Tuesday, January 15, 2019

Ini Lho South Park: Bigger, Longer & Uncut (1999)

Saya bukanlah penggemar South Park yang rutin menonton serialnya baik lewat televisi ataupun DVD. Tapi saya sendiri cukup sering menikmati beberapa episodenya via YouTube dan cukup menikmati meskipun pada awalnya cukup kaget dengan banyak sekali konten yang terang tidak layak ditonton anak kecil. Bisa dibilang South Park adalah versi lembut dari Happy Tree Friends. Beda dengan HTF, South Park tidak hanya mengandung konten kekerasan diatas rata-rata tapi juga banyak sekali sumpah serapah dan masih banyak lagi termasuk majemuk sindiran yang cukup ekstrim. Tentu saja momen paling memorable dalam serial ini yakni momen yang menampilkan maut aksara Kenny yang selalu disusul dengan obrolan "Oh my God, they killed Kenny!" Tentu saja dengan kesuksesan luar biasa serial televisinya, tidak butuh waktu usang untuk film layar lebarnya yang rilis disaat season 3 sedang berjalan. Dirilis dengan judul Bigger, Longer & Uncut film ini memang menampilkan kisahnya dengan lingkup yang besarnya tidak tanggung-tanggung hingga dunia akhirat, durasi yang lebih panjang dan tentunya tidak ada batasan dalam sindiran dan leluconnya.

Kali ini empat sekawan tokoh utama film ini sedang berkeinginan untuk menonton film yang dibintangi duo pelawak favorit mereka yaitu Terrance dan Phillip. Meskipun film tersebut memiliki rating 'R' alasannya yakni banyaknya kata-kata bernafsu didalamnya, mereka berempat tetap berusaha mencari cara untuk sanggup menonton film tersebut. Tanpa disangka efek samping dari menonton film tersebut amat besar. Mereka berempat dan banyak anak lainnya yang telah menonton film tersebut menjadi selalu berbicara kata-kata kasar. Mereka tidak sanggup mengontrol sumpah serapah tersebut keluar dari verbal mereka. Para guru dan orang bau tanah beranggapan bahwa hal tersebut sudah melewati batas dan mulai menyalahkan Terrance dan Phillip alasannya yakni film mereka dianggap sebagai awal dari semua itu. Bahkan lingkup permasalahn makin membesar ketika rombongan orang bau tanah yang dipimpin oleh ibu dari Kyle mulai menyalahkan Kanda, negara asal duo pelawak tersebut. Konflik yang awalnya "hanya" soal anak-anak yang mengucapkan kata-kata kotor di kelas makin melebar menjadi konflik antar negara bahkan sanggup memicu tamat dunia!

Memperpanjang durasi serialnya menjadi sebuah film berdurasi 81 menit terang melipatgandakan semua kesintingan yang ada. Tentu saja tidak ada film animasi lain yang punya deretan kata-kata kotor ibarat ini. Lihat saja rating-nya yang 'R'. Film inipin terhindar dari rating 'NC-17' hanya alasannya yakni formatnya yang animasi. Hitung saja berapakali "four letter word" muncul dalam film ini. Mungkin ada ratusan kali kata tersebut muncul beserta banyak sekali kata-kata bernafsu lainnya. Hanya di film ini juga kita akan mendapati banyak sekali adegan maut yang disajikan dengan cukup sadis, dimana tentu saja termasuk adegan maut Kenny yang nantinya akan menjadi salah satu unsur penting dalam jalan kisah film ini. Bahkan di film ini pula Kenny untuk pertama kali mengatakan wajah aslinya secara total. Bukan hanya sadis dan kasar, South Park: Bigger, Longer & Uncut juga menunjukkan kepada kita salah satu penggambaran neraka paling seram dalam sejarah perfilman. Saya tidak terkejut dengan banyak sekali sumpah serapah, adegan kekerasan bahkan nudity yang muncul, tapi untuk nuansa neraka yang begitu horror yakni hal yang tidak saya antisipasi. Gantilah film ini menjadi live action makan kita akan mendapat sebuah film paling sinting yang pernah ada. Oh, mungkin adegan ranjang antara Sadam Hussein dengan setan juga punya level kegilaan dan efek kejut yang sama.
Tapi tentu saja South Park bukan hanya sebuah animasi perihal anak-anak bermulut kotor belaka, alasannya yakni ada begitu banyak satir sosial yang muncul dengan sangat cerdas. Diluar banyak sekali komedi hitamya yang tidak selalu memancing tawa, saya selalu sanggup dibentuk tersenyum dengan banyak sekali sindiran yang sangat frontal. Film ini memang memuat begitu banyak sindiran perihal isu-isu dalam masyarakat bahkan informasi politik didalamnya. Sungguh saya dibentuk terpana akan begitu banyaknya sindiran frontal yang dimasukkan oleh duo Trey Parker dan Matt Stone dalam film ini. Dasar ceritanya yakni sindiran perihal rating yang bersama-sama sering menjadi kontroversi seri South Park sendiri. Saya sangat suka dengan sindiran perihal rating ini. Meski dasarnya ini yakni sindiran bagi MPAA dalam hal rating, tapi hal ini sangat mengena kalau ditujukan bagi perfilman dan sistem rating Indonesia. Rating dalam film lokal kita sanggup dibilang sangat tidak berguna, alasannya yakni meskipun sudah dilabeli "Dewasa" tetap saja banyak anak dibawah umur yang menonton alasannya yakni sistem penjualan tiket di bioskop yang tidak mendukung pembatasan umur tersebut. Sindiran tidak hanya diberikan pada pemberi rating tapi juga kepada pihak bioskop dan para penonton sendiri. 

Tapi kemudian seiring dengan makin meluasnya cerita, sindiran lain berdatangan satu demi satu. Mulai dari sindiran bagi para orang bau tanah yang seringkali menyalahkan pihak lain ketika sang anak berperilaku jelek tanpa mengintrospeksi diri mereka hingga sindiran perihal pemerintah Amerika dan arogansi mereka. Ah, tapi menuliskan satu per satu sindiran dalam film ini terang tidak ada habisnya, alasannya yakni ada begitu banyak sindiran yang ditujukan pada banyak sekali pihak dengan banyak sekali cara yang frontal namun sangat kreatif. Yang jelas, terkadang insan sanggup lebih jelek daripada setan yang menjadi simbol kejahatan itu sendiri. Semua sindiran tersebut dibalut dengan sangat kreatif bahkan juga dengan momen musikal yang diiringi lagu yang menarik termasuk tentu saja lagu Blame Canada yang mendapat nominasi Oscar untuk Best Original Song. Namun, meski dibalut dengan banyak sekali sajian menarik dan hanya berdurasi 81 menit, momen pertengahan dalam film ini terasa sedikit membosankan dan kepanjangan. Andaikan film ini dibalut dalam bentuk short movie berdurasi dibawah satu jam saya yakin akan jauh lebih luar biasa. Tapi toh ketika masuk momen titik puncak tensi kembali naik dan menciptakan saya tertawa mengingat segala kekacauan di titik puncak itu berawal hanya dari persoalan yang amat sangat sepele. Mungkin satu hal yang sanggup dipetik sehabis filmnya berakhir: Jangan Lebay!


Artikel Terkait

Ini Lho South Park: Bigger, Longer & Uncut (1999)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email