Wednesday, January 16, 2019

Ini Lho Samaritan Girl (2004)

Lewat Spring, Summer, Fall, Winter...and Spring saya untuk pertama kalinya berkenalan dengan film drama arthouse dari Korea. Film itu jugalah yang menciptakan saya mengetahui ada satu lagi sineas jenius yang punya visi luar biasa dari Korea berjulukan Kim Ki-duk. Sama menyerupai Spring, Summer, Fall, Winter and Spring (SSFWaS) dalam Samaritan Girl Kim Ki-duk masih menyajikan sebuah drama yang dikemas dalam tempo yang lambat dan memilik banyak kandungan dongeng didalamnya. Yang saya suka dari SSFWaS ialah film tersebut sanggup menciptakan penontonnya bebas menafsirkan makna dari film tersebut terlepas dari adanya unsur fatwa Buddha yang kental didalamnya. Saya sendiri lebih bahagia memandang film tersebut sebagai citra mengenai fase kehidupan seorang pria. Setelah menyoroti para laki-laki di SSFWaS, di Samaritan Girl sesuai judulnya Kim Ki-duk giliran memfokuskan ceritanya pada kehidupan tokoh wanitanya meskipun ada juga tokoh laki-laki yang cukup berperan besar.

Dua gadis sampaumur yang saling bersahabat, Jae-yeong (Min-jeong Seo) dan Yeo-jin (Ji-min Kwak) memiliki mimpi untuk pergi ke Eropa. Tapi tentunya untuk memenuhi mimpi mereka tersebut diharapkan uang yang tidak sedikit. Untuk itulah mereka mengumpulkan uang dengan cara bisnis prostitusi dimana Jae-yeong yang menjadi pelacurnya dan Yeo-jin menjadi mucikari dan ikut membantu mengawasi kalau ada polisi yang melaksanakan razia. Ayah dari Yeo-jin sendiri ialah seorang polisi yang amat mengasihi puterinya dan sama sekali tidak tahu menahu wacana yang sedang Yeo-jin lakukan. Sampai suatu hari sebuah insiden tragis terjadi dan kesannya mengubah jalan hidup Yeo-jin dan ayahnya. Cara dan tujuan hidup mereka sekarang berubah sesudah dipengaruhi oleh banyak sekali perasaan yang berkecamuk khususnya perasaan bersalah.
Mengangkat tema prostitusi tanpa perlu terlihat vulgar ataupun murahan, begitulah Samaritan Girl. Karena intinya bukanlah prostitusinya yang penting melainkan sebuah perenungan yang sanggup kita dapatkan melalui drama ini. Seperti biasa Kim Ki-duk menciptakan film ini berjalan dengan lambat dan dibagi menjadi beberap bab yang saya rasa tiap bagiannya punya sentra dongeng yang berbeda walaupun sebetulnya punya garis besar dongeng yang sama. Sebelum membahas mengenai kandungan apa yang (saya rasa) terdapat dalam film ini, saya ingin membahas mengenai bagaimana hebatnya seorang Kim Ki-duk dalam menulis dongeng di film ini. Meskipun beberapa kali fokus utama persoalannya berganti, Samaritan Girl tidak pernah sekalipun terasa dipaksakan ataupun terasa tidak fokus. Selalu ada hal gres nan menarik yang terus muncul bergantian sepanjang film ini berjalan.
Simbolisme dan adegan metafor masih tetap ada dalam film ini meski tidak sebanyak dan seabstrak di SSFWaS. Yang sanggup saya tangkap dalam film ini adalah, ini ialah kisah disaat perasaan bersalah menyelimuti seseorang dan orang tersebut mencoba menebus kesalahan yang ia lakukan dengan cara yang menurutnya benar, dan dalam melaksanakan perbuatan yang dimaksud untuk menebus rasa bersalah itu, terkadang seseorang tidak memperhitungkan konsekuensinya alasannya ialah sudah terlanjur disesaki oleh rasa bersalah. Hal lain yang tergambar dalam film ini sebetulnya masih berkaitan dengan rasa bersalah dan penebusan dosa, apalagi kalau bukan penyesalan. Ketiga hal tersebut memang saling berkaitan satu sama lain. Ada juga kisah wacana sebuah keraguan untuk melaksanakan sesuatu yang pada kesannya justru akan berujung pada penyesalan menyerupai yang nampak terang pada perilaku sang ayah sesudah mengetahui perbuatan Yeo-jin.

Tapi tidak kasus apabila yang dipetik oleh tiap penonton dalam film ini berbeda alasannya ialah bagi saya yang paling penting ialah selalu ada pelajaran yang sanggup diambil. Dan Samaritan Girl ialah satu lagi paparan indah dari seorang Kim Ki-duk walaupun masih belum seindah SSFWaS dan lebih berasa depresif, Samaritan Girl tetaplah karya yang amat bagus, meski di sepertiga final terasa tensinya menurun, namun film berhasil ditutup dengan sebuah adegan berbalut metafor sederhana dan gampang dipahami namun berasa indah mengenai seorang ayah yang melepaskan anaknya untuk hidup di jalannya sendiri.


Artikel Terkait

Ini Lho Samaritan Girl (2004)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email