Wednesday, January 9, 2019

Ini Lho Dracula Untold (2014)

Mungkin sudah ratusan film yang mengangkat ceritanya menurut novel Dracula milik Bram Stoker, tapi yang paling populer mungkin ialah versi dimana Bela Lugosi berperan sebagai Count Dracula di film tahun 1931 produksi Universal. Universal sendiri pada masa itu memang dikenal banyak memproduksi film-film monster menyerupai Dracula, Frankenstein, Mummy, Wolfman dan masih banyak lagi. Masa kejayaan film-film monster Universal kesannya berakhir pada kala 60-an. Merasa ingin mengulangi kala kejayaan tersebut, Universal pun berniat mengikuti tren perfilman masa kini, yaitu membuat universe dari franchise mereka. Ambisi untuk mengumpulkan para monster dalam satu dunia (atau bahkan satu film?) dimulai dengan Dracula Untold garapan Gary Shore. Memulai dengan Dracula memang langkah yang amat masuk akal sebab dibandingkan yang lain, sosok satu ini punya nilai juetal paling tinggi, terima kasih pada makin digemarinya sosok vampire akhir-akhir ini. Dengan mengusung kata Untold pada judulnya, film ini berusaha me-reboot franchise monster Universal dengan dongeng asal muasal dari sosok Dracula, tepatnya ketika ia masih dikenal sebagai Vlad "The Impaler".

Sebelum dikenal sebagai Dracula, Vlad ialah prajurit Turki yang dikenal tidak terkalahkan sekaligus kejam dalam membantai lawan-lawannya. Tapi reputasi itu justru membuat Vlad muak, dan kesannya ia kembali ke Transylvania untuk memerintah sebagai pangeran disana sambil tetap rutin memperlihatkan upeti pada Sultan Mehmed II (Dominic Cooper). Tapi rupanya segala upeti itu masih belum memuaskan sang sultan dan ia kembali menerapkan kebijakan yang telah bertahun-tahun ditinggalkan, yaitu mengirimkan ribuan bawah umur untuk dijadikan prajurit secara paksa, sesuatu yang dulu juga menimpa Vlad semasa ia kecil. Hal itu memaksa Vlad untuk harus menyerahkan putera tunggalnya juga, sesuatu yang tidak begitu saja ia turuti. Di tengah keputu asaan, Vlad tetapkan untuk meminta kekuatan pada sosok vampire (Charles Dance) yang selama ini bersemayam di sebuah gua dan telah memakan banyak korban. Kesepakatan pun terjali sesudah Vlad meminum darah sang vampire dan ia mendapat kekuatan luar biasa yang bisa dipakai untuk megalahkan pasukan Turki. Tapi untuk kembali menjadi insan biasa, Vlad harus menahan diri untuk tidak meminum darah insan selama tiga hari, jikalau gagal selamanya ia akan menjadi vampire haus darah.
Saya menonton Dracula Untold dengan penuh ketidak yakinan dan memasang ekspektasi serendah mungkin. Hal itu dipicu oleh banyaknya balasan negatif dari para kritikus serta keputusan Gary Shore untuk mengemas filmnya dengan unsur aksi-fantasi kental daripada horor yang sudah menempel dengan Dracula bahkan film-film monster Universal pada zaman dahulu. Pada kesannya film ini memang tidak menjadi sebuah sajian yang bagus, banyak kebodohan disana-sini dan dongeng yang dipaksakan, tapi Dracula Untold masih punya banyak momen menghibur yang menimbulkan filmnya cukup menyenangkan. Kata "untold" bisa berarti dua hal: pertama memang benar-benar menceritakan sebuah kisah yang belum pernah diceritakan, atau yang kedua hanya taktik pasar sebab dongeng yang tersaji bahwasanya sama saja (The Amazing Spider-Man?). Kisah Dracula Untold sebenarnya bukan belum pernah diceritakan, sebab jikalau kita mencari-cari ihwal sosok Vlad di aneka macam literatur, ada banyak aspek dongeng film ini yang sudah dituturkan disana. Tapi harus diakui dengan mengambil masa ketika Vlad belum dikenal sebagai Dracula sang penghisap darah film ini jadi lebih punya banyak dongeng untuk digali. Meski dramanya tidak bisa dibilang bagus, tapi cukup untuk membuat filmnya tidak terasa datar.
Drama ayah-anak atau kisah percintaannya tidak begitu dalam, tapi cukup untuk membuat penonton memahami bagaimana Vlad bertransformasi menjadi sosok haus darah. Ada bencana memilukan yang mampu membuat saya cukup bersimpati pada aksara Dracula disini. Naskah goresan pena Matt Sazama dan Burk Sharpless juga menyelipkan kisah ihwal pengorbanan seseorang yang salah dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya. Sayangnya, selain kurang dalam pada penggalian dramanya, naskah film ini banyak mempunyai lubang yang mengganggu. Beberapa hal terbelakang serta sikap terbelakang dari karakter-karakternya terjadi secara dipaksakan untuk menambahkan konflik. Memang tanpa beberapa hal yang dipaksakan tersebut, jalan dongeng Dracula Untold sebenarnya bisa selesai mungkin 30 menit lebih cepat, suatu bukti kurangnya kretifitas dalam penulisan naskah dan modal dongeng yang kurang mendalam. Salah satu yang paling mengganggu ialah ketika ada seorang aksara jatuh dari puncak menara yang begitu tinggi tapi jangankan eksklusif tewas dalam kondisi mengenaskan ia justru tampak tidak terluka dan masih mampu banyak bicara sebelum kesannya benar-benar mati...tapi bukan sebab jatuh dari menara.

Tapi diluar semua kebodohan serta drama yang kurang tergali, keasyikan utama dari film ini tentu saja ketika kita melihat Vlad Dracula pamer kekuatan dan menghabisi ribuan pasukan Turki seorang diri. Pengemasan adegan agresi dalam film ini memang tidak spektakuler, tapi sudah cukup untuk memperlihatkan sosok Vlad Dracula sebagai sosok prajurit tangguh yang begitu keren dengan segala kekuatannya. Saya sempat pesimis bahwa film ini bisa membuat titik puncak yang lebih menghibur dari ketika Vlad pertama kali menghancurkan pasukan Turki, tapi nyatanya Gary Shore mampu membuat sebuah titik puncak yang seru dengan ribuan kelelawar beterbangan serta sedikit menegangkan dengan adanya sentuhan drama. Ya, saya memang menyampaikan bahwa dramanya kurang mendalam, tapi keberadaan aspek tersebut jujur saja membuat Dracula Untold tidak menjadi benar-benar kosong. Penampilan meyakinkan Luke Evans dengan akting baik dan kharisma yang pas juga menimbulkan sosok Vlad Dracula cukup menarik. Saya tahu ceritanya penuh kebodohan, obrolan khususnya pada momen romansa terasa menggelikan, dan aneka macam aspek lainnya tidaklah luar biasa, tapi ambisi besar untuk menyajikan sisi lain dari sang Dracula memang menarik. Tidak cukup hanya ambisi memang, tapi itu lebih baik daripada tidak ada ambisi sama sekali. Dracula Untold jelas menjadi gulty pleasure.

Artikel Terkait

Ini Lho Dracula Untold (2014)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email