Wednesday, January 9, 2019

Ini Lho The Two Faces Of January (2014)

Pada poster film ini terpajang tiga judul film, yaitu Tinker Tailor Soldier Spy, The Talented Mr. Ripley dan Drive. Apa kesamaan dari ketiga judul fiilm tersebut? Ketiganya sama-sama thriller yang berfokus pada huruf dengan ketegangan yang dibangun secara perlahan. Dari situlah kita bisa mulai meraba sasaran penonton dan akan ibarat apa debut penyutradaraan Hossein Amini. Hossein Amini sendiri selama ini lebih dikenal sebagai penulis naskah dari film-film ibarat Drive, Shanghai, Snow White and the Huntsman dan 47 Ronin. Film ini sendiri merupakan pembiasaan novel berjudul sama karangan Patricia Highsmith (penulis novel The Talented Mr. Ripley dan Strangers on a Train). Selain nama-nama menjanjikan di balik layar tersebut, The Two Faces of January juga dimeriahkan oleh jajaran nama-nama besar ibarat Viggo Mortensen, Kirsten Dunst serta Oscar Isaac yang namanya mulai menanjak sesudah Inside Llewyn Davis dan menerima tugas di Star Wars: Episode VII.

Dengan setting Yunani tahun 1962, film ini bersentral pada tiga huruf utama. Yang pertama ialah Rydal (Oscar Isaac), cowok yang bekerja sebagai guide dan secara belakang layar menipu kliennya meski dalam jumlah yang tidak besar ibarat menambah harga barang yang akan dibeli sekitar puluhan hingga ratusan dollar. Dua huruf lainnya ialah sepasang suami istri asal Amerika, Chester (Viggo Mortensen) dan Colette (Kirsten Dunst) yang sedang berlibur. Rydal sendiri jadinya menjadi guide tour mereka tanpa mengetahui bahwa Chester bukanlah orang kaya biasa melainkan seorang penipu yang sudah memakan banyak korban. Pada suatu malam Chester dikejutkan dengan kehadiran seorang detektif swasta yang disewa oleh salah satu korban penipuan Chester. Detektif tersebut tiba "hanya" untuk menagih hutang dari Chester dan pada jadinya berujung pada perkelahian yang menewaskan sang detektif. Chester yang kebingungan berusaha menyembunyikan jenazah tersebut, dan secara tidak sengaja bertemu dengan Rydal yang hendak mengembalikan gelang Collette yang tertinggal. Pada jadinya ketiga orang tersebut sama-sama terjebak dalam perkara pembunuhan tersebut dan harus secepat mungkin meninggalkan Yunani.
The Two Faces of January mengandalkan keambiguan khususnya yang hadir pada karakterisasi dan motivasi mereka. Karakternya menarik disaat kita mulai mempelajari bahwa mereka khususnya Chester dan Rydal sama-sama seorang penipu. Semakin menarik lagi ketika ketiganya terperinci menyembunyikan rahasia yang menciptakan motivasi dari segala tindakan mereka menjadi patut dipertanyakan. Disinilah daya tarik film ini semakin terasa dengan segala aspek "tebak-tebakan" wacana karakternya. Menjadi lebih menarik ketika Hossein Amini memasukkan juga unsur romansa yang lagi-lagi harus menciptakan penonton menebak-nebak kebenarannya sebab hingga pertengahan film semuanya masih ambigu dan hadir secara tersirat. Karakter memang menjadi kelebihan terbesar dari film ini, sebab mereka bisa mengangkat tensi film secara keseluruhan. Hal itu terjdi sebab banyak hal yang kita tidak tahu wacana mereka dan memancing pertanyaan yang terus berputar dalam pikiran. Kita tidak tahu apakah Chester menyimpan rencana lain. Kita tidak tahu bagaimana perasaan Collette sesungguhnya, dan kita tidak tahu apa motivasi Rydal tolong-menolong dan apakah latar belakang kehidupan yang ia ceritakan benar adanya.
Tapi sayangnya diluar huruf yang menarik, film ini tidak terasa Istimewa pada aspek lainnya. Jalan ceritanya terlalu standar untuk ukuran film yang mempertemukan para con man yang penuh tipu daya. Tidak banyak kejutan-kejutan tak terduga di dalamnya, bahkan ending-nya pun terasa biasa saja tanpa ada percikan-percikan memikat ataupun twist. Memang ada satu-dua kejutan yang cukup menciptakan intensitas film ini memikat, tapi kejutan yang aku harapkan ialah kejutan yang berasal dari kebijaksanaan kancil masing-masing karakternya. Pada banyak bagian, Hossein Amini seolah melupakan bahwa filmnya ini diisi oleh karakter-karakter penipu. Jika alasannya ialah sebab tidak ingin merombak sumber ceritanya, Hossein Amini tetap kurang berhasil membangun intrik yang lebih dalam diantara ketiga tokohnya. Ironis memang, sebab kelebihan utama dari film ini ialah korelasi diantara karakternya, tapi tolong-menolong secara keseluruhan hal itu masih kurang tergali bila ingin dijadikan fokus utama.

The Two Faces of January tentu saja jauh dari ukuran film buruk. Hossein Amini mampu bertutur dengan rapih dan bisa dinikmati. Tingkat ketegangannya sebagai sebuah thriller pun tidaklah jelek meski masih kurang berhasil menciptakan aku terus terikat dan mengunci pandangan aku akan konflik yang terjadi. Akting para pemainnya yang manis cukup berhasil menciptakan ketiga karakternya semakin menarik. The Two Faces of January adalah tipikel thriller klasik yang menggabungkan aspek romansa di dalamnya dengan cukup kental. Digarap dengan rapih plus sinematografi manis serta kesan ambigu yang begitu kental menciptakan aku melupakan segala kekurangan film ini khususnya pada kedalaman kisah yang kurang dan ketegangan yang gagal terasa maksimal.

Artikel Terkait

Ini Lho The Two Faces Of January (2014)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email