Tuesday, January 15, 2019

Ini Lho The Birds (1963)

Tiga tahun berselang sesudah Psycho yang fenomenal, Alfred Hitchcock merilis sebuah film horror/suspense yang punya tema unik, yakni teror serangan burung. Film ini sendiri terinspirasi dari dua sumber. Yang pertama yaitu sebuah short story berjudul The Birds yang ditulis oleh Daphne du Maurier pada 1952. Sedangkan pandangan gres lainnya berasal dari kejadian kasatmata yang terjadi di California pada 1961 dimana para penduduk disana mendapati banyak bangkai burung di atap rumah mereka. Hitchcock yang tertarik kemudian meminta kopian gosip mengenai kejadian tersebut sebagai materi penelitian untuk filmnya ini. Sekilas mungkin terdengar menyerupai ide yang konyol untuk sebuah film. Anakonda, buaya ganas hingga hiu putih terang masih logis untuk dimasukkan dalam daftar binatang yang bisa memperlihatkan teror mematikan, tapi burung? Tapi tunggu dulu, alasannya yaitu ini yaitu film Alfred Hitchcock yang dikenal sebagai master of suspense. Dia yaitu seseorang yang bisa menciptakan sebuah hal yang sederhana menjadi begitu menegangkan. Makara bukan tidak mungkin di tangan Hitchcock burung bisa lebih menyeramkan dari hiu putih sekalipun.

Melanie Daniels (Tippi Hedren) suatu hari bertemu dengan Mitch Brenner (Rod Taylor) ketika sedang berada di sebuah toko burung di San Francisco. Merasa tertarik dengan tingkah laris Mitch yang misterius dan sempat "menipunya", Melanie kemudian mencari tahu dimana Mitch tinggal. Sampai jadinya ia tahu bahwa setiap weekend Mitch pergi ke Bodega Bay untuk mengunjungi ibunya, Lydia (Jessica Tandi) dan adik perempuannya yang berumur 11 tahun, Cathy (Veronica Cartwright). Dengan modus memberi kejutan sepasang lovebirds kepada Cathy yang akan berulang tahun, Melanie mendatangi rumah Mitch. Disana Melanie juga bertemu dengan Annie (Suzanne Pleshette) yang menjadi guru di sekolah Cathy. Di rumah Annie jugalah Melanie tinggal ketika di Bodega Bay. Awalnya kunjungan Melanie terasa menyerupai sebuah liburan yang menyenangkan dimana hubungannya dengan Mitch juga makin dekat. Tapi usang kelamaan teror mulai terjadi, dimana sekumpulan burung mulai menyerang. Awalnya hanya satu dua ekor, tapi lama-lama ratusan burung menyerang warga kota termasuk Melanie.

Melalui The Birds saya makin memahami alasan seorang Alfred Hitchcock didaulat sebagai master of suspense. Hitchcock terlihat tahu benar bagaimana caranya menggiring penonton semoga bisa mencicipi ketegangan dalam filmnya. Hal paling dasar yang ia lakukan yaitu pembangunan kisah dan karakter. Dalam film ini dengan sabar dan sedikit demi sedikit Hitchcock memperkenalkan kita pada masing-masing karakternya dan secara bersamaan juga mulai membangun tensi cerita. Untuk The Birds dengan terpelajar Hitchcock dan penulis naskah Evan Hunter mengawali kisahnya dengan suasana yang ringan bahkan cenderung kearah komedi romantis. Kemudian ketika Melanie tiba di Bodega Bay perlahan suasana mulai bertambah serius meski ketika itu masih tetap terasa unsur komedi romantisnya. Lalu tiba-tiba saja tensi dan suasana film diubah menjadi horror/suspense yang tentunya menciptakan penonton mencicipi kekagetan. Hitchcock sendiri mengakui hal ini yaitu sebuah "senjata" semoga penontonnya mencicipi shock akhir suasana film yang berubah drastis. Lalu disaat film sudah berubah tone menjadi murni suspense, Hitchcock juga masih jago dalam membangun suasana yang menegangkan.
Bicara suasana menegangkan kemunculan burung di film ini benar-benar efektif dan selalu terasa menyeramkan. Baik itu dari tampilan visual hingga dari bunyi ratusan burung yang memekakkan pendengaran mampu menciptakan saya merinding ngeri. Tanpa perlu sosoknya keluarpun, hanya dengan mendengar bunyi burung dalam film ini saja sudah terasa disturbing, apalagi disaat burung-burung sudah memulai serangannya dengan begitu ganas. Untuk teladan adegan lihat saja momen disaat Melanie tiba ke sekolah untuk menengok Cathy. Sambil merokok dan diiringi bunyi nyanyian bawah umur ia menunggu di taman, tanpa menyadari satu persatu burung gagak berdatangan di belakangnya. Lalu ketika ia sadar jumlah burungnya sudah mencapai ratusan. Damn! Itu sungguh sebuah adegan yang menjadi teladan kehebatan Hitchcock dalam membangun ketegangan. Semuanya berjalan perlahan, tidak ada gerakan cepat bahkan musik yang ada hanya iringan nyanyian bawah umur didalam kelas. Tapi justru itulah yang makin menciptakan suasana mengerikan. Kemudian adegan itu dilanjut dengan serangan massal gagak pada bawah umur yang juga terasa mengerikan. Selain rangkaian adegan tersebut masih banyak adegan lain yang mengerikan bahkan cukup sadis.

The Birds dimata saya tidak hanya sebuah serangan burung tapi mengingatkan saya perihal sebuah keadaan peperangan, apalagi ada sebuah adegan yang menyampaikan perihal The Bird's War. Saya justru merasa para burung ini seolah menjadi citra pesawat-pesawat militer yang melaksanakan serangan masal ke perkampungan dimana para penduduknya tidak tahu menahu alasan serangan tersebut. Para penduduk termasuk bawah umur hanya bisa berlari sambil menangis dan ketakutan di tengah serangan tersebut. Sama menyerupai orang-orang sipil korban perang itu, kita sebagai penonton bahkan aksara dalam filmnya tidak tahu niscaya alasan dan penyebab serangan burung tersebut. Sebuah hal yang meninggalkan kekecewaan untuk saya pada awalnya tapi sesudah merenung lagi bukankah hal menyerupai ini yang lebih sering terjadi? Saat serangan masal saya yakin para korban tidak akan tahu penyebabnya, dan yang mereka tahu hanya mencoba menyelamatkan diri dari teror seram tersebut. Yah, atau mungkin saja serangan burung itu yaitu balas dendam mereka terhadap ulah insan yang selalu mengurung para burung didalam sangkar tanpa tahu apakah bekerjsama burung-burung itu senang atau tidak, dan pada jadinya burung-burung tidak mau tahu perihal ketakutan insan ketika mereka melaksanakan serangan masal tersebut.

Jikapun ada kekurangan yang terasa mengganggu itu yaitu beberapa hal yang bagi saya agak diluar logika. Salah satu misalnya yaitu ketertarikan Melanie pada Mitch yang hingga membawanya rela mengemudi begitu jauh ke Bodega Bay sambil membawa lovebirds. Saya rasa untuk seorang perempuan yang gres sekali bertemu seorang laki-laki meskipun tertarik dan menyukai laki-laki tersebut tidak akan eksklusif seniat itu menyerupai apa yang dilakukan Melanie. Beberapa hal yang ia lakukan juga terasa terlalu kolot meski masih bisa saya terima jikalau dibandingkan dengan alasan ia jauh-jauh tiba ke Bodegan Bay tersebut. Efek CGI kemunculan burungnya mungkin akan terlihat jelek jikalau dilihat sekarang. Tapi jangan lupa ini yaitu film yang dibentuk hampir 50 tahun yang lalu, dan pada ketika itu imbas CG dalam film ini mampu menerima nominasi Oscar! The Birds bukan karya terbaik Hitchcock yang pernah saya tonton, tapi terang masih sebuah horror/suspense yang sangat menegangkan dan bisa menciptakan burung menjadi salah satu teror paling seram dalam sejarah film, bahkan lebih seram dari film-film serangan buaya yang pernah saya tonton.


Artikel Terkait

Ini Lho The Birds (1963)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email