Tuesday, January 15, 2019

Ini Lho Dark Shadows (2012)

Kolaborasi kedelapan Tim Burton-Johnny Depp ini yaitu sebuah pembiasaan dari serial televisi berjudul sama yang tayang pada tahun 1966-1971. Namanya juga film yang disutradarai Tim Burton dan dibintangi Johnny Depp, Dark Shadows pastilah mengatakan suasana yang unik dan asing juga disertai oleh aksara yang tidak kalah asing juga yang diperankan oleh Depp. Tapi toh tidak semua film kerja sama keduanya memuaskan. Edward Scissorhands, Ed Wood dan Sweeney Todd yaitu kerja sama mereka yang cantik dan sangat saya sukai dimana tidak hanya visualisasi unik dan gila dari Burton saja yang berhasil tapi juga akting Depp yang cantik dan fresh dalam film-film tersebut. Sayangnya kerja sama terakhir mereka lewat Alice in Wonderland begitu buruk dan bagi saya film itu yaitu salah satu film terburuk di 2010 lalu. Untuk Dark Shadows sendiri saya sempat berharap menerima suguhan gothic dan horror yang kental, namun melihat trailer-nya yang begitu komedik saya menjadi pesimis apalagi melihat perolehan box office film ini yang kurang memuaskan dan balasan kritikus yang bahkan beberapa menganggapnya lebih buruk dari Alice in Wonderland. Tapi toh saya masih berharap kerja sama unik Burton-Depp yang kali ini juga ditunjang banyak bintang lainnya akan bisa setidaknya menghibur saya.

Pada tahun 1760 pasangan suami istri Collins dan puteranya Barnabas berlayar dari Liverpool menuju ke Amerika. Disana mereka memulai perjuangan jual beli ikan yang karenanya berujung kesuksesan luar biasa. Kesuksesan itu bahkan bisa menciptakan keluarga Collins membangun sebuah kastil untuk mereka tinggal yang dinamai Collinwood. Barnabas sampaumur (Johnny Depp) tumbuh menjadi seorang playboy yang kerap memeprmainkan hati perempuan dan salah satunya yaitu Angelique (Eva Green) yang merupakan pelayannya sendiri. Angelique yang ternyata yaitu seorang penyihir menyimpan sakit hati yang dalam pada Barnabas dan karenanya mengatakan kutukan pada keluarga Collins berupa kesialan demi kesialan yang bahkan merenggut nyawa orang renta Barnabas. Barnabas sendiri dikutuk menjadi seorang vampir dan semua perempuan yang jatuh cinta padanya akan mati. Belum cukup hingga disitu, Angelique juga berhasil menciptakan warga kota menangkap Barnabas dan menguburnya hidup-hidup dalam sebuah peti mati. 

Hingga karenanya 200 tahun berlalu Barnabas terbangun dan mendapati semua yang ada disekitarnya telah berubah. Tapi permasalahan Barnabas tidak berhenti hanya pada gegar budaya yang ia alami. Dia harus mendapati keluarga Collins yang tersisa sekarang sudah tidak berada dalam masa jayanya dan bisnisnya sedang mendekati kebangkrutan. Mereka yang tersisa dari Collins yaitu Elizabeth Collins Stoddard (Michelle Pfeiffer), dan puterinya Carolyn Stoddard (Chloë Grace Moretz), saudara kali-laki Elizabeth, Roger Collins (Jonny Lee Miller) serta puteranya yang berusia 10 tahun, David Collins (Gulliver McGarth). Bersama mereka juga tinggal seorang psikiater yang merawat David, Dr. Julia Hoffman (Bonham Carter). Disamping itu ada juga seorang pengasuh untuk David yang gres tiba berjulukan Victoria Winters (Bella Heathcote) yang anehnya memiliki wajah yang sangat menyerupai dengan kekasih Barnabas yang dulu tewas alasannya kutukan Angelique. Belum usai permasalahan yang timbul dari internal keluarga, Angelique yang ternyata masih hidup kembali tiba dalam hidup Barnabas.
Visualnya bagus. Tata artistik macam kostum, make-up dan segala pernak pernik lainnya memuaskan menyerupai halnya dalam film-film Burton yang lain. Nuansa gothic berhasil dibangun dengan baik. Set lokasi yang lebih banyak didominasi berada dalam kastil Collinwood juga dihadirkan dengan baik dan bisa memanjakan mata. Tapi untuk problem penuturan kisahnya Dark Shadows tidak kalah buruk dengan Alice in Wonderland. Merangkum banyak sekali macam konflik dalam film berdurasi tidak hingga dua jam amatlah sulit. Lihat saja begitu banyak yang coba disuguhkan disini, mulai dari cinta segitiga hingga intrik internal dalam keluarga yang mana jumlah anggota yang disoroti untuk memiliki konflik tidaklah sedikit. Naskahnya terlalu berusaha untuk menjadi komedi dan sayangnya alasannya terlalu banyak perjuangan untuk menjadi lucu makin banyak pula humor yang tidak kena sasaran dan jatuhnya garing. Bagian komedi lebih banyak didominasi memang tiba dari kebingungan Barnabas perihal jaman modern, ketidak mampuannya menahan diri dari godaan Angelique, hingga tingkah laris anggota keluarga Collins yang punya ketaknormalan sendiri-sendiri. Tapi tidak semuanya dari humor itu berhasil dan seolah ingin menciptakan semua momen punya kelucuan dan sayangnya banyak yang gagal. Padahal bila mau, film ini punya potensi menjadi sebuah horor yang cukup menakutkan nan gelap dan sepatutnya momen komedi itu hanya sebagai selipan segar saja. Menjadikan Dark Shadows lebih kearah komedi bagi saya yaitu kesalahan paling fundamental dalam ceritanya.
Terlalu banyak yang coba ditampilkan juga menciptakan porsi konflik dalam film ini sangat tidak berimbang. Yang paling terasa yaitu porsi kisah cinta segitiga antara Angelique-Barnabas-Victoria benar-benar terasa hambar. Momen antara Barnabas dan Angelique memang cukup terekspos, tapi antara Barnabas dan Victoria benar-benar nol besar. Porsi aksara Vicotria benar-benar sedikit dan bagaikan aksara tidak penting yang tiba-tiba muncul tiba-tiba hilang. Rasa kisah cintanya keduanya sama sekali tidak terasa dan amat sangat dipaksakan. Bicara soal chemistry terang nihil antara keduanya. Momen romantisnya juga kurang bahkan boleh dibilang konyol. Barnabas-Victoria punya momen romantis yang kosong, sedangkan Barnabas-Angelique punya sebuah adegan seks yang maunya lucu dan liar tapi jatuhnya malah benar-benar konyol. Padahal untuk bab karenanya sangat berpotensi menjadi cukup menyentuh, tapi sayang dari awal pembangunan kisahnya sudah buruk. 

Tapi untungnya film ini tidak jatuh kedalam golongan film buruk alasannya tertolong akting pemainnya. Silahkan saja banyak yang berkomentar akting Johnny Depp stagnan pada karakter-karakter asing yang menggunakan riasan serta kostum yang tidak kalah aneh, tapi saya tidak memungkiri penampilannya selalu menghibur dengan banyak sekali keunikannya tersebut walau harus diakui tipikalnya begitu-begitu saja dan saya sedikit merasa pendekatan aksara yang ia lakukan di film ini agak kurang pas dan terlalu dipaksakan untuk menjadi aksara aneh. Michelle Pfeiffer sebagai anggota keluarga yang "normal" juga punya kharisma. helena Bonham Carter  menyerupai biasa selalu bisa maksimal dan mencuri perhatian walaupun porsinya tidak terlalu banyak. Chloe Moretz juga sekali lagi menjadi gadis cilik yang bertingkah liar dan selalu berhasil mencuri perhatian (I love her very much). Tapi jelaslah yang paling mencuri perhatian disini yaitu Eva Green. Eva Green sukses menampilkan sosok Angelique yang jahat, penuh dendam, terkadang begitu creepy dan menyeramkan tapi tidak pernah kehilangan aura seksinya. Benar-benar sosok yang tepat sebagai karakternya. Secara keseluruhan Dark Shadows sedikit mengecewakan saya. Keputusan menciptakan film ini sebagai film dengan porsi komedi yang besar yaitu sebuah kesalahan alasannya terlalu dipaksakan dan malah seringkali jatuhnya garing. Punya potensi horor yang berpengaruh tapi tidak dimanfaatkan. Ceritanya tidak pernah terfokuskan dengan baik dan porsinya tidak berimbang antara konfliknya. Untung ada visualisasi yang memuaskan dan jajaran cast yang begitu maksimal.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Dark Shadows (2012)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email