Sunday, January 6, 2019

Ini Lho My Neighbors The Yamadas (1999)

Lewat pembiasaan manga Nono-chan ini Isao Takahata membuat salah satu film Ghibli dengan visual paling unik (selain The Tale of the Princess Kaguya yang juga garapannya) sekaligus paling ringan meski jauh dari yang terbaik. Daripada memperlihatkan satu narasi panjang, Isao Takahata menentukan untuk mengemas My Neighbors the Yamadas sebagai rangkaian sketsa. Tiap denah menggambarkan rangkuman kehidupan keluarga Yamada dengan judul-judul unik ibarat "Father as Role Model" atau "Patriarchal Supremacy Restored". Kita diajak melihat betapa jenakanya keluarga Yamada yang terdiri dari lima orang: Takashi (ayah), Matsuko (ibu), Noboru (anak pertama), Nonoko (anak kedua) dan Shige (nenek). Tiap denah berdurasi pendek menghadirkan konflik dalam keseharian mereka. Tentu ada konflik, tapi yang ditampilkan oleh Takahata yaitu konflik sederhana ibarat berebut remote televisi, ketinggalan payung, anak yang hilang di mall, kisah pacar pertama, dan lain-lain. 

Setiap konflik dibalut dengan komedi quirky, membuatnya terasa ringan. Tapi dengan pengemasan dalam bentuk denah dan komedi kental tidak membuat film ini hanya menjadi sebuah sit-com. Ada drama yang hangat perihal keluarga serta banyak sekali sendi kehidupan sehari-hari. Bahkan meski begitu ringan, My Neighbors the Yamadas tidak jarang terasa filosofis dengan rangkaian kalimat puitis dan terkadang menggelitik setiap satu tema denah berakhir. Keseimbangan antara drama keluarga dan komedi yaitu kunci keberhasilan film ini meski terkadang komedi terlalu menutupi sentuhan dramanya. Lelucon yang hadir tidak dipaksakan sebab berupa momen menggelitik yang biasa hadir diantara keseharian kita, tentunya dikemas dengan hiperbolis demi menambah kelucuan. Sederhana dan begitu akrab dengan kehidupan penonton membuat komedinya bekerja dengan baik. Jangan heran kalau anda menemukan beberapa insiden dalam film ini pernah anda alami sendiri.
Karakterisasi unik dan interaksi diantara mereka menjadi daya tarik yang selalu terasa segar. Takashi yang berusaha keras menjadi ayah terbaik, Matsuko yang selalu malas, Shige yang bermulut pedas sekaligus yang paling "kuat", Noboru dengan konflik usia remaja, hingga Nonoko yang termuda tapi di beberapa kesempatan justru tampak sebagai yang paling "normal" semuanya berjalan selaras, sebagaimana sebuah keluarga yang terdiri dari individu berbeda-beda tapi harus saling melengkapi. Mereka saling bertengkar, berbeda pendapat, tapi dibalik semua itu kita tahu bahwa mereka saling menyayangi. Perasaan itulah yang memperlihatkan hati, membuat kehangatan bagi film ini. Isao Takahata sukses mengembalikan memori indah perihal betapa bahagianya suatu keluarga yang berkumpul bersama. Kebahagiaan sederhana yang sanggup didapat meski hanya lewat tertawa bersama, makan bersama, atau bahkan saling berdebat. 
Simpel tapi imajinatif. Hal itu terpampang terperinci dari bagaimana Isao Takahata mengemas kisah dan aspek visualnya. Bagi saya, keberhasilan mengemas kisah dengan konsep sederhana yang justru sering terlewatkan oleh observasi banyak orang sama imajinatifnya dengan sajian high concept. Visualnya sendiri terkesan begitu sederhana dengan pewarnaan ala cat air penuh warna lembut yang tidak penuh mengisi layar. Tapi di beberapa bagian, Isao Takahata juga menyempatkan diri untuk menampilkan kemeriahan ibarat yang terlihat pada pembuka sekaligus epilog film ini. Meriah dan lagi-lagi imajinatif ketika keindahan fantasi melebur dengan realisme kuat, membuat keindahan sureal penuh filosofi puitis. 

My Neighbors the Yamada bukannya tanpa kelemahan. Sketsa demi sketsanya memang menyenangkan diikuti, tapi bagi aku film ini tetap lebih cocok sebagai seria animasi dengan durasi 20-30 menit daripada film panjang 100 menit. Memang terasa hangat, tapi tidak ada kedalaman lebih yang sanggup membuat aku tersentuh dengan drama keluarganya. Itulah kenapa film ini tidak sanggup disejajarkan dengan sajian terbaik Ghibli, bahkan bagi Isao Takahata sendiri ini bukanlah yang terbaik. Tapi biarpun ibarat itu, My Neighbors the Yamadas adalah tipikal film menyenangkan yang akan membuat tiap penontonnya dengan senang hati mengunjungi kembali keluarga Yamada dengan segala keunikan mereka dikala waktu senggang.

Artikel Terkait

Ini Lho My Neighbors The Yamadas (1999)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email