Sunday, January 13, 2019

Ini Lho Fast & Furious 6 (2013)

Jarang ada franchise film yang bertahan hingga film keenam tapi kualitasnya tetap terjaga bahkan meningkat. The Fast and the Furious ialah satu dari sedikit franchise tersebut. Disaat film ketiganya (Tokyo Drift) tidak terlalu berhasil baik secara kualitas ataupun komersial, saya menerka bahwa nyawa serial ini sudah hampir berakhir. Apalagi film keempatnya, Fast & Furious kualitasnya makin menurun meski para pemain di film pertamanya kembali dan pendapatannya meningkat dua kali dibanding Tokyo Drift. Namun siapa sangka akan muncul Fast Five yang tidak hanya memperpanjang namun juga memperlihatkan nafas gres bagi franchise ini. Dengan pendapatan $626 juta di seluruh dunia serta tanggapan positif dari para kritikus, film ini dengan berani membawa franchise ini kearah gres yang tidak hanya menampilkan agresi balapan kendaraan beroda empat tapi lebih kearah heist movie. Tentu saja post-credit scene di Fast Five yang memperlihatkan bahwa abjad Letty (Michelle Rodrihguez) masih hidup sesudah diceritakan tewas di film keempatnya memperlihatkan misteri gres pada ceritanya dan menciptakan Fast & Furious 6 (punya judul lain Fast 6 dan Furious 6) makin dinanti. Khusus bagi penonton Indonesia, kehadiran Joe Taslim yang melaksanakan debut Hollywood-nya juga menjadi bonus.

Pasca keberhasilan di Rio, Dominic (Vin Diesel) dan para timnya sekarang hidup glamor meski tetap harus bersembunyi jawaban status mereka yang masih dicari pihak kepolisian. Kejutan tiba bagi Dom dikala Luke Hobbs (Dwayne Johnson) muncul di daerah tinggalnya untuk meminta proteksi Dom dan timnya meringkus kelompok teroris yang dipimpin oleh Owen Shaw (Luke Evans). Makin terkejutlah Dom dikala ia tahu bahwa salah satu anak buah Shaw ternyata ialah Letty yang ia kira sudah tewas. Setelah menyetujui anjuran tersebut, Dom kembali mengumpulkan rekan-rekannya yang terpisah di seluruh penjuru dunia, tidak hanya untuk menangkap Shaw tapi juga untuk membawa pulang kembali Letty. Hampir semua orang baik itu penonton biasa hingga kritikus yang menganggap bahwa Fast & Furious 6 masih sebuah hiburan yang sangat menyenangkan namun masih kalah jikalau dibandingkan Fast Five. Saya sendiri tidak menyangkal bahwa adegan titik puncak di film kelimanya yang menampilkan penucrian brankas raksasa dan menghancurkan kota Rio memang super gila, memacu adrenaline dan sulit untuk ditandingi. Namun bagi saya eksklusif film keenamnya ini punya kualitas diatas film kelimanya.

Ditinjau dari adegan aksinya, Fast & Furious 6 memperlihatkan kegilaan seorang Justin Lin. Apa yang ia lakukan guna menciptakan film keenam ini melebihi Fast Five? Jawabannya ialah dengan menambah porsi adegan aksinya, menciptakan lingkupnya lebih luas serta membuatnya lebih sinting lagi. Sedari awal kita sudah disuguhkan adegan kejar-kejaran yang seru dan melibatkan balapan kendaraan beroda empat berkecepatan tinggi yang tentunya dibalut banyak ledakan dan tabrakan. Lalu makin usang adegan aksinya makin aneh lagi. Berikutnya kita disuguhi pertarungan antara regu Dom yang menggunakan mobil-mobil berkecepatan tinggi melawan kelompok Shaw yang menggunakan tank. Ya, sebuah kejar-kejaran dan pertarungan antara mobil-mobil melawan sebuah tank di jalan raya sungguh ada di film ini dan tentu saja adegan tersebut dibalut dengan bombastis. Kemuian ada sebuah kilmaks yang kali ini menampilkan lawan yang lebih aneh daripada tank, yaitu sebuah pesawat super besar (mungkin pesawat militer). Jelas banyak sekali adegan tersebut sanagt tidak masuk nalar dan begitu absurd. Namun penggarapan Justin Lin yang anggun bisa menciptakan saya melupakan semua nalar sehat dan tidak peduli dengan ketidak masuk akalan adegan agresi yang ada. Sayapun pada risikonya tidak peduli dan hanya bisa pasrah menyaksikan semua ketegangan dan keseruan yang ditembakkan oleh film ini.
Kegilaan dan keseruan semua adegan agresi tersebut menciptakan saya menilai film ini lebih baik daripada Fast Five. Memang adegan brankas itu super gila, tapi Fast & Furious 6 punya banyak adegan yang kegilaan dan keseruannya hampir menyamai titik puncak di film kelimanya. Satu hal lagi yang menciptakan saya lebih menyukai film keenam ini ialah sebab kisahnya jauh lebih personal, bukan hanya menampilkan sebuah pencurian jutaan dollar ataupun pertarungan melawan teroris tapi lebih kepada menyelamatkan anggota keluarga yang berharga. Siapa yang tidak menahan nafas dikala Toretto terbang menyelamatkan Letty yang terlemapr dari tank meskipun adegan tersebut terasa begitu tidak masuk akal? Klimaksnya sendiri sebab beberapa hal yang tidak akan saya ungkapkan sebab akan spoiler terasa lebih emosional. Film ini juga tidak lupa memperlihatkan banyak sekali twist yang cukup mengejutkan dan makin menambah daya tarik ceritanya. Jika ada hal yang menjadi kekurangan besar dalam film ini ialah ceritanya yang punya banyak lubang menganga. Saya bisa melupakan adegan aksinya yang tidak mungkin, tapi untuk ceritanya memang harus diakui terlalu banyak kecacatan yang mengganggu. Sebagai referensi ialah mengenai fakta bahwasanya yang terjadi pada Letty mengapa ia masih bertahan hidup. Singkatnya terlalu banyak lubang dan kebodohan pada alur dongeng yang cukup mengganggu.

Beruntung lagi-lagi kebodohan ceritanya bisa ditambal dengan baik tidak hanya oleh kegilaan adegan aksinya tapi juga oleh selipan humor yang begitu menghibur. Karakter Roman yang dimainkan oleh Tyrese Gibson selalu punya celotehan-celotehan dan tingkah laris yang bisa menciptakan saya tertawa lepas. Bahkan disaat ia harus menyebarkan momen komedi dengan abjad lain misalkan Han (Sung Kang) ataupun Tej (Ludacris) mereka bisa ikut mengimbangi dengan humor segar yang mereka lontarkan. Fast & Furious 6 memang ialah film hiburan ekspresi dominan panas yang lengkap. Meskipun kualitas naskah tidak terlalu baik, namun semua hiburan yang ada baik dari adegan agresi bombastis hingga selipan humor segar berhasil dimaksimalkan dengan begitu baik oleh Justin Lin. Tentunya sebagai penonton dari Indonesia saya tidak akan lupa membahas penampilan Joe Taslim disini. Diluar dugaan sosoknya muncul sedari awal film hingga kepingan simpulan klimaksnya. Jika dibandingkan dengan anak buah Shaw yang lain, sosok Jah yang ia mainkan terang paling menonjol. Bahkan jikalau dibandingkan dengan Owen Shaw sendiri yang terasa kurang menggigit, Jah terasa jauh lebih perkasa. Bertarung melawan Han dan Roman, hingga pada risikonya mengendarai sebuah tank di jalan raya ialah highlight bagi Joe Taslim disini. Apakah ia akan muncul kembali di film ketujuh?

Saya terang akan menunggu film ketujuhnya yang akan dirilis pada ekspresi dominan panas tahun depan. Meskipun sutradara Justin Lin tidak kembali dan ada kemungkinan Dwayne Johnson juga tidak sebab bertabrakan dengan agenda syuting Hercules, film ketujuhnya tetap akan menarik untuk ditunggu. James Wan (Insidious) akan menggantikan Lin, dan tentunya akan ada satu lagi pemain film sabung kelas satu yang muncul sesudah di credit scene film ini ia sudah muncul sekilas. Siapa lagi kalau bukan Jason Statham! Rasa-rasanya The Fast and the Furious justru lebih pantas disebut sebagai all-star akto sabung jikalau dibandingkan dengan The Expendables. Mungkin franchise ini akan bertahan setidaknya hingga angka delapan atau sembilan, dan saya akan tetap mengikutinya asalkan pengembangan ceritanya tidak dipaksakan dan tidak mengambil perlakuan menyerupai komik dimana tidak ada yang kekal termasuk maut karakternya.

Artikel Terkait

Ini Lho Fast & Furious 6 (2013)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email