Thursday, January 17, 2019

Ini Lho Carnage (2011)

Film yang disesuaikan dari sebuah drama panggung pastilah menarik dan punya beberapa hal unik yang merupakan faktor bawaan dari drama panggung tersebut. Hal-hal unik tersebut contohnya setting lokasi yang tidak banyak bahkan biasanya hanya di satu lokasi, dialog-dialog yang padat, atau mungkin komposisi panggung yang masih digunakan dalam filmnya. Carnage yang merupakan pembiasaan dari drama panggung berjudul God of Carnage buatan Yasmina Reza terang jadi sebuah film yang amat menarik untuk ditunggu alasannya ialah faktor tersebut. Tapi selain alasannya ialah merupakan pembiasaan drama panggung, Carnage punya fakotr lain yang menciptakan film ini sangat layak dinantikan, yaitu berkaitan dengan nama-nama yang terlibat didalamnya. Di dingklik sutradara ada Roman Polanski yang karya-karyanya selalu berkualitas meskipun sedang dalam permasalahan hukum. Sedangkan di jajaran pemainnya ada tiga pemenang Oscar yakni Jodie Foster, Kate Winslet dan Christoph Waltz. Selain itu ada juga peraih nominasi Oscar, John C. Reilly.

Cerita dalam film ini sebetulnya sangat sederhana, yaitu mengenai pertemuan antara dua pasang orang bau tanah yang membahas mengenai pertikaian kedua anak mereka yang berujung pada salah seorang anak memukul anak yang lain dengan kayu sampai harus kehilangan dua giginya. Pasangan Nancy Cowan (Kate Winslet) dan Alan Cowan (Christoph Waltz) berkunjung kerumah pasangan Penelope Longstreet (Jodie Foster) dan Michael Longstreet (John C. Reilly) untuk meminta maaf sekaligus membahas mengenai bagaimana cara untuk menuntaskan permasalahan yang terjadi antara bawah umur mereka. Awalnya mereka mencoba untuk meyelesaikan problem ini dengan tenang dan dewasa. Tapi lama-kelamaan diskusi santai tersebut makin memanas dan alhasil perlahan berubah jadi sebuah debat yang bercampur pertengakaran hebat.
Hanya ber-setting di sebuah apartemen dan hanya butuh empat orang pemain drama handal, Carnage bisa membangun suasana dengan begitu intens selama 80 menit durasinya. Karakterisasi yang berpengaruh dari keempat karakternya ialah sebuah modal yang amat berharga bagi film ini alasannya ialah intinya Carnage ialah mengenai empat orang yang pada awalnya bersembunyi dibalik sebuah topeng atas nama budpekerti dan berada dalam tugas mereka masing-masin baik itu sebagai orang tua, istri maupun suami. Hingga pada alhasil ketika konflik makin memanas dan perasaan mereka mulai terlukai topeng tersebut perlahan alhasil lepas dan keempat orang remaja itu mulai menunjukkan sifat orisinil mereka secara terang-terangan dan individual tanpa ada lagi pemanis siapa suami siapa atau siapa orang bau tanah siapa. Yang ada hanya mereka sebagai diri mereka masing-masing dengan sifat perasaan sekaligus cara pandang mereka masing-masing yang tidak lagi ditutup-tutupi untuk dikeluarkan ketika itu juga. Saat itulah dasar karakterisasi dan akting yang berpengaruh jadi amat penting untuk membangun suasana film ini.
Para tokoh istri yang dieparankan Jodie Foster dan Kate Winslet terlihat sedikit lebih menonjol aktingnya dibandingkan Waltz ataupun Reilly. Jodie Foster disini ialah Penelope yang sedari awal sudah terlihat menggunakan sebuah topeng kepura-puraan namun di beberapa kesempatan beliau terlihat sedikit membiarkan perasaan aslinya terbuka dalam bentuk celetukan-celetukan ataupun sindirian terhadap kedua tamunya tersebut. Sedangkan Nancy yang diperankan Kate Winslet ialah sosok yang sebetulnya juga terlihat kepura-puraannya yang mana ia lakukan atas nama adab. Hubungannya dengan sang suami, Alan mencerminkan korelasi suami-istri yang punya keuangan mapan dimana sang suami terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan terasa tidak mempedulikan istrinya. Menarik melihat bahwa ternyata Winslet bisa berakting komedik dengan begitu baik. Waltz sebagai Alan sendiri ialah sosok yang paling memancing tawa dan menarik perhatian bagi saya dengan celetukan-celetukan sarkasme miliknya. Okelah karakternya ialah yang paling tidak menggunakan topeng, tapi tetap saja beliau ialah abjad yang amat menarik. Sedangkan Michael dari Reilly ialah sosok yang paling tebal menggunakan topengnya tapi ternyata dialah yang paling tidak bisa mempertahankan itu.

Tapi akting keempat pemain yang hebat itu juga tidak akan bisa mengangkat film ini kalau tidak ada naskah yang baik. Dan pembiasaan yang dilakukan Roman Polanski terhadap naskah panggungn tersebut terbukti berhasil dimana dalam dialog-dialog yang ada terasa begitu menarik. Banyak terhadap komedi satir didalamnya yang beberapa kali mengungkapkan mengenai cara pandang masing-masing tokohnya terhadap suatu permasalahan. Salah satu obrolan menarik bagi saya ialah ketika Michael mengungkapkan pandangannya wacana bagaimana seorang laki-laki yang lebih mencari perempuan yang hot dan menarik secara fisik dibandingkan disaat kini dimana perempuan mulai "tergila-gila" menajdi sosok intelektual yang amat peduli terhadap kelangsungan dunia dan terkadang mulai kehilangan sisi feminisme yang mereka miliki.

Mungkin kalau bukan Polanski, sosok sutradara dalam film ini akan terlewatkan dari pandangan penontonnya, alasannya ialah memang terasa bahwa ini bukanlah film yang menitikberatkan pada penyuteradaraan melainkan pada interaksi antar karakternya yang dinamis. Tapi bukan berarti Polanski sebagai sutradara tidak patut mendapat pujian. Merangkai adegan demi adegan yang merupakan interpretasi dari sebuah drama panggung atau teater menjadi sebuah media film yang menarik bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak aspek dalam kedua media tersebut yang jauh berbeda. Dan pada alhasil ketika film ini berhasil tampil memuaskan dan yummy ditonton, maka Polanski patut mendapat acungan jempol. 

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Carnage (2011)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email