Wednesday, January 16, 2019

Ini Lho Pina (2011)

Pina Bausch yang jadi sosok dan karya-karyanya jadi sorotan utama dalam film ini yakni seorang penari sekaligus guru tari. Tidak hanya itu, Pina juga dikenal sebagai salah satu modern dancer paling kuat alasannya yakni gaya tariannya yang unik. Dalam performanya, Pina menggabungkan aneka macam unsur menyerupai properti panggung, set panggung yang unik, dan interaksi antar dancer diatas panggungnya juga terasa begitu hidup. Style ini disebut sebagai Tanztheater atau dance theater. Disebut begitu alasannya yakni para penarinya tidak hanya asal menari tapi seolah sedang bermain drama panggung dalam interaksi mereka satu sama lain atau dalam penggunaan properti-properti yang ada diatas panggung. Dalam pembuatan film ini, sutradara Wim Wenders sempat menghentikan produksi disaat Pina meninggal dunia pada Juni 2009. Tapi atas dorongan penari-penari asuhan Pina, Wim meneruskan pembuatan dokumenter ini.

Dalam menggambarkan seorang tokoh yang punya style tari yang unik, Wim Wenders juga memakai teknik dokumenter yang tidak kalah unik. Jika dalam The Arbor dokumenter perihal penulis naskah drama panggung disajikan dalam bentuk semi-teatrikal, maka dalam Pina Wim menggabungkan pertunjukkan dance yang dilakukan anggota Tanztheater Wuppertal yang diasuh Pina dengan sedikit komentar-komentar dari mereka. Ada empat karya Pina yang ditampilkan dalam film ini, yaitu The Rite of Spring, Cafe Muller, Kontakthof, dan Vollmond. Dari melihat keempatnya saya mulai mengerti kenapa Pina disebut sebagai orang yang menawarkan imbas besar pada dunia modern dance. Oke, saya memang tidak sepenuhnya mengerti makna dari tarian-tarian tersebut, tapi sangat terlihat keindahan dan keunikan didalamnya. Pemanfaatan properti gila-gilaan menyerupai penaruhan tanah diatas panggung, kerikil besar, hingga penggunaan air yang tiak tanggung-tanggung hingga membanjiri panggung yakni bentuk dari karya-karya Pina Bausch yang outstanding.
Tidak hanya itu, menyerupai yang juga sudah saya tuliskan diatas, interaksi antar dancer yang pada risikonya membentuk sebuah dongeng diatas panggung benar-benar muncul dengan unik seolah saya sedang menonton pementasan teater. Begitu dikonversikan menjadi sebuah film, momen-momen indah dan penting yang ada dalam pertunjukkan tersebut juga berhasil ditangkap dengan begitu baik tanpa perlu mengurangi esensi pertunjukannya. Senang sekali melihat gerakan-gerakan unik yang dipadukan sehingga membentuk rangkaian dongeng yang meski tidak kesemuanya bisa saya mengerti tapi sudah cukup menjadikan kekaguman atas bagaimana gerakan tersebut ditampilkan dan disatukan. Tapi memang kekurangan film ini yakni kurangnya gosip mengenai tarian-tarian yang ditampilkan. Akan lebih baik kalau dalam penyajiannya disebutkan dulu sedikit perihal latar belakang tarian tersebut atau sedikit hint mengenai ceritanya sehingga penonton awam setidaknya bisa menebak-nebak inti dongeng tarian tersebut dan tidak hanya terpukau oleh gerakannya.

Selain penampilan karya-karya besar dari Pina, film ini juga menawarkan selingan berupa sepatah dua patah kata dari murid-murid Pina yang kemudian disambung dengan mereka melaksanakan tarian sesuai dengan gaya dan keahlian mereka masing-masing. Walaupun tidak dilakukan di set atau panggung yang besar menyerupai keempat karya Pina, penampilan dari mereka satu per satu ini punya keunikan alasannya yakni lokasinya yang tidak biasa dan beberapa kali dilakukan di kawasan umum menyerupai di tengah jalan, di taman, hingga didalam kereta. Dari komentar mereka kita bisa tahu bagaimana jasa seorang Pina Bausch dalam karir mereka. Melihat gerakan mereka kita bisa tahu bagaimana Pina Bausch bisa melahirkan murid-murid yang hebat. Tapi sayangnya penempatan selingan-selingan ini kadang terasa mengganggu alasannya yakni beberapa kali memotong adegan pertunjukkan yang sedang berlangsung dan mengurangi esensinya walaupun sedikit. Sosok Pina sendiri kurang disorot lebih dalam film ini sehingga penonton tidak akan terlalu mengalami keterikatan padanya, tapi toh ini bukan biopic. Ini yakni dokumenter mengenai karya-karya Pina, dan karya-karya itu berhasil ditangkap dengan luar biasa indah lewat film ini.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Pina (2011)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email