Duo Seth Rogen dan Evan Goldberg sudah banyak menghasilkan film-film komedi yang menuai sukses besar sebut saja Knocked Up, Superbad hingga Pineapple Express. Semuanya menerima balasan yang cukup baik dari kritikus dan tentunya sukses besar secara komersil dimana ketiganya meraup pendapatan diatas $100 juta (bahkan Knocked Up melebihi $200 juta). Tentu saja film-film itu diisi dengan banyak sekali lawakan jorok berbau seksual dan hal-hal lain yang penuh akan kegilaan seorang Seth Rogen. Saya sendiri tidak pernah menjadi penggemar Seth Rogen yang bagi aku selalu menampilkan huruf yang jauh dari kata simpatik apalagi lucu. Saya semakin tidak menyukai pelawak satu ini sesudah ia menghasilkan kegagalan besar berjulukan The Green Hornet yang tidak hanya merusak nama sang superhero tapi juga mencoreng reputasi Michael Gondry. Tapi aku tidak sanggup untuk tidak tertarik pada This is the End yang disutradarai oleh Goldberg dan Rogen. This is the End yang menggabungkan kisah apocalypse dengan komedi mungkin bukan wangsit gres mengingat sudah ada beberapa komedi yang juga dicampur dengan genre yang jauh berbeda sebut saja Shaun of the Dead.
Dirilis sebelum karya Edgar Wright, The World's End yang juga menggabungkan komedi dengan kisah hari kiamat, daya tarik This is the End terletak pada begitu banyaknya bintang termasuk cameo yang bermain disini. Daftar nama besar yang menjadi cameo atau menerima tugas kecil dalam film ini sangat panjang mulai dari Michael Cera, Jason Segel, Paul Rudd, Christopher Mintz-Plasse, Channing Tatum, Emma Watson, Rihanna hingga Backstreet Boys pun turut digaet. Tapi masih ada satu hal lagi yang memperlihatkan keunikan pada film ini, yaitu semua aktornya memerankan diri mereka sendiri. Jadi, mulai dari bintang-bintang utamanya ibarat Seth Rogen, Jay Baruchel, James Franco, Craig Robinson, Jonah Hill dan Danny McBride hingga cameo-nya yang berjubel akan menjadi versi fiktif dari diri mereka sendiri. Diadaptasi dari film pendek Jay and Seth versus the Apocalypse, kisah yang dihadirkan sederhana, yakni wacana terjebaknya apra bintang film tersebut di dalam rumah James Franco disaat secara tiba-tiba simpulan zaman tiba dan mulai menghancurkan segalanya. Disaat orang-orang baik telah ditarik ke surga, mereka masih harus berusaha bertahan hidup dari musibah hingga serbuan para setan yang ganas.
Masih ada lawakan jorok berbau seks, masih ada ganja dimana-mana, masih ada pesta liar, tapi This is the End punya kegilaan yang jauh diatas hal-hal tersebut. Yang menyenangkan dari film ini ialah kegilaannya berlipat ganda dari film-film Seth Rogen lain dan kelucuan humornya sedikit lebih baik dan jika boleh dibilang lebih cerdas meski kata cerdas tetap kurang pas disematkan pada karya-karya Goldberg dan Rogen. Kegilaan dimulai perlahan ketika kita diperkenalkan pada cameo yang ada dan itu sudah cukup memperlihatkan hiburan tersendiri khususnya melihat penampilan Michael Cera yang menjadi scene stealer. Tapi semuanya semakin tak terkendali dalam artian faktual ketika simpulan zaman mulai tiba dan film ini dengan gilanya mulai "membantai" para selebritis yang muncul di pesta milik James Franco. Secara keseluruhan komedinya mungkin tidak sanggup dibilang sangat lucu, tapi penampilan gemilng para aktornya termasuk para cameo pencuri perhatian macam Michael Cera dan Emma Watson, kegilaan hari simpulan zaman hingga keberanian para bintangnya untuk mengolok-olok diri mereka sendiri terang hiburan yang sulit ditolak.
Bicara soal mengolok-olok diri sendiri This is the End ialah ahlinya. Semua yang ada menerima sindiran sama rata mulai dari akting Seth Rogen yang dianggap selalu sama hingga James Franco dengan segala film-filmnya mulai dari 127 Hours hingga Pineapple Express yang hingga dibentuk versi sweded-nya disini. Film ini ialah gudangnya rujukan entah itu rujukan pada sosok langsung hingga karir para aktornya hingga rujukan wacana film-film horor lain macam The Exorcist. Kaprikornus pada alhasil meski secara keseluruhan komedinya tidak hingga sangat lucu dan jalinan ceritanya cukup klise khususnya di simpulan yang makin klise, anda para penyuka film akan dipuaskan pada bagaimana film ini memberi penghormatan (baca: olok-olok) pada banyak sekali macam hal. Ini ialah festival kegilaan yang meluncur cepat hingga simpulan bahkan meski kegilaan itu mengharuskan film ini menggunakan banyak CGI murahan (bujetnya hanya $32 juta) yang terlihat palsu tapi toh tujuan utama film ini memang hanya mengumbar komedi gila dan bukan pamer CGI. Tapi siapa yabg tidak terbelalak dengan kemunculan setan raksasa lengkap dengan penis yang terpampang terang di bab klimaks?
Bermain sebagai diri mereka sendiri menciptakan para aktornya bermain lepas mulai dari Seth Rogen yang menyebalkan, Jonah Hill yang canggung tapi punya diam-diam dalam hatinya, Jay Baruchel yang juga tidak kalah canggung, serta James Franco dan Danny McBride yang gila. Memang film ini bagaikan parodi berskala besar yang memparodikan film, aktornya sendiri hingga kisah simpulan zaman dalam Alkitab, tapi diluar itu aku juga salut pada bagaimana tiap-tiap karakternya ditampilkan. Masing-masing dari mereka digambarkan mempunyai sisi hitam dan putih masing-masing yang menciptakan tidak ada satupun tokoh yang nampak tepat bahkan Jay Baruchel yang menjadi protagonis utama pun tidaklah sempurna. This is the End juga sanggup menggabungkan nuansa simpulan zaman yang mengerikan dengan aspek komedinya yang jorok. Tidak terasa maksimal memang dan tentunya tidak hingga menandingi kehebatan Shaun of the Dead yang seram, seru dan lucu secara bersamaan tapi This is the End masihlah sebuah sajian gila yang sangat menghibur. Bahkan aku rasa Edgar Wright harus benar-benar maksimal dengan The World's End-nya untuk sanggup mengalahkan This is the End dalam hal menggabungkan komedi dan kisah hari simpulan zaman sekaligus memperebutkan tahta sebagai komedi terbaik tahun 2013.
Ini Lho This Is The End (2013)
4/
5
Oleh
news flash