I Saw the Devil adalah film yang menciptakan aku tidak lagi memandang perfilman Korea dengan sebelah mata. Memang sebelumnya sudah ada Oldboy yang terperinci masih jadi film terbaik Korea yang pernah aku tonton hingga kini, tapi ketika itu aku menganggap bahwa pastilah dalam sebuah perfilman suatu negara ada karya yang kualitasnya jauh diatas dan menonton Oldboy tidak hingga menciptakan aku tertarik mencari tahu lebih dalam ihwal perfilman Korea. Tapi sehabis aku mencicipi kekaguman yang serupa sehabis menonton I Saw the Devil buatan Kim Ji-woon aku menjadi yakin bahwa Oldboy bukanlah kebetulan. Perfilman Korea khususnya memang tengah memasuki masa keemasan khususnya dengan tema balas dendam yang selalu bisa dirangkum dengan unik. Pada akibatnya aku hingga pada film ini yang juga disutradarai oleh Kim Ji-woon dan dibintangi Lee Byung-hun yang juga bermain di I Saw the Devil. Dari beberapa bahan yang aku baca sebelum menonton film ini, aku berharap ini akan kembali menjadi sebuah hidangan balas dendam yang sadis sekaligus kelam dan bisa jadi tragis. Hanya saja kali ini berada di lingkungan gangster Korea.
Bercerita ihwal Kim Sun-woo (Lee Byung-hun) yang bekerja sebagai orang kepercayaan Mr. Kang (kim Young-cheol), seorang pemilik hotel sekaligus bos dari sebuah organisasi kriminal. Sun-woo yakni bawahan yang amat loyal dan selalu menjalankan tugasnya dengan baik. Singkatnya beliau tengah berada di puncak karir. Suatu hari ketika Mr. Kang akan bepergian keluar negeri, Sun-woo diberikan sebuah misi. Bukan misi yang sulit hingga menghajar orang ibarat biasanya, tapi sebuah misi yang tergolong ringan, yaitu mengawasi kekasih Mr. Kang, Hee-soo (Shin Min-a). Hee-soo sendiri yakni gadis yang berusia jauh dibawah Mr. Kang, dan Mr. Kang curiga bahwa akhir-akhir ini Hee-soo tengah erat dengan laki-laki lain yang juga masih muda. Untuk itu Sun-woo diminta mencari tahu apakah benar Hee-soo berselingkuh. Misi yang sebetulnya gampang itu justru nantinya akan menjadi titik balik kehidupan Sun-woo disaat hati nuraninya ikut "campur tangan" dalam misi tersebut.
Klise saja sebetulnya bagaimana film ini berjalan. Dari awal penonton niscaya sudah tahu kalau pada akibatnya Sun-woo akan menaruh perasaan lebih kepada Hee-soo dan pada akibatnya sang bos mengetahui itu. Sampai disana pastilah lebih banyak didominasi penonton termasuk aku sedari awal film membuka konfliknya sudah akan bisa tertebak. Saya memaklumi hal itu dan meyakini bahwa plot yang predictable tersebut hanya akan mengisi setengah film kemudian ibarat biasa paruh keduanya akan dipenuhi momen balas dendam yang brutal dan penuh kejutan. Pada akibatnya memang paruh kedua terasa seru dengan tempo yang terjaga dengan baik, cukup brutal meski tidak diisi banyak darah dan adegan sadis, tapi aku tetap tidak menemukan kejutan yang aku harapkan. Bukan hal yang jelek memang, sebab toh intinya film ini tanpa diisi kejutan sudah menjadi film yang manis andaikan anda tidak berekspektasi film ini akan menjadi ibarat mirip film-film lain yang pernah anda tonton. Dalam kasus ini aku berharap film ini akan ibarat I Saw the Devil mengingat sutradaranya sama dan punya premis balas dendam juga. Berharaplah A Bittersweet Life akan menjadi film gangster dan balas dendam yang memuaskan maka film ini akan melebihi ekspektasi anda.
Selain tanpa kejutan, aku juga kurang merasa hubungan Hee-soo dan Sun-woo cukup tergali. Pada paruh kedua malah Hee-soo porsinya amat sedikit. Padahal kedalaman hubungan keduanya akan mempengaruhi keterikatan emosi penonton dengan huruf Sun-woo sehingga penonton bisa mencicipi simpati padanya. Saya paham maksud penempatan porsi hubungan mereka yang sedikit biar lebih menunjukkan kesan bahwa mendapat Hee-soo yakni bentuk mimpi yang tidak pernah bisa diraih oleh Sun-woo tapi aku rasa tidak ada salahnya menambahkan sedikit lagi porsi untuk hubungan keduanya. Untung huruf Sun-woo yang diperankan dengan begitu baik oleh Lee Byung-hun yakni huruf yang cukup keren dan tidak sulit untuk didukung, meski terkadang karakterisasinya tidak terperinci dimana suatu momen beliau terlihat ibarat sosok yang ia perankan di I Saw the Devil yang punya kemampuan layaknya jasus profesional, tapi di momen lain beliau terasa ibarat laki-laki biasa yang terkadang ceroboh. Tapi aku suka bagaimana Lee Byung-hun bisa menghidupkan huruf Sun-woo yang dari luar terlihat masbodoh tapi didalam hatinya menyimpan kebaikan.
Meski terasa klise, namun A Bittersweet Life bisa menjaga tensinya dengan begitu baik selama hampir 2 jam durasinya sehingga tidak akan ada sedikitpun momen yang membosankan. Jangan mengharapkan film ini menjadi ibarat film lain, cukup berharap mendapat tontonan film balas dendam ber-setting dunia kriminal yang manis maka film ini akan lebih dari sekedar memuaskan anda. Selain itu apa yang dialami oleh Sun-woo bisa jadi merupakan hal yang juga sering menimpa orang lain yang berkecimpung dalam dunia kriminal dan gansgter dimana profesionalitas dan loyalitas pada bos yakni yang nomer satu meski hal itu terkadang menciptakan mereka harus melupakan kata hati dan perasaan yang mereka rasakan. Rasa-rasanya kalimat "Too much love will kill you" memang benar adanya.
RATING:
Ini Lho A Bittersweet Life (2005)
4/
5
Oleh
news flash