Jujur saja masa kecil saya bukanlah pecinta The Muppet Show. Saat itu saya lebih sering menonton Sesame Street dengan Elmo dan kawan-kawan. Bukan saya tidak suka tapi seingat saya di kampung saya dulu tidak ada televisi yang menyiarkan pertunjukkan Kermit dan para Muppet tersebut. Makara bagi saya sama sekali tidak ada perasaan nostalgia ketika akan menonton The Muppets ini. Yang menarik perhatian tentu saja ialah marketing yang dilakukan untuk promosi film ini. Tidak hanya gencar tapi juga unik dimana kita tentu ingat beberapa fake trailer yang dibuat. Tanggapan dari para kritikus juga memuaskan dimana website Rotten Tomatoes memberi nilai 96% yang terang tergolong sangat tinggi untuk film anak-anak. Film ini sendiri dibintangi oleh Jason Segel dan Amy Adams beserta banyak cameo selebirits lainnya macam Jack Black hingga Neil Patrick harris. Bagi Segel sendiri ini ialah proyek cita-cita baginya yang merupakan pecinta para Muppet sedari kecil dulu.
Film ini berkisah wacana dua bersaudara (yang anehnya) beda "jenis", yaitu Gary (Jason Segel) yang terang seorang insan dan Walter (Peter Linz) yang ialah muppet. Keduanya ialah pecinta The Muppet Show khususnya Walter yang sangat memuja Kermit dan kawan-kawan. Sampai datang suatu hari yang dinantikan Walter disaat Gary dan kekasihnya, Mary (Amy Adams) akan pergi ke Los Angeles untuk merayakan 10 tahun berjalannya kekerabatan mereka berdua. Gary turut mengajak Walter ke L.A. dimana disana mereka akan mengunjungi Muppet Theater yang merupakan rumah para muppet. Tapi sesampainya disana kawasan tersebut sudah tak ubahnya gedung bau tanah yang tak terurus alasannya ialah ternyata sudah semenjak usang para muppet tidak lagi mengadakan pertunjukkan dan sudah tidak bersama lagi. Yang mengejutkan lagi Walter secara tidak sengaja mendengar bahwa Tex Richman (Chris Cooper) yang seorang juragan minyak akan merobohkan bangunan tersebut untuk mencari sumber minyak yang ada dibawahnya. Kini ialah kiprah bagi Walter, Gary dan Mary untuk bisa mengumpulkan para muppet supaya mereka mengadakan pertunjukan lagi untuk menggalang dana biar bangunan bersejarah itu tidak jadi diruntuhkan.
Beginilah seharusnya sebuah film bawah umur sekaligus film nostalgia dibuat. Film bawah umur seharusnya tidak hanya bisa menghibur bawah umur tapi juga kalangan umur lainnya. Film nostalgia juga seharusnya tidak hanya bisa menghibur fans usang tapi juga bisa menghibur orang awam yang menontonnya. The Muppets berhasil menjadi sebuah film anak yang menghibur bagi remaja dan dewasa, sekaligus film nostalgia yang akan menciptakan fans muppet kegirangan dan bahkan menangis alasannya ialah nostalgia sekaligus bisa menciptakan orang awam ibarat saya mencicipi bagaimana menyenangkannya bermain bersama para muppet. Sedari awal saya eksklusif mencicipi aura kebahagiaan dari film ini. The Muppets adalah sebuah feel good movie. Semua aspek yang ada dalam film ini begitu gampang untuk disukai. Jalan ceritanya yang ringan, iringan musiknya yang yummy didengar dan punya feel yang kuat, formasi pemain insan yang tidak kalah memikat dari para muppet, dan banyaknya cameo yang muncul dan tidak asal ditempatkan saja.
Ceritanya memang sederhana sehingga akan sangat gampang diikuti. Memang banyak terdapat kekonyolan dan hal yang tidak logis di film ini, tapi siapa peduli? Toh The Muppets bukan menekankan pada logika tapi lebih pada sisi magis dan menyenangkan yang dibawa didalamnya. Jason Segel sebagai bintang film utama insan di film ini terlihat begitu menikmati perannya. Sangat terlihat ia sedang menikmati sebuah mimpi yang jadi kenyataan bermain diantara para muppet idolanya. Senyum dan tawanya yang tulus, kesedihannya yang natural, seolah ia memang hidup diantara para muppet tersebut. Jason Segel telah mewujudkan mimpina sendiri sekaligus mewujudkan mimpi para penggemar muppet lainnya di seluruh dunia. Amy Adams juga tidak kalah mempesona. Karakternya gampang dicintai. Gadis anggun yang riang, dimana meskipun dalam hatinya ia mencicipi kecemburuan tapi tidak serta merta ia luapkan pada sang kekasih dan menjadi gadis menyebalkan layaknya di film romantis kebanyakan. Sosok gadis idaman, begitulah Mary yang diperankan Amy Adams disini.
Para bintang lain yang menjadi cameo juga tampil menarik. Jack Black yang memerankan dirinya sendiri disini justru terlihat jauh lebih lucu dibanding peran-peran lain yang ia mainkan di film akhir-akhir ini. Emily Blunt, Ken Jeong, Jim Parsons dan Zach Galifianakis juga sama memikatnya. Neil Patrick Harris sayangnya tidak berkesempatan mengatakan daya pikatnya dalam porsi yang banyak disini. Kemunculan Selena Gomez diluar dugaan bisa menarik perhatian. Awalnya saya kira ia muncul dengan porsi sebagai selebriti gemerlap yang dipuja, tapi disini ia muncul sebagai sosok yang mungkin akan dijadikan materi tertawaan oleh orang yang tidak menyukainya ataupun para pembenci Bieber.
Satu lagi yang tidak bisa dipisahkan dari film ini ialah iringan musiknya yang luar biasa. Lihat bagaimana lagu "Life's a Happy Song" dan "Man or Muppet" dibawakan. Sungguh luar biasa! Ya, The Muppets ialah film yang sederhana tapi justru dari kesederhanaan tersebut muncul ikatan perasaan yang berpengaruh dengan penontonnya. Sungguh disayangkan pendapatan film ini tidak terlalu memuaskan meskipun menguntungkan. Apakah bawah umur memang sudah tidak bisa mendapatkan film bagus macam ini? Saya harap tidak.
RATING:
Ini Lho The Muppets (2011)
4/
5
Oleh
news flash