunyai nama sama dengan adiknya, Lee Hye-in (Han Ye-ri). Kehidupan ganda ini pun perlahan mulai mengatakan problem bagi Myung-hoon apalagi ketika ia harus berhadapan dengan konspirasi politik besar.
Sebelum membahas wacana plot dan hal lainnya, tentu saja poin pertama yang akan dipertanyakan orang yaitu "seperti apa akting T.O.P?" Akting sang bintang idola ini ternyata tidaklah buruk. Memang pada beberapa adegan dramatis yang menuntut emosi lebih ia masih lebih banyak terlihat datar, tapi tidak hingga benar-benar kosong ibarat yang diperlihatkan Taylor Lautner misalnya. Masih ada "hawa kehidupan" dalam aktingnya. Tapi lain halnya kalau ketika ia harus melakoni adegan aksi, sebab disinilah pesonanya benar-benar terlihat. Sebagai seorang anggota boyband memang sudah niscaya fisiknya telah ditempa dan itu terlihat disaat T.O.P nampak meyakinkan sebagai seorang pembunuh badass yang andal beladiri. Sutradara Park Hong-soo menentukan tidak memakai shaky cam atau pemotongan cepat yang biasa digunakan untuk menyamarkan kepalsuan adegan aksi. Hal itu menuntut para bintang film untuk beraksi dengan meyakinkan, dan T.O.P sanggup melaksanakan itu. Ditambah dengan koreografi yang tertata apik terciptalah adegan-adegan perkelahian tangan kosong yang brutal, seru dan amat menghibur.
Tapi sayangnya porsi bagi adegan perkelahian tangan kosong tersebut terasa minim. Lebih banyak adegan agresi dengan senjata api yang hasil balasannya terasa biasa saja. Tidak jelek tapi kurang greget dan berbeda jauh kalau dibandingkan yang tanpa senjata. Selain itu, Commitment juga mengatakan porsi yang cukup besar kepada drama dan adegan-adegan bernuansa thriller konspirasi yang secara umum dikuasai berbasis dialog. Tentu saja niatnya baik, yaitu biar film ini tidak hanya berakhir sebagai film agresi yang kosong. Maka diselipkanlah beberapa subplot wacana drama keluarga, percintaan, hingga konspirasi politik yang rumit. Sayangnya naskah garapan Kim Soo-young kurang mumpuni untuk merangkum banyak hal tersebut. Hasilnya, film ini menjadi terasa membingungkan bukan sebab plotnya yang memang kompleks tapi lebih sebab alurnya yang memang acak-acakan. Pada ahirnya pertanyaan "apa", "siapa" dan "kenapa" sering terlontar dalam pikiran saya. Ditambah lagi aspek dramanya yang begitu datar semakin membuat Commitment terasa membosankan. 

Patut disayangkan dramanya kurang berhasil, sebab kalau berhasil film ini berpotensi menjadi sebuah cerita yang terasa tragis dan menyentuh, apalagi kalau melihat ending-nya yang bittersweet. Kegagalan momen drama, plot yang membingungkan serta kurangnya porsi adegan agresi tangan kosong menimbulkan Commitment sering terasa membosankan. Untungnya film ini sempat mengalami perubahan tone dan setting dimana pada paruh awal filmnya terasa lebih ringan ketika secara umum dikuasai lokasi ada di sekolah lalu di selesai berubah jadi lebih kelam. Hal itu setidaknya membuat penonton bakal lebih fresh karena dengan banyak sekali kekurangan diatas paling tidak mata ini tidak melulu dibawa ke daerah yang sama secara terus menerus. Pada balasannya Commitment memang mengecewakan. Filmnya digarapn dengan cukup solid hanya saja kualitas naskah yang kurang dan tidak sebanding dengan ambisi besar untuk membuat plot yang berlapis justru membuat film ini berantakan dan membosankan. Sedangkan untuk T.O.P ia tepat sebagai action star, hanya saja akting untuk porsi drama terang masih butuh banyak peningkatan kalau ingin karir filmnya stabil.

Artikel Terkait

Ini Lho Commitment (2013)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email