Ada banyak sekali aksara dalam film yang terasa menyebalkan khususnya aksara anak-anak, tapi berdasarkan saya hanya ada 2 jenis aksara bocah menyebalkan dalam film. Yang pertama ialah yang sangat menyebalkan tapi ia menyebalkan tanpa dasar yang besar lengan berkuasa kenapa ia menyebalkan. Makara seolah aksara itu memang hanya harus terlihat menyebalkan. Contohnya ialah Dakota Fanning di War of the Worlds dan Jaden Smith di The Day the Earth Stood Still. Tapi ada juga tipe yang menyebalkan tapi sifat menyebalkannya itu punya latar belakang kenapa sanggup terbentuk pada diri anak itu. Nah, aksara Cyril yang diperankan Thomas Doret dalam film ini masuk tipe yang kedua.
Cyril yang gres berusia 11 tahun ditinggalkan oleh sang ayah di sebuah panti asuhan. Cyril yang hanya diberitahu akan tinggal sementara waktu disana merasa tidak percaya ketika mendapati fakta bahwa ayahnya telah pergi meninggalkannya. Bahkan sang ayah juga telah meninggalkan apartemennya. Tapi yang menciptakan Cyril paling tidak percaya ialah ketika sang ayah menjual sepeda kesayangan Cyril. Padahal selama ini Cyril selalu menghabiskan waktunya mengendarai sepeda tersebut. Lalu Cyril tanpa sengaja bertemu dengan seorang penata rambut berjulukan Samantha (Cécile de France). Samantha ternyata menaruh simpati pada Cyril bahkan ia juga berhasil menemukan sepeda Cyril. Semenjak itu tiap final pekan Cyril selalu tinggal bersama Samantha. Tentu bukan hal gampang bagi Samantha menghadapi Cyril yang perilakunya tidak mau diatur dan terkadang "liar".
Karakter Cyril memang sering memperlihatkan sikap yang sangat menyebalkan dan beberapa kali terasa kelewatan. Tapi saya tidak serta merta membenci Cyril lantaran kita akan sanggup melihat latar belakang kenapa ia sanggup berperilaku ibarat itu. Seorang anak jadi menyebalkan dan liar ada beberapa sebab. Yang pertama sanggup lantaran faktor bawaan atau keturunan, yang kedua ialah fakotr bentukan lingkungan sekitar. Cyril sendiri masuk yang pertama. Cyril ialah anak yang mencintai ayahnya, tapi ia dikhianati dan ditelantarkan begitu saja. Bahkan sang ayah menjual benda kesayangannya. Tentu saja hal itu akan berdampak bagi kepribadian sang bocah. Cyril juga terlihat mencari daerah yang sanggup menerimanya.
Ada belahan yang cukup menyentuh saya disaat Cyril memperlihatkan senyumnya untuk pertama kali ketika bersama dengan Samantha. Lalu Cyril juga terlihat antusias ketika diajak bermain futsal bersama temannya sehabis sebelumnya hanya memandangi. Hal itu jugalah yang menciptakan Cyril dengan gampang menuruti perintah Wes (Egon di Mateo) lantaran ia merasa diterima dan diperlakukan istimewa. Walau saya memahami tapi sulit bagi saya untuk benar-benar sanggup bersimpati pada Cyril lantaran tetap saja banyak sekali kelakuannya sangat liar dan tidak terkontrol. Meski begitu saya mulai sanggup bersimpati ketika film mendekati final dimana Cyril mulai berkembang menjadi lebih baik dan tidak melawan lagi. Bahkan ending filmnya juga menyisakan perasaan haru sekaligus sedikit sesak melihat apa yang diperbuat Cyril.
Film peraih penghargaan "Grand Prix" di Cannes Film Festival ini memang ceritanya sangat sederhana. Pengemasannya juga sederhana dimana jarang sekali terdengar iringan musik scoring. Tapi kesederhanaan itu ternyata memperlihatkan bekas yang cukup mendalam untuk saya renungkan khususnya mengenai bagaimana menilai segala sikap orang lain supaya tidak asal menilai dari yang tampak luar saja. Tapi supaya bagaimanapun saya tetap merasa aksara Cyril agak terlampau menyebalkan.
RATING:
Ini Lho The Kid With A Bike (2011)
4/
5
Oleh
news flash