Thursday, January 17, 2019

Ini Lho John Carter (2012)

Produksi film yang diangkat dari novel A Princess of Mars yang dirilis 100 tahun kemudian karya Edgar Rice Burroughs ini memang amat menyita perhatian. Ada beberapa faktor yang menciptakan film ini amat ditunggu. Yang pertama terang alasannya yaitu film ini diangkat dari novelnya Edgar Rice Burroughs, dimana A Princess of Mars yaitu novel pertama dari total 11 seri Barsoom yang ia tulis. Lalu menyelidiki sutradaranya juga menarik alasannya yaitu ada nama Andrew Stanton yang selama ini dikenal sebagai sutradara animasi pixar lewat karyanya ibarat Wall-E dan Finding Nemo. John Carter sendiri yaitu film live action pertama darinya. Lalu kita lihat bujet yang digelontorkan mencapai $250 Juta yang kalau saya tidak salah menimbulkan film ini film termahal kelima sepanjang sejarah yang bahkan melebihi Avatar.  Tapi anehnya tidak ada satupun nama besar yang jadi jualan utama film ini. Paling hanya ada Willem Dafoe, Mark Strong dan Thomas Haden Church yang mana mereka juga bukan jadi jualan utama.

John Carter (Taylor Kitsch) yaitu mantan angkatan bersenjata Amerika Serikat yang sekarang beralih profesi sebagai pemburu/penambang emas. John yang sekarang menjadi buronan militer Amerika Serikat sempat tertangkap sebelum balasannya berhasil kabur dan malah terjebak dalam pertempuran militer Amerika melawan suku Apache. Ditengah pertempuran John yang bersembunyi dalam sebuah gua diserang oleh orang misterius. Setelah berhasil melumpuhkan orang tersebut John mengambil sebuah medali yang digenggam orang itu dan secara tiba-tiba John terbangun disebuah kawasan misterius yang ternyata yaitu Mars atau yang punya nama setempat Barsoom. Awalnya John diperlakukan layaknya tahanan oleh suku Tharks yang berwarna hijau dan tingginya diatas ukuran insan Bumi. Tapi kemudian John mulai memperliahtkan kehebatannya yang bahwasanya muncul alasannya yaitu perbedaan gravitasi antara Bumi dan Mars, sehingga John menjadi sangat berpengaruh dan bisa melompat luar biasa tinggi dan jauh.
Tidak butuh waktu usang juga bagi John untuk terlibat lebih jauh dalam banyak sekali konflik di Mars termasuk dalam sebuah perang saudara yang telah berlangsung selama seribu tahun antara kota Zodanga dan Helium. John sekarang harus membantu Dejah Thoris (Lynn Collins) yang merupakan puteri dari Hellium untuk bisa mengalahkan Sab Than (Dominic West) yang merupakan pimpinan dari Zodanga yang telah mengancam akan menghancurkan Hellium jikalau Dejah tidak dinikahkan dengannya. Tentu saja bahwasanya saya sendiri tidak pernah menempatkan ekspektasi yang terlalu tinggi akan film ini dan saya hanya berharap John Carter akan jadi sebuah suguhan yang menghibur khususnya dari segi imbas visual mengingat bujetnya yang raksasa tersebut. Pada balasannya imbas Istimewa yang dihadirkan memang termasuk megah, tapi jikalau menyelidiki bujetnya yang bahkan menandingi Avatar, apa yang dihadirkan oleh film ini terasa biasa saja. Jika saja film ini berbujet maksimal $200 juta maka segala imbas yang muncul termasuk lumayan, tapi melihat angka bujet yang termasuk 5 besar paling mahal sepanjang masa, saya rasa John Carter masih kurang maksimal. Meski begitu tetap harus diakui banyak sekali gambar yang muncul dalam film ini termasuk pengemasan set dan lain-lain tampil cukup memuaskan.
Untuk ilham dongeng terang kisah yang ditulis Edgar Rice Burroughs ini punya begitu banyak konsep yang amat menarik dan kreatif entah itu dari konsep perjalanan antar planetnya, teknologinya, hingga setting lokasinya. Mungkin ada beberapa pendapat yang menyampaikan bahwa daripada sebuah planet lain, Mars yang ditampilkan dalam film ini lebih ibarat sebuah kerajaan di gurun pasir. Pendapat yang tidak keliru sebenarnya, tapi bagi saya pribadi hal ini yaitu sebuah keunikan tersendiri. Kita sendiri intinya tidak tahu niscaya ibarat apakah kehidupan dan teknologi yang ada di Mars (andai ada kehidupan) jadi sah-sah saja berdasarkan saya penggambaran Mars ibarat yang ada di film ini. Justru dari John Carter ini ada sebuah pelajaran berharga yang bisa kita petik dimana seringkali kita merasa sudah sangat tahu akan sesuatu yang bahwasanya kita sendiri belum mengetahui secara niscaya akan hal tersebut. Dalam film ini hal ibarat itu terlihat terang disaat ada perdebatan kecil antara John Carter dan Dejah Toris mengenai perbedaan nama bagi planet-planet dalam tata surya termasuk Bumi dan Mars. Sama ibarat kita yang seringberanggapan bahwa jikalau film wacana kehiudpan di planet lain haruslah jauh lebih canggih dan modern dibandingkan Bumi.

Untuk konsep wacana peradaban dan banyak sekali pernak-pernik di Mars memang oke, tapi sayangnya John Carter agak sedikit kurang dalam hal kedalaman kisah. Padahal bahwasanya kekuatan terbesar dari film ini yaitu pada pencampuran antara agresi dan visual imbas yang megah, konsep yang unik dan ditambah kedalaman cerita. Di beberapa bagian, ketiga aspek tersebut bersatu dengan baik misalnya pada dikala John Carter bertarung melawan ratusan pasukan Warhoon dimana pada adegan itu ditunjukkan pergolakan hati Carter yang merasa kali ini harus mempertaruhkan segalanya untuk bisa menyelamatkan perempuan yang ia cintai dan tidak mengulangi kesalahannya dulu dikala harus kehilangan keluarganya. Adegan tersebut berhasil dikemas dengan begitu baik dan epic. Tapi disaat sebuah kedalaman dongeng dalam film ini harus ditampilkan tanpa dibarengi adegan agresi yang megah, momen itu gagal hingga dengan baik ibarat semisal konflik batin yang dialami oleh Sola dan Dejah. Mudah bagi saya hanya John Carter saja yang bisa sedikit menarik simpati saya. Sangat disayangkan padahal film-film animasi karya Stanton sangat menyentuh dan sangat jago menarik simpati penontonnya.

Ending filmnya sendiri saya cukup suka, dimana terdapat beberapa kejutan-kejutan kecil yang menyenangkan. Mungkin balasannya bisa dibilang agak klise tapi bagi saya itulah cara terbaik untuk mengakhiri film ini dan menjembatani film ini dengan sekuelnya nanti yang rencananya akan diubahsuaikan dari novel The God of Mars. Secara keseluruhan John Carter tidak akan mengecewakan penontonnya. Bagi yang berharap film ini akan menjadi sebuah hiburan penuh agresi dan imbas Istimewa megah maka John Carter punya itu semua. Kemasannya juga ringan, banyak selipan humor yang cukup lucu dan gampang dicerna. Meski kedalaman ceritanya tidak terlalu berhasil dimunculkan tapi setidaknya jalan ceritanya masih menarik diikuti. Tapi patut disayangkan juga film ini tidak sebesar yang saya bayangkan, bujet raksasa yang ada memang tidak terlihat terlalu sia-sia tapi tetap saja semestinya John Carter bisa lebih epic dan lebih besar lagi dari ini.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho John Carter (2012)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email