Film pertama The Expendables bagi aku tidak mengecewakan. Memang tidak ada kisah yang berbobot, namun suguhan action yang ditawarkan cukup menghibur. Belum lagi menyatukan banyak sekali bintang film berkelahi dalam satu film tetap saja sebuah wangsit yang menarik, khususnya sebuah momen dialog Stallon, Schwarzenegger dan Willis dalam gereja. Dua tahun sehabis film pertamanya, geng hero renta ini kembali dalam sebuah sekuel yang memunculkan lebih banyak lagi aktor-aktor film laga. Meski ditinggalkan Mickey Rourke dan Steve Austin, film kedua ini mendapat jauh lebih banyak lagi suntikan tenaga untuk mengisi slot pemainnya. Akan ada Chuck Norris, Jean-Claude Van Damme, Liam Hemsworth hingga Scott Adkins. Bruce Willis dan Arnold juga akan kembali dengan porsi yang lebih besar. Kali ini bukan Stallone yang duduk di dingklik sutradara, melainkan Simon West (Tomb Raider, Con Air), meskipun Stallone masih menjadi penulis naskah bersama Richard Wenk. Tentu saja aku tidak berharap akan ada sebuah kisah berbobot penuh twist dalam film ini, alasannya The Expendables 2 yaitu sebuah sajian film agresi khas 80-an yang mengumbar ledakan demi ledakan berlebihan dan tidak akan repot-repot memikirkan jalan cerita.
Apa kisah film ini? Ternyata kali ini para hero uzur ini kembali mendapat kiprah dari Mr. Church (Willis) untuk mengambil sebuah benda diam-diam yang terletak dalam sebuah reruntuhan pesawat. Disebutkan benda tersebut bisa mendatangkan tragedi kalau jatuh ke tangan yang salah. Gerombolan The Expendables yang sebelumnya sudah mendapat anggota gres yaitu seorang sniper muda berjulukan Billy the Kid (Liam Hemsworth) dalam misi ini juga akan mendapat pinjaman dari seorang distributor perempuan berjulukan Maggie (Yu Nan). Misi yang nampaknya akan gampang itu menjadi sebuah tragedi alam ketika mereka harus berhadapan dengan sekelompok penjahat yang dipimpin Jean Vilain (Van Damme) dan menyebabkan salah satu diantara anggota The Expendables tewas. Kini mereka kembali untuk berperang dengan urusan yang lebih personal. Ah, sungguh sebuah kisah yang sangat sederhana bukan? Untuk membuat sebuah sekuel yang berbeda, maka buatlah sekuel itu lebih besar atau punya jalan kisah yang lebih personal. Cara paling gampang ya dengan mematikan salah satu tokohnya, dengan cita-cita filmnya akan terasa lebih mendalam. Tapi toh The Expendables 2 tidak berusaha mengikat penonton dengan kisah yang hanya jadi gimmick tersebut. Yang terpenting yaitu letusan adegan agresi dari awal hingga akhir.
Sedari film dimulai penonton sudah dijejali letusan bom dan berondongan peluru yang meluncur tidak ada habisnya. Mulai dari momen ketika para Expendables pertama kali muncul dengan tank dan persenjataan besar mereka, kemudian berlanjut dengan momen agresi lain yang menampilkan kemampuan bertarung masing-masing. Statham dengan pisaunya, Jet Li dengan hand-to-hand combat-nya, Terry Crews dengan senjata raksasanya, hingga Stallone yang meski sering terlihat kelelahan namun masih nampak gahar. Semua itu terang sebuah hal yang sudah sangat diprediksi dan dibutuhkan oleh para penonton film ini. Anda akan terlihat ndeso kalau masuk ke bioskop menonton The Expendables 2 dan mengharapkan sebuah film menyerupai trilogi The Bourne yang punya jalinan kisah kompleks, konspirasi kompleks hingga suguhan adegan agresi yang lebih membumi dan realistis. Segala kisah yang ditawarkan film ini ditampilkan hanya untuk memfasilitasi adegan-adegan aksinya. Saya yang menganggap film pertamanya cukup menghibur dalam hal menyajikan adegan agresi kembali merasa terpuaskan, bahkan lebih dari film pertamanya, alasannya sekuel ini punya momen-momen seru yang jauh lebih besar dan lebih gila. Yah, menyerupai yang sudah aku duga tentunya.
Tapi apa yang tidak aku duga yaitu kentalnya unsur komedi dalam film ini. Bahkan boleh dibilang momen komedinya sering menutupi adegan agresi itu sendiri. Dari mana momen komedi itu berasal? Mari kita kupas satu persatu. Duo Stallone-Statham bisa dibilang yaitu sosok paling serius dalam film ini, dan itupun mereka masih beberapa kali melontarkan baris kalimat yang lucu meski tidak selalu berhasil membuat aku tertawa. Lalu kemudian ada Dolph Lundgren yang untuk pertama kalinya aku sukai kemunculannya dalam film. Jika dalamfilm pertama kiprah Lundgren lebih sebagai penjahat maniak, maka dalam film ini ia masih seorang maniak pemabuk hanya saja lebih konyol. Pemasukkan latar belakang orisinil Lundgren sebagai seorang sarjana teknik kimia kedalam abjad Gunner yang ia perankan sering menjadi materi guyonan. Begitu pula sikapnya yang semaunya sendiri. Sayangnya Jet Li yang selama ini selalu jadi materi olok-oloknya hanya muncul diparuh awal film ini. Lalu ada Terry Crews yang punya kiprah jauh lebih besar dibanding film pertamanya. Celotehan-celotehan khas orang berkulit hitam yang ia keluarkan tidak pernah gagal memeriahkan suasana. Tapi tidak ada yang lebih menarik daripada kemunculan trio Schwarzenegger-Norris-Willis. Arnol dan Norris selalu menjadi scene stealers. Arnold muncul dengan banyak sekali guyonan seputar Terminator. Arnold yang memang populer andal dalam melontarkan baris kalimat menjadi sebuah memorable quote mengulanginya lagi disini.
Tapi tentu saja yang paling gila yaitu Chuck Norris. Dengan mengambil materi guyonan dari Chuck Norris Facts yang menjadi fenomena internet, kemunculannya yang kalau dihitung tidak hingga 10 menit berhasil mengundang tawa. Salut pada Chuck yang tidak aib memparodikan dirinya sendiri. Toh pada jadinya beliau justru terlihat keren. Bagaimana dengan Van Damme? Meski ini bukan pertama kalinya ia menjadi sosok penjahat, tapi bisa dibilang inilah kiprahnya yang terbesar sebagai seorang villain. Secara mengejutkan pula sosoknya terlihat meyakinkan sebagai epnjahat flamboyan berdarah dingin. Pastinya jangan lupakan kemunculan tendangan khas dari Van Damme yang sudah kita kenal semenjak Bloodsport dulu. Secara keseluruhan menanyakan kualitas kisah The Expendables 2 sama saja dengan menanyakan apakah seorang Rob Schneider akan memerankan tokoh dengan akting kualitas Oscar. Ceritanya sangat standar dan sangat banyak plot hole bertebaran dimana-mana, bahkan kalau dibandingkan dengan film pertamanya sekalipun. Logika sama sekali tidak dipentingkan dalam film ini, yang penting banyak adegan agresi yang cepat, burtal, penuh ledakan besar dan tentunya melihat begitu banyak hero uzur beraksi bersama dalam satu frame terang sebuah hal yang mengasyikkan.
Ini Lho The Expendables 2 (2012)
4/
5
Oleh
news flash