Thursday, January 10, 2019

Ini Lho Afflicted (2013)

Satu lagi horor dengan teknik found footage. Tidak sanggup dipungkiri, teknik found footage atau mockumentary kini sudah menjadi tren, khususnya setelah kesuksesan Paranormal Activity. Film tersebut bagaikan bagi saya bagaikan pisau bermata dua. Disatu sisi berhasil menyajikan jenis kengerian yang fresh dan terasa nyata, tapi disisi lain memicu maraknya kemunculan horor found footage yang usang kelamaan semakin terasa membosankan. Masalahnya yaitu banyak pembuat mockumentary horror yang muncul dengan inspirasi serupa, teknik menakut-nakuti yang itu-itu lagi, hingga semakin dilupakannya esensi utama dari mockumentary itu sendiri, yakni aspek realisme. Yang membedakan mocku horor dengan yang konvensional yaitu kesan bahwa semua yang terlihat yaitu nyata, jadi disaat sebuah mocku horor terlalu berlebihan hal itu justru mengurangi esensi dan tingkat keseramannya. Tapi setidaknya teknik tersebut telah banyak menawarkan kesempatan bagi para filmmaker baru untuk membuat tontonan menarik meski tidak memiliki bujet yang besar. Begitu pula yang terjadi pada duo sutradara asal Kanada, Derek Lee dan Clif Prowse. Dengan hanya bermodal bujet yang berasa dari teman-teman serta keluarga mereka, keduanya "nekat" membuat sebuah film horor yang dibintangi oleh mereka berdua sendiri. Hasilnya? Afflicted berhasi menerima respon positif termasuk memenangkan Best Canadian First Feature Film di Toronto International Film Festival 2013.


Derek Lee dan Clif Prowse memerankan diri mereka sendiri, dimana dalam film ini diceritakan keduanya yang merupakan sahabat sedari kecil akan memulai perjalanan keliling dunia berdua selama setahun. Perjalanan itu juga mereka rencanakan untuk dibentuk menjadi sebuah web series yang berjudul Ends of the Earth dimana Clif akan terus merekam setiap momen dari perjalanan mereka. Meski keduanya amat bersemangat mempersiapkan perjalanan ini, bekerjsama bukannya tidak ada problem yang menghadang. Sebenarnya Derek tidak diperbolehkan pergi baik oleh keluarga maupun dokternya alasannya yaitu gangguan arteri di otaknya sanggup membunuh Derek kapan saja. Tapi Derek tetap bersikeras untuk pergi alasannya yaitu baginya traveling adalah hal kesukaan yang telah usang tidak ia lakukan lagi. Keduanya pun mulai melaksanakan perjalanan dengan Eropa sebagai tujuan pertama. Semuanya berjalan lancar dan menyenangkan dimana Derek dan Clif melaksanakan banyak sekali hal absurd dan bersenang-senang bersama termasuk bertemu dengan beberapa sahabat di Paris. Tapi sebuah kejadian di suatu malam yang menimpa Derek perlahan mulai merubah perjalanan menyenangkan tersebut menjadi penuh misteri, tanda tanya dan pastinya mimpi jelek yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. 
Tentu saja dongeng yang digunakan dalam Afflicted adalah dongeng standar yang sudah digunakan berulang kali dalam film-film mockumentary horror. Sebuah perjalanan yang perlahan menjelma mimpi jelek memang salah satu klise dalam dunia horor. Tapi yang membuat Afflicted terasa lebih baik yaitu building yang dilakukan sebelum kita diajak masuk kedalam terornya. Narasi pembuka dalam mockumentary biasanya membosankan. Dibuat dengan niat memperkenalkan dan membuat penonton peduli pada karakternya tapi digarap dengan tidak maksimal sehingga jangankan bersimpati, penonton pun mungkin belum berhasil "berkenalan" dengan mereka. Sebagai pola lihat franchise  Paranormal Activity. Sedangkan Afflicted punya intro yang menyenangkan untuk diikuti. Melihat bagaimana Derek dan Clif dengan penuh semangat bercerita wacana perjalanan yang akan mereka lakukan, bagaimana sebuah momen singkat tapi efektif memperkenalkan persahabatan mereka berdua, hingga ketika kita disuguhi fakta bahwa Derek sanggup mati kapan saja akhir penyakitnya, semua itu sudah cukup untuk membuat saya tidak mengantuk. Mungkin tidak hingga membuat saya terikat dengan keduanya, tapi terang terasa bahwa Derek dan Clif merupakan "tokoh manusia" bukan "pajangan" yang hanya digunakan untuk menjadi mediator teror layaknya mockumentary horror kebanyakan.
Saya suka bagaimana film ini berubah tone dalam tiap sepertiga bagiannya. Sepertiga awal menampilkan tone yang ringan dan ceria. Ditampilkan dengan begit natural, paruh awalnya membuat saya sedikit lupa sedang menonton sebuah mocku horor. Hal itulah yang membuat ketegangannya lebih terasa setelah memasuki paruh kedua. Setelah digempur dengan kesenangan, tiba-tiba atmosfernya menjadi lebih kelam dan tegang. Seperti yang pernah disampaikan seorang Alfred Hitchcock, salah satu kunci untuk menawarkan ketegangan yang maksimal yaitu menawarkan tone yang berbeda jauh antara sebelum dan setelah teror yang sesungguhnya dimulai. Afflicted melakukan hal itu dan bagi saya cukup berhasil pada akhirnya. Tapi paruh kedua bekerjsama belumlah 100% suguhan horor, alasannya yaitu momen tersebut justru sedikit mengingatkan pada film Chronicle. Barulah pada paruh akhirnya, film ini menjadi horor sepenuhnya dengan banyak sekali jump scare hingga beberapa momen gore yang cukup memuaskan para pecinta muncratan darah. Jump Scare yang digunakan tidak terlalu banyak, tidak juga berlebihan alasannya yaitu tidak akan ada musik mengagetkan yang terdengar tapi cukup berhasil membuat saya kaget bahkan terasa cukup menyeramkan. Ya, tidak hanya mengagetkan tapi juga menyeramkan. Semua itu berkat pergerakan kamera yang anggun dan make-up mengesankan yang berhasil membuat suatu sosok menyeramkan tanpa terkesan berlebihan dan menggelikan. 

Tetap menjaga kesederhanaan dan mengedepankan aspek realistis yaitu kunci kesuksesan Afflicted untuk tetap terasa menyeramkan. Ditambah sedikit selipan misteri yang terus menjadikan pertanyaan, tensi film ini terjaga dengan cukup baik. Sayangnya titik puncak yang dihadirkan agak mengecewakan tanpa adanya hook yang memikat. Bagian ending pun kurang menggigit tanpa adanya unsur emosional yang bekerjsama berpotensi dimiliki oleh film ini mengingat ceritanya yang bukan sekedar tempelan dibalik segala horornya. Akting yang diluar dugaan tidak mengecewakan anggun khususnya dari Derek Lee juga makin membuat film ini terasa mengesankan. Memang penutupnya membuat film ini gagal menjadi sebuah tontonan yang masuk kategori luar biasa, tapi setidaknya Afflicted sudah tampil begitu menghibur, bahkan jauh lebih baik, lebih kreatif, lebih seram, dan pastinya lebih aktual dibanding banyak found footage horor yang muncul belakangan termasuk sekuel-sekuel Paranormal Activity yang dua film terakhirnya benar-benar buruk. Jangan lewatkan juga sebuah adegan di sela-sela credit scene yang cukup menghibur dan menawarkan klarifikasi akan nasib salah satu aksara utama film ini.


Artikel Terkait

Ini Lho Afflicted (2013)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email