Tuesday, January 15, 2019

Ini Lho A Cat In Paris (2010)

A Cat in Paris ialah satu dari lima film yang menerima nominasi Oscar tahun ini untuk Best Animated Feature Film. Bersama Chico & Rita pula film Prancis ini menjadi film asing yang masuk dalam nominasi tersebut. Meski pada jadinya kalah bersaing dengan Rango karya Gore Verbinski, namun film yang disutradarai oleh Jean-Loup Felicioli dan Alain Gagnol ini tetap menerima perhatian dari para kritikus. Sayangnya A Cat in Paris tidak terlalu dikenal publik lantaran hanya ditayangkan dalam skala kecil saja. Filmnya sendiri berjalan cukup cepat, yaitu hanya sekitar 64 menit. Namun meski berdurasi sangat singkat namun A Cat in Paris bisa memanfaatkan durasi yang singkat tersebut menjadi sebuah hidangan unik yang menghibur, bahkan sesungguhnya dengan durasi yang pendek justru menjadi salah satu kekuatan film ini lantaran kisahnya menjadi pribadi to the point dan berjalan dengan tidak bertele-tele. Tapi satu yang niscaya bahwa meskipun ini film animasi namun konten didalamnya tidak semuanya bisa dinikmati oleh belum dewasa meski tidak se-dewasa Chico & Rita.

Film ini bercerita wacana seorang gadis cilik berjulukan Zoe yang punya kesulitan bicara. Hal itu sendiri disebabkan tidak adanya orang yang rutin berinteraksi dengannya. Sang ayah ialah seorang polisi yang gugur ketika bertugas, dan sang ibu sendiri ialah seorang polisi yang makin sibuk bekerja sejak kematian sang suami dan tidak pernah memiliki waktu memperhatikan puterinya. Yang selalu setia menemani Zoe ialah kucing miliknya yang berjulukan Dino. Tapi tanpa diketahui oleh siapapun termasuk Zoe sekalipun, Dino punya kehidupan ganda. Selain sebagai kucing rumah peliharaan Zoe yang suka menangkapi kadal, Dino juga ialah partner dari Nico, seorang pencuri benda seni yang sangat hebat dalam melancarkan aksinya. Tiap larut malam, Dino mendatangi rumah Nico dan keduanya melaksanakan aksinya. Suatu hari seorang bos gangster berjulukan Victor Costa dikabarkan tengah berencana untuk mencuri sebuah patung dari Afrika yang akan segera dipamerkan untuk pertama kali di depan publik. Costa sendiri orang yang bertanggung jawab dibalik kematian ayah Zoe. Aksi dari Costa inilah yang nantinya akan menjadi penghubung segala konflik antar semua tokoh didalamnya.

Beberapa konten dalam A Cat in Paris memang menunjukkan bahwa ini bukan animasi yang sepenuhnya bisa dinikmati oleh penonton anak-anak. Suasana filmnya cukup kelam untuk sebuah film anak-anak. Beberapa adegan dimana Jeanne (ibu Zoe) terus dihantui oleh halusinasi akan kemunculan Costa dalam bentuk monster mengerikan. Momen yang muncul beberapa kali ini mungkin akan terasa seram bagi anak-anak. Hal yang terasa akan mengerikan bagi belum dewasa bahkan sayapun merasa adegan tersebut creepy ialah disaat Dino menangkap kadal, membunuhnya kemudian memberikannya pada Zoe dimana Zoe menyimpan akdal tersebut dalam kaleng sarden yang ternyata sudah berisi begitu banyak mayit kadal. Lalu adegan klimaksnya sendiri punya momen yang tidak hanya tegang namun juga kelam. Kematian juga menjadi salah satu konten gelap yang beberapa kali disinggung dalam film ini. Tentu saja semua itu bukan kelemahan lantaran banyak sekali konten tersebut memang diharapkan untuk mendukung jalan dongeng dan makna dalam film ini. Tapi disamping itu, A Cat in Paris masih memasukkan beberapa momen komedi yang membuat film ini tetap terasa ringan dan bisa dinikmati semua umur.
A Cat in Paris juga punya visualisasi yang sangat unik. Gambar yang ditampilkan dalam film ini bagaikan sebuah lukisan cat air yang bergerak. Desain karakternya sendiri unik dan mungkin tidaklah proporsional dalam menggambarkan anggota badan manusia, namun disitulah letak keunikan visualisasi film ini. Dengan gambar menyerupai lukisan dan sosok insan yang bisa dibilang aneh, kesan sureal cukup kental dalam film ini dan memang ya, film ini punya momen sureal yang cukup berhasil dalam membuat kisahnya berjalan menarik. Momen kemunculan Costa sebagai monster dalam halusinasi Jeanne yang sudah aku tulis diatas termasuk dalam hal itu, dan disaat titik puncak pun akan ada sebuah momen sureal yang unik namun juga masih terasa kelam. Kreatifitas dalam segi visualisasi tidak hanya terlihat dalam teknik gambar utama yang menghiasi sepanjang film saja, namun untuk beberapa momen teknik gambar yang berbeda juga muncul semisal ketika adegan dalam kegelapan total, gambarnya bermetamorfosis menyerupai gambar dengan kapur putih di papan tulis. 

Cerita yang disajikan tidaklah Istimewa bagi saya. Misteri yang gampang ditebak dan drama yang punya simpulan standar ada disini. Disinilah durasi yang cepat menjadi laba bagi film ini, disaat kisahnya tidak punya hal gres untuk diberikan pada penontonnya, maka kemasan yang cepat dan padat ialah pilihan yang tepat, lantaran walaupun punya kisah yang standar film ini punya visualisasi yang menarik dan aura kelam yang membedakan dari film-film animasi mainstream milik Hollywood. Pada jadinya disaat penonton masih terhipnotis dengan visual dan alurnya yang bergerak cukup cepat, film sudah berakhir sebelum penonton merasa kebosanan. A Cat in Paris ialah sebuah kisah wacana kesendirian dan kehilangan yang secara cukup berani ditampilkan dalam media animasi. A Cat in Paris menunjukkan bahwa kehilangan akan membuat kesendirian, dimana kesendirian akan menjadi hantu bagi siapapun dan pada jadinya hantu ialah hal yang menyeramkan bagi setiap manusia. Sebuah animasi yang cukup kelam meski diimbangi komedi yang menghibur, tapi sayangnya punya dongeng yang berjalan secara standar padahal punya makna yang cukup dalam.


Artikel Terkait

Ini Lho A Cat In Paris (2010)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email