Wednesday, January 9, 2019

Ini Lho Borgman (2013)

Film kedelapan dari sutradara asal Belanda Alex van Warmerdam ini juga merupakan perwakilan Belanda untuk ajang Oscar tahun 2014 ini meski pada jadinya gagal menerima nominasi Best Foreign Language Film. Seperti judulnya, Borgman akan bercerita ihwal sosok laki-laki misterius berjulukan Camiel Borgman (Jan Bijvoet). Diawal film kita akan melihat Camiel Borgman sebagai sosok laki-laki bau tanah penuh jenggot yang nampak mirip seorang gelandangan. Camiel tinggal di bawah tanah sendirian dimana beberapa orang temannya juga tinggal di bawah tanah tidak jauh dari Camiel. Saat itulah terlihat tiga orang termasuk seorang pendeta yang membawa beberapa senjata yang kemudian dipakai untuk memburu Camiel, meski pada jadinya ia berhasil melarikan diri sesudah memperingatkan teman-temannya. Setelah itu, beliau mulai mendatangi rumah demi rumah untuk menumpang mandi meski selalu menerima penolakan. Sampai jadinya ia hingga di rumah milik orang kaya berjulukan Richard (Jeroen Perceval). Tapi lagi-lagi Camiel tidak menerima sambutan yang hangat, apalagi sesudah ia mengaku mengenal istri Richard, Marina (Hadewych Minis) yang membuat Richard memukulinya habis-habisan.

Tapi Marina nyatanya tidak tega melihat kondisi Camiel, apalagi sesudah menerima perlakuan bernafsu dari sang suami. Hal itulah yang mendorongnya untuk memperlihatkan daerah tinggal sementara dan merawat Camiel secara diam-diam. Semakin usang Camiel tinggal di rumah itu, semakin muncul perasaan gila dan terikat dalam diri Marina, apalagi sesudah Richard sering memperlakukan dirinya dengan kasar. Camiel sendiri nampaknya mempunyai agenda tersembunyi yang ia rencanakan. Borgman yang diawal nampak akan menjadi sebuah komedi hitam ihwal seorang gelandangan yang tinggal di rumah glamor milik keluarga kaya menjelma thriller misterius yang penuh kesan sureal plus sentuhan religius. Ya, film ini memang membuat saya terhenyak disaat semuanya perlahan bergerak makin jauh dari apa yang saya kira dan semakin usang semakin rumit untuk dipecahkan. Film ini tidak hanya sureal akhir banyak sekali momen gila mirip Camiel yang tiba-tiba duduk dalam kondisi telanjang diatas Marina yang sedang tidur, tapi juga penuh teka-teki. Film ini pun tidak hanya penuh teka-teki, alasannya ialah segala pertanyaan itu akan dibiarkan tidak mempunyai balasan oleh Alex van Wamerdam hingga akhir, atau setidaknya tanpa balasan yang gamblang meski secara tersirat balasan itu ada.
Sebagai sebuah thriller, Borgman jelas merupakan slow burning thriller yang punya tempo lambat, tanpa ada gedoran-gedoran mengejutkan, tapi tanpa kita sadari sudah mencengkeram berpengaruh dan memperlihatkan ketegangan yang tidak hanya meletup sesekali tapi terus menerus dan mengikat. Tidak hanya itu, film ini juga punya beberapa momen disturbing yang sekali lagi dikemas dengan aneh. Borgman memang penuh dengan kecacatan entah itu pengemasan adegannya, ceritanya, hingga karakter-karakternya. Dari segala kecacatan itu muncul pertanyaan, "tentang apa film ini?", "siapa Camie dan teman-temannya?", "apa motivasi mereka melaksanakan semua itu?" dan masih banya lagi pertanyaan ihwal adegan-adegan sureal yang penuh metafora. Bagi saya sendiri film ini bercerita ihwal setan yang bersemayam di Bumi. Camiel dan teman-temannya ialah para setan, dan tujuan mereka ialah menarik hati umat manusia, menghancurkan mereka, memecah belah mereka, hingga mencari "pengikut" diantara manusia-manusia itu. Hal itu cukup dijelaskan oleh adegan pembukanya yang memperlihatkan pastur tengan memburu Camiel.
Modus operandi yang dilakukan oleh Camiel dan rekan-rekannya ialah masuk dalam kehidupan para insan dengan cara "menyerupai" sosok lain, mengambil kepercayaan mereka, mengiming-imingi mereka dengan kenikmatan, sebelum jadinya tanpa disadari menghancurkan orang-orang itu dari dalam, dan terungkaplah bahwa segala iming-iming yang ada diawal hanya tipu kebijaksanaan kancil dan kebohongan belaka. Karena itulah Camiel dan kawan-kawannya mesti repot-repot menyamar sebagai dokter dulu sebelum melaksanakan sanksi terhadap istri sang tukang kebun dan harus membawa "pelamar" palsu sebagai tukang kebun, alasannya ialah modus mereka tidaklah "asal serang" tapi mempermainkan dan merebut kepercayaan sasaran mereka dulu. Tapi bekerjsama Borgman membuka lebar-lebar akan interpretasi apapun yang dimiliki oleh penontonnya. Karena itulah Alex van Warmerdam menentukan untuk membuat kesan ambigu terhadap konklusi filmnya meski banyak petunjuk yang ia sebar. Berbagai keping puzzle sudah ia sebar, terserah masing-masing penonton bagaimana menyusunnya.

Kunci untuk bisa menikmati Borgman adalah bebaskan pikiran anda untuk membuat interpretasi. Jika segala keanhean yang ada membuat anda berpikir film ini tidak masuk akal, maka sulit untuk bisa menikmatinya. Bersenang-senanglah merangkai puzzle yang disebar Warmerdam disini, dan pengalaman menonton yang mengasyikkan bakal anda dapatkan. Ditambah lagi dengan akting memikat dari Jan Bijvoet yang sesudah memotong rambut dan berewoknya terasa mirip Christoph Waltz lengkap dengan aura penjahat berdarah masbodoh yang hanya lewat tatapan saja sudah bisa memperlihatkan kesan ngeri. Bedanya, sosok Borgman tidak mirip Hans Landa yang terkadang masih punya selera humor. Iblis yang satu ini "tidak sempat" membuat anda tersenyum dengan tingkah lakunya. Yang tersisa dari Camiel Borgman dan filmnya secara keseluruhan ialah kesan tragis dan tentunya perasaan tertipu yang sama dengan yang dirasakan Marina, entah itu berasal dari perbuatan Camiel beserta rekan-rekannya, atau rasa dari filmnya sendiri.

Artikel Terkait

Ini Lho Borgman (2013)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email