Thursday, January 17, 2019

Ini Lho Tabloid (2011)

Tahun 1977 muncul masalah yang cukup menggemparkan di Inggris yaitu sebuah masalah penculikan terhadap seorang penganut mormon yang mana masalah tersebut dikenal dengan sebutan "Mormon sex in chains case". Kasus itu sendiri sempat menjadi perbincangan terjadi persaingan antara beberapa tabloid khususnya "Dayly Mirror" dan "Daily Express". Jujur saya sendiri belum pernah mendengar masalah tersebut sebelum menonton film garapan Errol Morris ini. Singkat kasusnya kurang lebih ialah diawali pertemuan antara Joyce McKinney yang merupakan mantan Miss Wyoming dengan seorang laki-laki berjulukan Kirk Anderson yang merupakan seorang penganut fatwa mormon. Keduanya kemudian saling jatuh cinta dan sudah merencanakan pernikahan. Tapi tiba-tiba Kirk menghilang entah kemana. Merasa sangat kehilangan sang pujaan hati, Joyce tetapkan melaksanakan banyak sekali tindakan yang boleh dibilang cukup ekstrim.

Joyce awalnya menyewa jasa beberapa orang yang bisa disebut sebagai jasus untuk melacak keberadaan Kirk. Lalu diketahui beliau kini berada di Inggris dan tinggal sebagai salah seorang mormon missionairy. Joyce kemudian melaksanakan tindakan yang lebih ekstrim lagi dimana beliau tetapkan untuk terbang ke Inggris bersama temannya berjulukan Keith dan seorang pilot sewaan dan juga seorang bodyguard. Mereka kemudian memulai pencarian terhadap Kirk yang nantinya akan berujung pada sebuah masalah kontroversial dimana Kirk dinyatakan menghilang dan diculik oleh Joyce kemudian kemudian diikat ke daerah tidur dan diperkosa oleh Joyce. Tapi berdasarkan Joyce pelecehan seksual sama sekali tidak terjadai alasannya ialah menurutnya mereka berdua justru menjalani malam yang indah dan penuh akan cinta. Film ini mencoba menelusuri banyak sekali sumber termasuk Joyce dan beberapa media massa dan orang-orang yang terlibat dalam masalah itu untuk menarik fakta yang ada ke permukaan.
Harus diakui banyak film dokumenter yang dibentuk secara lebih baik dari film ini contohnya Inside Job yang dengan luar biasa bisa menelusuri fakta-fakta hingga begitu detail dan menarik banyak sekali macam fakta yang awalnya tidak diketahui publik. Tapi harus diakui juga sangat jarang film dokumenter yang bisa dikemas semenarik film ini. Mungkin Tabloid tidak hingga bisa menyimpulkan bagaimana fakta yang bekerjsama dan masih meninggalkan banyak sekali pertanyaan untuk penontonnya. Film ini juga tidak menelusuri fakta dengan sangat dalam meskipun narasumber yang ada cukup mewakili ddan meyakinkan. Tapi intinya film ini sudah punya dasar dongeng yang kuat. Kasus yang digunakan sebagai dasar dalam film ini boleh dibilang sebagai salah satu dongeng paling sinting yang pernah ada atau setidaknya yang pernah saya dengar.
Segala tindakan yang dilakukan oleh Joyce memang seringkali terasa gila dan diluar kebijaksanaan sehat. Dia mengaku melaksanakan perjuangan evakuasi untuk membawa Kirk keluar dari mormon dan beliau melakukannya dengan menodongkan senjata api? Lalu beliau mengaku membaca Injil dan menemukan fakta yang menginspirasinya untuk mengikat Kirk di daerah tidur dan berafiliasi seks dengannya? Dan itu semua gres segelintir saja dari begitu banyak fakta mencengangkan yang ada hingga selesai film. Saya sendiri tidak bisa menyimpulkan siapa yang jujur dan siapa yang berbohong. Ada kemungkinana juga semua pihak berkata jujur mengenai apa yang mereka tahu tapi bisa saja apa yang mereka tahu tersebut bukanlah hal yang bekerjsama terjadi. Pengemasan terhadap film ini membawa nuansa yang berbeda dibandingkan film dokumenter lain dimana film ini tidak hanya mengungkap satu demi satu fakta tapi juga ikut menggiring penontonnya agar fokus terhadap kisah yang disampaikan. Saya sendiri mencicipi menyerupai menonton film thriller daripada dokumenter.

Errol Morris memang seorang pencerita yang hebat. Dia mampu mengemas film ini jadi sebuah kisah yang akan terus menciptakan penontonnya fokus menantikan apa yang berikutnya terjadi, fakta gila apalagi yang akan terungkap khususnya bagi penonton yang belum pernah mendengar masalah ini sebelumnya menyerupai saya. Begitu banyak twist yang muncul seiring dengan makin terungkapnya fakta-fakta lain. Penambahan banyak sekali gambaran adegan yang unik juga seringkali ikut membangun mood penonton alasannya ialah banyak sekali gambaran tersebut seringkali bisa memancing sedikit tawa alasannya ialah penggambarannya yang tidak kalah unik dengan apa yang sedang diceritakan. Selain itu tokoh Joyce juga menarik untuk ditelisik lebih dalam. Terkadang beliau terliaht menyerupai orang dengan gangguan psikologis tapi belum tentu juga beliau berbohong. Yang terang beliau ialah seorang perempuan eksentrik yang tidak segan melaksanakan tindakan-tindakan abstrak diluar nalar.

Kasus yang sinting, pengemasan yang sangat unik dan menarik serta tokoh sorotan utama yang juga tidak kalah unik menjadi suatu perpaduan lengkap yang cukup menciptakan Tabloid jadi film dokumenter favorit saya tahun ini. Pada kesannya di selesai film kita akan diberi 2 opsi. Jika kita percaya pada dongeng versi Joyce maka kita akan sangat bersimpatik pada nasibnya kini. Tapi kalau kita percaya pada dongeng yang berlawanan dengannya kita akan menganggap beliau kini ialah perempuan renta yang gila dan memang pantas mendapatkan akhir dari segala perbuatannya.


Artikel Terkait

Ini Lho Tabloid (2011)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email