LDR atau Long Distance Relationship terang sudah jadi sebuah hal yang sering terjadi di jaman kini sekaligus dapat dibilang salah satu problema terbesar dalam menjalin korelasi asmara. Ada pasangan yang menentukan mengakhiri korelasi mereka alasannya takut kalau nantinya mereka tidak dapat menjaga perasaan masing-masing dan menentukan mengakhirinya sebelum kekhawatiran mereka itu terjadi. Tapi ada juga yang menentukan meneruskan korelasi itu atas dasar perasaan cinta yang masih menggebu meski perasaan rindu dan khawatir akan seringkali menghantui keseharian masing-masing. Dalam film indie yang disutradarai oelh Drake Doremus ini, yang disoroti yaitu mengenai pasangan yang menentukan berusaha mempertahankan korelasi mereka meskipun terpisah jarak yang amat jauh. Cerita dalam Like Crazy sendiri didasarkan pada kisah kasatmata yang pernah dialami oleh sang sutradara dengan mantan istirnya.
Anna (Felicity Jones) dan Jacob (Anton Yelchin) yaitu sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta. Hal itu pada kesannya menciptakan Anna yang merupakan seorang exchange student dari London nekat menghabiskan demam isu panas di L.A. bersama Jacob, padahal dikala itu visa yang ia miliki sudah expired. Akhirnya dikala berniat kembali ke L.A. sehabis pulang ke London beberapa hari untuk menghadiri kesepakatan nikah saudaranya, visa miliknya ditolak dan Anna harus rela dideportasi. Mulai dikala itulah keduanya menjalani LDR. Keduanya sama-sama sudah bekerja dan makin sulit meluangkan waktu untuk menelepon. Hal itulah yang kesannya akan menjadi ujian terbesar bagi Jacob dan Anna dalam mempertahankan korelasi asmara mereka berdua. Apa yang menciptakan Like Crazy berada sedikit diatas film-film romansa yang kebanyakan rilis belakangan ini yaitu bagaimana sebuah kisah yang sederhana tersebut dapat berhasil dihukum dengan begitu baik dalam aneka macam aspeknya. Saat Jacob dan Anna tengah memulai korelasi dan mencicipi cantik dan menggebunya cinta mereka, kita akan disuguhi adegan-adegan minimalis yang dibalut dengan gambar-gambar indah serta alunan musik sederhana yang efektif. Tapi tidak ada adegan date keduanya yang terlalu berlebihan layaknya film-film romansa Hollywood yang punya bujet dan bintang besar.
Adegan-adegan yang mengatakan manisnya hari-hari mereka berdua dimunculkan dengan sederhana dan akan menciptakan pasangan manapun iri dan rasanya ingin ikut menghabiskan waktu berdua di tempat-tempat yang didatangi Jacob dan Anna. Dalam hal ini tugas John Guleserian sebagai sinematografer amat besar dimana banyak sekali pemandangan indah yang muncul. Begitu berpengaruh film ini menghadirkan kisah cintanya sehingga saya yakin bagaimanapun kondisi penontonnya niscaya akan terbawa. Bagi yang sedang LDR, maka menyaksikan film ini akan menciptakan rasa bingung mereka niscaya bertumpuk. Bagi pasangan yang tengah dimabuk cinta, Like Crazy yaitu sebuah keindahan sekaligus perenungan akan kisah cinta mereka. Bagi yang single saya cukup yakin menyaksikan kemesraan Jacob dan Anna yang begitu indah itu akan menciptakan mereka iri. Dikemas sederhana, tapi bagaimana film ini merefleksikan rasa cinta, manis, pahit, duka hingga takut cukup baik dan hingga pada penonton. Belum lagi ditambah akting dan chemsitry yang baik dari Anton Yelchin dan tentu saja Felicity Jones. Felicity Jones terang jadi yang terbaik di film ini. Kita dapat melihat bagaimana beliau senang dan berjingkrak-jingkrak, bagaimana beliau aib dan tersipu, bagaimana dikala ia duka dan galau, atau bagaimana dikala beliau murka dengan sempurna. Anton Yelchin mungkin bukan Ryan Gosling yang punya tampang yang sangat tampan, tapi beliau yaitu orang yang tepat sebagai Jacob.
Narasinya memang terkadang sering melompat waktunya cukup jauh tanpa adanya klarifikasi dan mungkin beberapa penonton yang malas berpikir akan sedikit terganggu, tapi bukan dilema besar. Yang jadi dilema mungkin pada penokohan huruf Sam (Jennifer Lawrence) yang kurang dalam. Padahal sebagai sosok perempuan lain dalam hati Jacob, kalau korelasi keduanya dan huruf Sam lebih diperdalam saya yakin penonton akan lebih dapat mencicipi dilema yang lebih jauh lagi. Saya paham keputusan sang sutradara tidak menampilkan itu semoga penonton lebih konsentrasi pada korelasi Jacob-Anna sehingga ceritanya lebih fokus dan tidak terasa melenceng ataupun dipanjangkan. Toh rasanya menambah 5-10 menit untuk sedikit eksplorasi bagi Sam dan hubungannya dengan Jacob tidak akan menciptakan film ini melenceng jauh. Pada kesannya Like Crazy adalah sebuah kisah ihwal asmara yang memang dapat menciptakan penderitanya mencicipi gila luar biasa dan ditutup dengan sebuah ending yang mengingatkan saya akan Blue Valentine dalam hal suasana. Satu hal lagi yang saya sangat sukai dari film ini yaitu penggambaran suasana berpcaran yang tergantung tensinya. Saat momen awkward, momen manis, momen duka hingga dikala terjadi pertengkaran semuanya begitu realistis dan saya yakin semua orang yang pernah berpacaran pernah mengalami momen-momen dalam film ini.
Ini Lho Like Crazy (2011)
4/
5
Oleh
news flash