Thursday, January 17, 2019

Ini Lho The Iron Lady (2011)

Film biopic wacana Margaret Thatcer yang diperankan oleh Meryl Streep tampak menyerupai sebuah tontonan yang menggiurkan dan sangat berpotensi berbicara banyak di banyak sekali ajang penghargaan termasuk Oscar. Mery Streep sendiri lewat kiprahnya di film ini gres saja memenangkan Golden Globe untuk kategori "Best Actress-Drama" dan menciptakan Streep ketika ini jadi kandidat terkuat meraih "Best Actress" di Oscar 2012. Selain itu masih banyak penghargaan lainnya yang membuatnya lebih diunggulkan ketimbang pesaing-pesaingnya macam Viola Davis ataupun Michelle Williams. Kemudian pagi ini saya agak kaget melihat The Iron Lady sudah tayang di bioskop mengingat selama ini film yang sudah usang menerima status coming soon yakni The Muppets. Mungkin ini sebab faktor kemenangan Meryl Streep di Golden Globe.

Film ini dimulai dengan menceritakan masa renta Margaret Thatcher yang telah ditinggal mati oleh sang suami. Thatcher sendiri terlihat belum merelakan kepergian cintanya itu dimana bayangan sang suami masih saja mengisi kesehariannya. Margaret Thatcher memang mengidap penyakit "dementia" dan itu sangat berdampak pada kehidupannya sehari-hari yang selalu merasa sang suami masih tinggal bersamanya meskipun Thatcher sendiri sadar bahwa suaminya telah meninggal dunia tapi bunyi dan wujud faktual suaminya masih selalu ada. Kemudian kita akan dibawa melihat juga masa kemudian Margaret Thatcher yang disaat muda hanyalah seorang gadis yang membantu ayahnya berjualan di sebuah toko kemudian kemudian mulai merintis karirnya didunia politik sebagai anggota partai konservatif dan kemudian menjadi pemimpin partai tersebut. Dan tentunya puncak karir Margaret Thatcher yakni ketika ia terpilih sebagai Perdana Menteri perempuan pertama di Inggris sekaligus terlama dimana ia menjabat selama 11 tahun dari 1979 - 1990. Tapi posisi yang ditempatinya amat berat ketika M.T. harus berurusan dengan banyak sekali duduk perkara mulai dari krisis ekonomi hingga perang memperebutkan Falklands dengan pihak Argentina. 
Senna dan Moneyball yakni 2 dari banyak film biopic yang termasuk berhasil dimana saya yang awalnya tidak tahu menahu mengenai sosok yang diangkat bahkan dunia mereka berkecimpung juga bukan dunia yang saya sukai kemudian sesudah menontonnya saya jadi kagum dengan usaha kedua sosok tersebut. Bisa menarik simpati tapi tidak berlebihan yakni kunci untuk biopic. Tapi The Iron Lady justru sebaliknya.
Nama Margaret Thatcher terang saya sudah kenal dan saya juga tahu ia yakni Perdana Menteri perempuan pertama di Inggris sekaligus yang terlama. Meski saya tidak hidup pada masa pemerintahannya tapi kisahnya yang cukup inspiratif terang saya sudah dengar dan tentunya semua orang di seluruh dunia tahu. Kaprikornus seharusnya kiprah film ini cukup gampang sebab yang perlu dilakukan hanyalah memasukkan banyak sekali pernak-pernik mengenai Margaret Thatcher yang belum diketahui banyak orang dan makin menjadikannya sosok yang inspiratif tanpa kehilangan sisi kemanusiaannya. Tapi yang terlihat bukan itu. Saat menceritakan masa ketika ia menjabat, naskah yang ditulis oleh Abi Morgan malah menunjukkan Thatcher sebagai sosok yang seolah tidak peduli akan kemanusiaan, terlalu egosentris, penghancur ekonomi Inggris bahkan seorang pemantik peperangan. Momen yang mengatakan usaha Thatcher mendobrak batas dalam gender tidak terlalu terasa. 

Film ini terkesan terlalu berusaha menciptakan penontonnya terharu dan simpati pada Thatcher dengann cara mengekspose segala kesulitan yang dialaminya ketika menjabat sebagai PM dan berlanjut pada kondisinya yang lemah dan mengalami "dementia" ketika sudah renta dan hidup sendirian tanpa sang suami. Penderitaan yang ia alami secara mental itulah yang terlalu diekspos dalam naskah film ini. Dan hal itu gagal sebab harusnya perjalanan Margaret Thatcher bukanlah perjalanan yang mengutamakan keharuan tapi sebuah kisah yang inspiratif. Untunglah film ini punya Meryl Streep. Performannya dalam film inilah yang menciptakan The Iron Lady jadi film yang lebih menarik dan tidak menciptakan saya menjadi tidak menyukai seorang Margaret Thatcher. Baik sebagai Thatcher sang Perdana Menteri yang sekuat baja ataupun sebagai perempuan renta yang ringkih dan lemah, Streep tambil dengan sangat luar biasa. Berbagai momen yang sebetulnya gagal ditampilkan dengan baik oleh naskah dan sutradaranya sebab kehadiran Streep sanggup jadi lebih berkesan dan cukup mengharukan. Jelas performa Streep disini mengalahkan keseluruhan aspek dalam filmnya sendiri. Sebuah hasil yang sangat pantas dianugerahi Oscar.

The Iron Lady terang salah satu biopic yang tidak berhasil sebab tidak menciptakan penontonnya sanggup terinspirasi dengan sosok Margaret Thatcher bahkan berpotensi merusak nama sang mantan PM sebab dibandingkan sosok yang disebut tanpa kompromi, Margaret Thatcher dalam film ini bagi saya sering terlihat sebagai orang yang tanpa rasa peduli. Cara film ini bercerita juga terasa kurang lezat ditonton. Pergantian adegannya kurang bagus. Beruntung ada Meryl Streep. Bayangkan bila bukan ia yang menjadi MT. pastilah film ini tidak akan layak tonton. Berkat Meryl Streep juga ada beberapa momen yang agak mengharukan dan menggugah meski tidak hingga inspiratif. Streep deserves a better script!
RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho The Iron Lady (2011)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email