Wednesday, January 9, 2019

Ini Lho Apollo 13 (1995)

Pada 20 Juli 1969, terjadilah lompatan besar dalam sejarah umat insan disaat Neill Armstrong menjadi insan pertama yang melangkahkan kakinya di Bulan. Semenjak keberhasilan pesawat Apollo 11 mendarat di Bulan, banyak sekali misi untuk kembali kesana pun dilakukan entah itu dengan mengirim pesawat berawak insan ataupun yang tanpa awak bahkan hingga ketika ini. Salah satu misi pendaratan di Bulan dengan awak insan yaitu Apollo 13 yang dilakukan pada 11 April 1970. Tapi celakanya, terjadilah kecelakaan dalam misi tersebut dimana tabung oksigen meledak pada hari kedua yang menciptakan pendaratan di Bulan harus dibatalkan. Alih-alih mendarat, para kru Apollo 13 harus berjuang untuk sanggup kembali lagi ke Bumi dalam kondisi pesawat yang rusak parah. Kejadian inilah yang menjadi dasar kisah dari buku Lost Moon buatan Jim Lovell dan Jeffrey Kluger yang tidak lain yaitu dua kru dari Apollo 13. Buku ini jugalah yang disesuaikan oleh Ron Howard menjadi film buatannya ini. Apollo 13 sendiri yaitu film yang sukses besar dengan meraih pendapatan sekitar $355 juta serta sembilan nominasi Oscar termasuk kemenangan di kategori Best Film Editing dan Best Sound.

Film ini akan menceritakan secara lengkap dan detail apa saja yang terjadi pada misi Apollo 13. Disini Ron Howard menggabungkan aspek suspense yang menegangkan dibalut dengan teknis mendetail pada ketika para kru harus menghadapi banyak sekali duduk kasus di dalam pesawat dengan drama menyentuh ketika para keluarga astronot khususnya Marillyn (Kathleen Quinlan), istri dari Jim Lovell (Tom Hanks) beserta para keluarganya harus menjalani hari demi hari penuh kecemasan dan ketidakpastian. Yang paling diandalkan oleh film ini tentu saja ketegangan yang dibangun pada ketika penonton menyaksikan bagaimana tiga kru Apollo 13 dibantu oleh semua tenaga NASA yang ada di Bumi harus menuntaskan satu demi satu permasalahan untuk sanggup membawa pesawat tersebut mendarat kembali dengan selamat. Segala ketegangan itu bahkan sudah dibangun semenjak sebelum misi dimulai dengan cara menawarkan banyak sekali tease bahwa misi ini tidak akan berjalan lancar. Ron Howard berhasil menciptakan para penonton baik yang sudah tahu maupun yang belum perihal kecelakaan Apollo 13 untuk menunggu dengan cemas akan terjadi kecelakaan dalam misi tersebut. 
Howard berhasil membangun semua itu berkat sentuhan dramanya dimana sebelum misi berlangsung beberapa kali kita diperlihatkan perihal kecemasan dan ketakutan Marilyn bahwa akan terjadi sesuatu yang jelek pada sang suami. Ketegangan yang mencengkeram itu masih terus berlanjut hingga pada jadinya kecelakaan itu sungguh terjadi. Memang efeknya sedikit kurang maksimal bagi penonton yang sudah tahu bagaimana nasib para kru Apollo 13 (buku Lost Moon ditulis oleh dua dari tiga kru tersebut, jadi tidak perlu mengerti detail kejadiannya untuk tahu bagaimana nasib mereka). Satu hal lagi yang mengurangi imbas ketegangan justru muncul dari salah satu kelebihan dari film ini, yaitu bagaimana Apollo 13 begitu mendetail bicara duduk kasus teknis pesawat yang penuh dengan istilah "asing" bagi orang awam. Di satu sisi hal tersebut menciptakan filmnya terasa realistis tapi disisi lain juga menciptakan penonton awam sedikit kurang terikat lagi dengan ketegangannya disaat pada momen-momen menegangkan harus mendengar istiilah-istilah gila yang keluar dari verbal para kru. Tapi semoga bagaimanapun, detail teknis yang hadir dalam naskahnya sukses menjauhkan Apollo 13 dari film-film sci-fi Hollywood yang dangkal.
Sinematografi dan imbas visual dari film ini pun mengesankan mulai dari pengemasan CGI luar angkasa hingga aspek gravitasi nol yang muncul dalam pesawat tersaji dengan baik. Mungkin pada masanya, Apollo 13 bagaikan Gravity untuk kita pada zaman sekarang. Secara keseluruhan kalau ditinjau dari aspek teknis maka film ini yaitu sajian yang memuaskan bahkan walaupun hanya ditonton dari layar kecil. Aspek dramanya sendiri tersaji dengan baik berkat akting memuaskan dari mereka-mereka yang berperan sebagai keluarga dari Jim Lovell dengan Kathleen Quinlan sebagai bintang utamanya. Pada akhirnya, hal tersebut berujung pada momen titik puncak yang cukup uplifting dan mengharukan. Sayangnya film ini ditutup dengan adegan yang terlalu biasa tanpa ada penutup yang emosional Mungkin Ron Howard berusaha menghindari kesan klise dan berlebihan, tapi kadangkala momen menyerupai itu justru memberi nilai plus kalau dihukum dengan baik. Ambil teladan Captain Phillips yang juga dibintangi Tom Hanks. Disitu Paul Greengrass berhasil mengemas adegan penutup dengan begitu luar biasa ditambah akting gemilang Tom Hanks juga momen breakdown tersebut jadi terasa emosional tanpa terasa berlebihan.

Apollo 13 juga sedikit menawarkan kritik perihal beberapa pihak khususnya jurnalis yang hanya peduli dengan headline menarik tanpa memperhatikan bahwa gosip yang mereka kejar itu sanggup saja menjadi bencana yang sensitif bagi para keluarga astronot. Mungkin pada jadinya Jim Lovell, Jack Swigert dan Fred Haise gagal mendarat di Bulan menyerupai apa yang mereka impikan. Tapi menyerupai yang disebut di simpulan film, misi mereka disebut sebagai successful failure. Mungkin mereka tidak berhasil menyamai Neil Armstrong dan Buzz Aldrin yang menapakkan kaki di Bulan, tapi terperinci usaha mereka untuk sanggup menghadapi segala kerusakan teknis dan permasalahan di luar angkasa yang kalau salah sedikit saja akan merenggut nyawa mereka semua yaitu sesuatu yang luar biasa dan amat sangat patut untuk dikenang. Apollo 13 pun menjadi film penghormatan yang layak bagi mereka bertiga dan orang-orang lain yang berjasa mendaratkan pesawat tersebut dengan selamat di Bumi.

Artikel Terkait

Ini Lho Apollo 13 (1995)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email