Saturday, January 12, 2019

Ini Lho Breath (2007)

Jika sosok Cho Jae-hyun yakni pemain film yang disebut sebagai Kim Ki-duk's Persona, maka untuk aktris ada Park Ji-a. Meski peran-peran yang ia lakoni porsinya tidak sebesar Cho Jae-hyun, tapi tetap saja sosoknya cukup identik dengan Kim Ki-duk dimana Ji-a telah bermain dalam lima film termasuk cameo di 3-Iron. Jika dilihat lagi, maka film dimana Park Ji-a mendapat tugas utama hanyalah The Coast Guard dan Breath ini. Dalam Breath yang merupakan salah satu nominator Palme d'Or pada Cannes Film Festival 2007, Ji-a berperan sebagai Yeon, seorang istri yang tengah merasa tidak senang dengan kehidupan rumah tangganya. Yeon sendiri memang sudah jarang bertegur sapa dengan sang suami (Ha Jung-woo). Jika keduanya berinteraksi, yang terjadi hanyalah sang suami menyampaikan hal-hal yang tidak nyaman didengar oleh yeon, dan ia hanya menanggapinya dengan membisu. Yeon semakin terluka ketika mengetahui bahwa suaminya sedang berselingkuh dengan perempuan lain. Disaat kegundahan semakin terasa, Yeon berulang kali menyaksikan gosip di televisi perihal seorang terdakwa sanksi mati berjulukan Jang Jin (Chang Chen) yang gres saja melaksanakan perjuangan bunuh diri dengan menusuk lehernya dan menciptakan waktu eksekusinya ditangguhkan alasannya yakni Jang Jin harus mendapat perawatan intensif. 

Semakin sering Yeon melihat gosip tersebut, semakin ia mencicipi ketertarikan pada sosok Jang Jin. Suatu hari Yeon tetapkan mengunjungi Jang Jin di penjara dengan mengaku sebagai mantan kekasihnya. Pertemuan pertama hanya berakhir dengan obrolan, namun semakin usang keduanya semakin sering bertemu. Yeon yang di rumah bersama sang suami hanya beliau diam mulai menemukan keceriaan dan sanggup tertawa riang ketika bertemu dengan Jang Jin. Sebaliknya, Jang Jin yang sebentar lagi akan dieksekusi perlahan mulai membuka diri pada Yeon dan mulai mencicipi keterikatan pada perempuan itu. Breath yakni satu lagi kisah cinta absurd yang ditawarkan oleh Kim Ki-duk, hanya saja kali ini tingkat kecacatan yang ditawarkan jauh berkurang. Memang motivasi terjalinnya asmara antara kedua tokoh utamanya masih terasa absurd, tapi diluar itu tidak ada tindakan-tindakan gila diluar nalar yang dilakukan oleh karakternya. Dalam Breath, Kim Ki-duk seolah berusaha tampil lebih waras baik itu dari segi dongeng yang ditampilkan maupun dari cara pengemasannya.

Dari segi cerita, film ini bekerjsama menyampaikan main story yang sederhana mengenai seorang perempuan yang tidak menemukan kebahagiaan dalam pernikahannya dan merasa "mati" kemudian menemukan "nafasnya" kembali dalam sosok laki-laki lain. Begitu pula sebaliknya, Jang Jin yang sebentar lagi akan dieksekusi mati dan mencoba bunuh diri entah untuk mempercepat kematiannya atau untuk menunda sanksi matinya juga menemukan kembali "nafasnya" lewat kehadiran Yeon. Pertanyaan besar yang akan muncul yakni mengapa Yeon sanggup tertarik pada Jang Jin yang merupakan seorang terdakwa sanksi mati yang bahkan tidak ia kenal sebelum ini? Apakah rasa simpati atau ada alasan lain? Ataukah ini hanya salah satu dari bentuk korelasi cinta absurd yang menjadi favorit sang sutradara? Pertanyaan berikutnya apakah Yeon sungguh-sungguh menyayangi Jang Jin? Saya sendiri merasa Jang Jin hanyalah sebuah pelampiasan Yeon alasannya yakni hubungannya yang tidak lagi mesra dengan sang suami. Jang Jin menyerupai sebuah cermin yang diciptakan Yeon untuk merefleksikan masa kemudian disaat ia dan sang suami pertama bertemu dan sedang benar-benar saling mencintai. Untuk itulah ia memberi "nafas" bagi Jang Jin yang bekerjsama akan segera mati.
Namun diluar kisah cinta tersebut tidak banyak yang dimiliki oleh film ini dari segi ceritanya. Seperti yang saya bilang diatas, Kim nampak lebih waras dan mencoba bermain kondusif dari segi ceritanya. Selain motivasi karakternya yang multi interpretasi, tidak ada kegilaan-kegilaan ambigu yang sering saya temui dalam film-filmnya. Bahkan dari penggarapannya pun, Breath nampak sebagai film paling "bersahabat" yang pernah dibentuk oleh Kim Ki-duk. Kedua karakternya memang hampir tidak pernah berbicara, namun plot-nya tidaklah terlalu lamban, apalagi jikalau dibandingkan dengan 3-Iron. Kemudian film ini juga dipenuhi sinematografi indah yang memang sudah menjadi ciri khas film-film Kim. Salah satu momen yang begitu indah yakni rangkaian adegan mendekati final yang secara bergantian menunjukkan Yeon bercinta di dalam penjara sedangkan anak dan suaminya bermain salju diluar. Indah baik secara visual ataupun emosi. Namun yang mengejutkan yakni tidak adanya momen disturbing dalam film ini. Tentu saja ada adegan kekerasan berdarah, namun tidak ditampilkan secara vulgar. Yang kita lihat hanya darah yang terciprat. Ada juga adegan seks namun diperlihatkan tidak terlalu gamblang dan sama sekali jauh dari kesan liar meski diakhiri dengan sedikit kegilaan. Breath memang nampak begitu dekat dan akan sesuai bagi anda yang belum pernah menonton film-film Kim Ki-duk sebelumnya.

Namun dari segala kesederhanaan dan keramahan filmnya, yang tersaji bagi saya justru sebuah sajian minus ambisi dari Kim Ki-duk. Jika ada momen dimana sang sutradara mulai kehabisan pandangan gres saya cukup yakin bahwa Breath merupakan salah satu momen tersebut. Kisahnya sederhana, dan memiliki banyak unsur yang sudah pernah ditemui dalam film-film Kim sebelumnya. Aura dari 3-Iron terang terasa, tapi selain itu ada juga penggunaan simbol empat animo menyerupai Spring, Summer, Fall, Winter...and Spring yang bedanya kali ini dipakai sebagai citra dari fase sebuah hubungan. Bahkan beberapa konflik yang cukup potensial menyerupai kisah cinta homoseksual yang juga disinggung pun terasa tidak berarti pada akhirnya. Yang menciptakan Breath menjadi jauh lebih baik yakni penampilan dari Park Ji-a yang sanggup menghadirkan salah satu aksara paling penuh warna dalam film Kim Ki-duk. Saya pun teringat kehebatan aktingnya dalam film Kim lainnya, The Coast Guard ketika ia menjadi gadis dengan gangguan mental. Breath masih terasa indah dan menarik, namun seolah kehilangan sentuhan ambisi besar dan kreativitas segudang dari seorang Kim Ki-duk. Pada hasilnya meski bukan karya terburuknya, tapi bagi saya Breath yakni film Ki-duk yang paling pointless.

Artikel Terkait

Ini Lho Breath (2007)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email