Thursday, January 17, 2019

Ini Lho The Artist (2011)

Disaat banyak sineas berlomba menciptakan film dengan balutan teknologi canggih ibarat CGI dan tentunya 3D, sutradara asal Prancis Michel Hazanavicius justru menciptakan film hitam putih dan tanpa bunyi alias film bisu. Masa kejayaarn Silent Movie memang sudah lewat sekitar 80 tahun yang lalu, tapi tentunya kenangan dan nostalgia ketika menonton film bisu masih terngiang di ingatan para penggemarnya. Michel Hazanavicius sendiri memang sudah berhasrat semenjak usang menciptakan film bisu alasannya yaitu banyak sineas yang beliau kagumi berasal dari periode film bisu masih berjaya. Maka dengan bujet $12 juta dan menyebabkan sang istri, Berenice Bejo sebagai aktrisnya dan bintang film asal Prancis, Jean Dujardin sebagai aktornya, proyek yang mungkin bisa dibilang nekat ini alhasil dibentuk dan diluar dugaan kini The Artist yaitu kandidat berpengaruh peraih "Best Picture" yang terakhir dimenangkan oleh film bisu yaitu ketika pertama kali Oscar digelar pada tahun 1929 yang dimenangkan oleh Wings.

Pada tahun 1927, George Valentin (Jean Dujardin) yaitu bintang film silent movie papan atas dimana film-filmnya selalu sukes dan namanya melambung tinggi. Tapi ketika pemilik studio tempatnya bernaung, Al Zimmer (John Goodman) mempunyai wangsit untuk menciptakan film yang mempunyai suara, George menentang keras wangsit tersebut dan menganggap bahwa wangsit mengenai film dengan bunyi yaitu wangsit yang menggelikan dan konyol. George tetap ngotot menciptakan film bisu yang beliau produseri dengan uangnya sendiri dan beliau sutradarai sendiri. Disaat bersamaan aktris pendatang gres berjulukan Peppy Miller (Berenice Bejo) mulai menjadi bintang gres disaat beliau membintangi film bersuara yang membuatnya beralih dari sekedar menerima perang pembantu menjadi aktris nomer satu dan menerima predikat "American Sweetheart", padahal dulu Peppy hanyalah seorang gadis yang mengidolakan George.
The Artist yaitu sebuah tontonan yang amat menyenangkan. Dari ketika film dibuka dan menampilkan pertunjukkan sebuah film bisu kemudian dilanjutkan agresi Jean Dujardin beraksi diatas panggung, kekhawatiran aku film ini akan membosankan alasannya yaitu tanpa bunyi eksklusif sirna. Apalagi ketika Berenice Bejo muncul dengan gayanya yang centil dan menggemaskan itu. Keduanya memang tampil luar biasa. Jean Dujardin yang benar-benar layaknya seorang bintang film yang hidup di jaman film bisu bisa menawarkan apa yang harus dimiliki oleh bintang film film bisu, yakni lisan wajah yang berpengaruh dan gestur-gestur besar yang jikalau diterapkan untuk akting film jaman kini memang akan terlihat norak dan berlebihan tapi pada jaman silent movie, memang begitulah tekniknya. Berenice Bejo yang di film ini menjadi seorang aktris idola juga pada kenyataannya terlihat sangat pantas diidolakan di kehidupan kasatmata sehabis penampilannya di film ini yang begitu menggoda. Sayapun alhasil menemukan aktris idola baru.
Pengemasan film ini juga sangat menyenangkan. Meski hitam putih, tapi pengemasan adegannya terasa begitu berwarna dan menyenangkan. Meskipun bisu tapi scoring yang luar biasa itu turut membantu pembangunan emosi dalam film ini. Saya tidak tahu bagaimana mungkin ada orang yang menyampaikan film ini berat dan semacamnya hanya alasannya yaitu filmnya hitam putih dan tidak punya dialog. Mungkin awalnya butuh pembiasaan tapi jikalau mau berusaha dan tidak antipati dulu, tidak hingga 10 menit anda akan bisa menikmati film ini. Segala unsur yang menciptakan film ini menyenangkan ada dimana-mana. Jangan terjebak dan antipati pada sesuatu yang belum pernah kita coba dengan eksklusif antipati dengan film bisu macam ini, Hal yang konteksnya sama tapi berkebalikan terjadi pada huruf George Valentin yang serta merta menganggap film bersuara yaitu hal yang bodoh, tapi apa yang terjadi kemudian ternyata memang zaman harus berkembang. Makara janganlah menganggap sebelah mata film ini alasannya yaitu The Artist  adalah suguhan yang sangat menyenangkan dengan suguhan teknis yang luar biasa. Tunggu hingga anda melihat adegan tap dance yang menutup film ini dengan manis. Itu yaitu sebuah adegan yang andal yang niscaya akan menciptakan penonton memasang senyum lebar.

Kisah yang ringan tapi mengena, akting luar biasa dari Jean Dujardin dan Berenice Bejo, tata musik yang tidak hanya megah tapi bisa mewakili emosi yang muncul, dan segala aspek teknis lainnya yang tergarap dengan luar biasa menciptakan The Artist menjadi sebuah penghormatan atas dunia perfilman Hollywood yang tampil luar biasa dan sangat mungkin akan jadi film bisu kedua yang memenangkan "Best Picture" Oscar. Saya harap Jean Dujardin dan Berenice Bejo juga berjaya di Oscar nanti. Menonton The Artist aku mencicipi sebuah kesenangan yang "mudah" dimana aku tidak perlu banyak berpikir dalam menontonnya. Cukup duduk saja dan nikmati maka senyum bahkan mungkin tawa akan muncul dengan sendirinya. I love everything about this movie!


Artikel Terkait

Ini Lho The Artist (2011)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email