Sunday, January 13, 2019

Ini Lho Despicable Me 2 (2013)

 
Studio animasi Illumination Entertainment membuat kejutan tiga tahun kemudian ketika film perdana mereka, Despicable Me sukses meraih pendapatan lebih dari $500 juta di seluruh dunia. Kejutan tidak hanya hingga kesuksesan komersial, alasannya ialah film tersebut juga berhasil melahirkan abjad ikonis gres yang begitu disukai oleh orang-orang di seluruh dunia. Ya, abjad tersebut tidak lain ialah Minion. Meski secara kualitas filmnya biasa saja, namun kemunculan makhluk kuning menggemaskan yang selalu mengumbar kekonyolan tersebut sukses membuat para penonton jatuh cinta. Kini sosok Minion sanggup dilihat dalam banyak sekali media, mulai dari merchandise hingga banyak sekali macam game. Tentu saja pihak studio tidak perlu berpikir panjang untuk membuat sekuelnya. Masih disutradarai oleh duo Pierre Coffin dan Chris Renaud, Despicable Me 2 akan menghadirkan kisah yang sanggup dibilang berkebalikan dari film pertamanya. Jika di film pertama Gru diceritakan ialah seorang penjahat yang ingin menguasai dunia dan berusaha mencuri bulan untuk menjadi penjahat nomor satu, pada sekuelnya ini beliau sudah bertobat dan justru direkrut untuk menghentikan agresi seorang penjahat yang berniat untuk menguasai dunia.

Ya, sekarang Gru memang sudah pensiun sebagai penjahat dan menjadi ayah dari Margo, Edith dan Agnes. Mereka berempat hidup sebagai keluarga yang bahagia, meski bahu-membahu ada yang kurang, yakni sosok istri sekaligus ibu bagi ketiganya. Suatu hari Gru dikejutkan oleh kedatangan Lucy, seorang mata-mata dari organisasi Anti-Villain League yang bertugas memberantas kejahatan berskala global. Gru dibawa secara paksa oleh Lucy untuk menemui Ramsbottom di markas besar AVL yang terletak di dasar laut. Disana Gru dengan segala pengalamannya sebagai penjahat kelas kakap dimintai dukungan untuk mencari seorang supervillain misterius yang gres saja mencuri sebuah formula genetis berbahaya. Dari situlah awal petualangan Gru dan Lucy untuk mencari sosok penjahat misterius tersebut dimulai.....dan tentunya dengan dukungan para Minion yang kali ini jumlahnya makin banyak. Jika anda menonton Despicable Me 2 dengan impian untuk menyaksikan agresi konyol para Minion maka berbahagialah alasannya ialah film ini akan memuaskan dengan sepuas-puasnya keinginan anda itu. Tidak hanya jumlah Minion saja yang makin bertambah, porsi mereka menampilkan banyak sekali agresi kolot nan konyol juga turut dilipat gandakan disini.

Orang-orang dibalik film ini memang sudah menyadari benar senjata apa yang mereka miliki. Mereka sadar bahwa untuk menyaingi Pixar lewat kisah ataupun DreamWorks lewat agresi dan kualitas grafis ialah pekerjaan yang sulit. Maka dari itu mereka menentukan mengesampingkan banyak sekali aspek tersebut dan mengerahkan amunisi andalan mereka semaksimal mungkin, yaitu Minion. Kemunculan para Minion di film ini memang begitu mendominasi, bahkan hampir setiap adegan atau setidaknya peralihan adegan akan menampilkan beberapa Minion menggemaskan yang bertindak konyol. Satu hal yang membuat kemunculan Minion di film pertama begitu Istimewa ialah alasannya ialah para makhluk kuning ini masih merupakan hal segar yang memperlihatkan dampak kejut. Selain itu, kemunculan mereka turut membangun plot ceritanya sehingga dasar kisah yang bahu-membahu biasa saja itu terasa jauh lebih menarik. Yang menjadi problem dalam sekuelnya ialah Minion terlalu berlebihan dalam mendominasi filmnya. Cerita dari film ini menjadi dikesampingkan, dan seering sekali kehilangan fokusnya. Disaat kisah mulai berjalan, tiba-tiba kita disuguhi adegan para Minion yang tidak ada hubungannya dan cerita, begitu seterusnya.
Awalnya hal itu terasa menyegarkan, tapi semakin usang ceritanya semakin awut-awutan dan melelahkan. Begitu banyak hal yang coba disampaikan oleh film ini menyerupai kisah cinta ayah dan anak serta bagaimana seorang ayah memperlihatkan perlindungan kepada anak perempuannya, sebuah keluarga yang mencari figur ibu, kisah cinta dua abjad utamanya, hingga dilema seorang penjahat yang beralih sisi kepada kebaikan. Tapi sayangnya banyak sekali kisah yang cukup banyak tersebut menjadi tidak ada satupun yang berhasil akhir cara penceritaannya yang begitu awut-awutan dan tidak terfokus. Saya tidak pernah menjadi fans berat Minion, tapi saya akui kemunculan mereka memang menghibur dan menarik ditonton. Hal itu masih berlaku di film ini, tapi porsinya yang terlalu banyak malah membuat kelucuan yang hadir makin usang makin menurun dan makin merusak jalan cerita. Plot-nya seolah tidak mempunyai tujuan dan tidak ada hasrat untuk membuat kisah yang menarik dari penulis naskahnya. Yang diperhatikan ialah bagaimana cara memunculkan Minion sebanyak dan sekonyol mungkin. Bagi saya itu ialah hal yang patut disayangkan, alasannya ialah Despicable Me 2 punya potensi yang jauh lebih banyak, menyerupai ketiga sosok gadis kecil yang di film pertamanya tidak kalah menggemaskan khususnya Agnes. Di film ini porsi mereka jauh lebih sedikit dan tidak berperan besar.

Bagi anak kecil Despicable Me 2 akan menjadi tontonan yang sangat menyenangkan, terbukti beberapa bocah yang duduk di sebelah saya selalu tertawa hampir di setiap adegan. Bagi penonton yang ingin menyaksikan para Minion sebanyak mungkin, film ini juga niscaya akan memuaskan. Tapi bagi saya Despicable Me 2 tidak ubahnya sebuah rangkaian kisah yang gagal disatukan dengan baik untuk menjadi satu kesatuan yang harmonis. Jika saya hanya ingin menonton Minion, mungkin lebih baik saya memainkan game-nya atau mengkoleksi merchandise mereka. Tapi saya mengharapkan lebih dari itu. Tetapi bagi anda yang masih belum merasa puas dengan kemunculan para Minion berbahagialah alasannya ialah tahun depan akan dirilis spin-off dari Despicable Me yang berjudul Minions. Ya, dari judulnya sanggup ditebak bahwa film tersebut akan berfokus pada para Minion tanpa terbatasi hal apapun. Mungkin hal itu akan jauh lebih baik daripada mengorbankan kisah yang seharusnya tidak berfokus pada mereka hanya menyerupai film ini yang berakhir mengecewakan.

Artikel Terkait

Ini Lho Despicable Me 2 (2013)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email