Thursday, January 10, 2019

Ini Lho Top 20 Movies Of The First Half Of 2014

Tanpa terasa tahun 2014 sudah berjalan setengahnya. Selama enam bulan ini, ada lebih dari 110 film yang saya tonton dimana sekitar 80% diantaranya merupakan film yang dirilis pada tahun ini. Ada yang sesuai ekspektasi, ada yang diluar dugaan mengecewakan hingga yang diluar dugaan berada jauh diatas ekspektasi saya. Pada postingan kali ini saya akan menuliskan 20 film yang berdasarkan saya ialah yang terbaik dalam separuh jalan tahun 2014. Tapi bersama-sama menyampaikan bahwa kedua puluhnya ialah film terbaik rasanya kurang tepat sebab ini ialah pilihan yang sangat subjektif dan sangat sulit. Yang pasti, daftar ini akan banyak berubah di awal tahun depan ketika saya merilis daftar film terbaik 2014...dan ya ada film-film Indonesia dalam daftar ini. Berikut ini ialah daftarnya yang saya susun berdasarkan alfabet.


AUGUST: OSAGE COUNTY
Kumpulkan pemeran dan aktris tabiat berbakat, masukkan mereka dalam satu film wacana disfungsi keluarga dimana naskahnya merupakan pembiasaan naskah teater yang penuh dengan saling lempar dialog, maka anda akan mendapat sebuah film yang begitu intens dan mampu menciptakan penontonnya mencicipi banyak sekali macam emosi. (review)

BIG BAD WOLVES
Saya sangat menyukai karya Tarantino, dan tentunya sebuah film yang disebut olehnya sebagai film favorit pastinya merupakan film yang akan memuaskan saya. Benar saja, ini ialah thriller asal Israel yang begitu jago dalam menggabungkan aspek kekerasan dan komedi hitam dalam kisah wacana pencarian pembunuh sekaigus pemerkosa gadis cilik ini. (review)

BLUE IS THE WARMEST COLOR
Pemenang Palme d'Or tahun 2013 kemudian ini memang menyajikan sebuah lesbian sex scene yang berjalan lebih dari delapan menit, tapi ini bukan sekedar dongeng wacana seks maupun lesbian. Ini ialah kisah coming-of-age berbalut romansa yang begitu emosional. (review)

DALLAS BUYERS CLUB
Drama berpengaruh penuh usaha yang pada kesudahannya merubah jalan hidup seorang manusia, sama kuatnya dengan usaha dan perubahan yang dilakukan Matthew McConaughey dan Jared Leto untuk mendalami tugas mereka yang berujung pada penampilan luar biasa keduanya..dan tentunya piala Oscar. (review)

EDGE OF TOMORROW
Salah satu kejutan paling menyenangkan tahun ini. Saya tidak menyangka film terbaru dari Tom Cruise ini akan terasa seru, manis, emosional dan lebih diluar dugaan lagi sangat lucu. Menyenangkan melihat sebuah film brainless macam ini tidak berusaha sok serius. (review)

INSIDE LLEWYN DAVIS
Saya tidak tahu menyerupai apa tepatnya musik folk itu apalagi menyukainya. Coen Brothers tidak hanya berhasil memberi "ilmu" itu pada saya tapi juga menciptakan saya menyukainya. Atmosfernya dingin, depresif, tapi begitu sentimentil dan indah berkat gambar dan musiknya yang menghanyutkan. Tentunya masih sedikit abstrak ala Coen Brothers. (review)

JALANAN
Saya tidak menyangka berkesempatan menonton dokumenter luar biasa ini sebab minimnya layar yang diberikan. Dokumenter yang bagus menciptakan penontonnya tahu akan hal yang diangkat. Tapi dokumenter yang Istimewa dapat menciptakan penonton "terpengaruh" bahkan berubah pola pikirnya. Saya merasa film ini sukses melaksanakan yang kedua kepada saya. (review)

JOURNEY TO THE WEST: CONQUERING THE DEMONS
Kecuali CJ7 yang kekanak-kanakan Stephen Chow selalu jago dalam menggabungkan komedi dengan sebuah genre lain yang jauh berbeda. Dalam film ini beliau berhasil menciptakan saya tertawa, terharu, bahkan tegang sebab ada juga momen yang terasa cukup sadis disini. (review)

NOBODY'S DAUGHTER HAEWON
Perkenalan saya dengan sutradara arthouse asal Korea Selatan Hong Sang-soo ternyata berakhir dengan manis. Sebuah sajian sederhana baik dari segi dongeng maupun teknisnya yang punya kedalaman luar biasa. Eksplorasi wacana kesendirian, perempuan dan obsesi laki-laki Korea Selatan pada para perempuan cantik, tema-tema yang selalu muncul dalam film-film Hong. (review)

NYMPHOMANIAC
Mungkin film yang paling saya nantikan tahun ini. Epic sex tale dari Lars Von Trier yang total mencapai empat jam ini memang dibagi kedalam dua film, tapi saya lebih menentukan melihatnya sebagai satu film sebab memang keduanya ialah satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan. Eksplorasi lengka wacana adiksi seksual, saking lengkapnya ini bagaikan sebuah pembiasaan film dari sebuah jurnal. (review)

OMAR
Film dari Palestina ini ialah pola tepat bagaimana sebuah film menggabungkan banyak sekali macam genre dan berhasil memaksimalkan tiap-tiap genrenya tanpa terasa berat sebelah tapi tetap terperinci fokusnya. Sebuah peristiwa yang berhasil menciptakan saya amat sangat bersimpati pada abjad utamanya. (review)

PHILOMENA
Premis wacana pecarian seorang ibu pada anaknya yang sudah terpisah 50 tahun saja sudah terasa dramatis dan menyentuh, apalagi ketika disesuaikan menjadi sebuah drama yang berpengaruh dalam semua lini mulai dari naskah hingga akting para pemainnya. Belum lagi twist memilukan di penghujung filmnya. (review)

THE GRAND BUDAPEST HOTEL
Saya percaya kalau Wes Anderson itu gila dibalik semua warna warni cerah yang selalu ia munculkan dalam filmnya. Film terbarunya ini aneh, seru, manis sekaligus tragis. Tapi tentu saja yang paling memukau ialah sisi visualnya bagaimana tiap detail properti dan set-nya benar-benar disajikan dengan begitu indah. (review)

THE LEGO MOVIE
Absennya Pixar dalam merilis film tahun ini tidak terasa berkat animasi yang satu ini. Jelas lucu, terperinci seru dan begitu banyak abjad tenar yang muncul entah sebagai tokoh utama maupun cameo. Tapi yang paling memukau ialah bagaimana naskahnya yang begitu cerdas dalam menyajikan humor cerdas maupun referensi-referensi yang jikalau anda tidak teliti akan terlewat. Sequel please. (review)

THE LUNCHBOX
Saya jarang menonton film India, tapi yang satu ini begitu hebat. Menyulap kisah cinta sederhana lewat surat menyurat dalam kotak makanan menjadi sajian kisah cinta yang sampaumur tapi tetap amat sangat romantis. Entah berapa kali saya bersorak dan tertawa mendukung kisah cinta kedua abjad utamanya. (review)

THE PAST
Seperti judulnya ini ialah eksplorasi wacana bagaimana tokoh-tokohnya menghadapi masa kemudian yang "menghantui" mereka dan menghalangi mereka untuk melangkah maju dalam hidupnya. Penuh emosi dalam pertengkaran demi pertengkaran yang disajikan dengan intensitas tinggi. (review)

THE RAID 2 : BERANDAL
Film Indonesia paling saya nanti tahun ini dan tidak mengecewakan. Layaknya sebuah sekuel, film kedua ini jauh lebih besar, lebih luas dan lebih gila. Bukan hanya di dalam sebuah gedung tapi mengambil daerah di penjuru kota Jakarta. Masih brutal, masih intens bahkan lebih indah. (review)

THE SPECTACULAR NOW
Satu lagi pola bagaimana merubah hal sederhana menjadi sesuatu yang spektakuler. Coming-of-age berbalut kisah cinta yang hangat dan manis ini diluar dugaan tidak berakhir klise. Maksud saya tidak klise ialah pengemasannya. Adegan paling selesai film ini yang ambigu tetap menciptakan saya mencicipi patah hati. (review)

THE WOLF OF WALL STREET
Film paling gila dan kacau (dalam artian positif) dari Scorsese dengan salah satu akting terbaik dan tergila juga dari Leonardo Di Caprio. Saya tidak duduk masalah duduk tiga jam menonton kisah epic nan gila dari para orang-orang gila yang dihadirkan disini. Gila. (review)

X-MEN: DAYS OF FUTURE PAST
Sejauh ini merupakan blockbuster terbaik tahun 2014. Punya adegan agresi yang spektakuler dan menegangkan, terasa kelam, punya sisi emosional yang cukup baik dan dipenuhi karakter-karakter gres yang lovable mulai dari Quicksilver hingga Blink. Adalah cerdas bagaimana film ini memanfaatkan time travel untuk memperbaiki segala keburukan yang dimiliki The Last Stand. (review)

Artikel Terkait

Ini Lho Top 20 Movies Of The First Half Of 2014
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email