Tuesday, January 15, 2019

Ini Lho Kesepakatan Joni (2005)

Sembilan tahun yang kemudian bahwasanya nama seorang Joko Anwar sudah mulai dikenal sesudah menulis naskah untuk film Arisan! yang fenomenal itu. Tapi gres dua tahun kemudian atau tepatnya tahun 2005 namanya mulai diperhitungkan sebagai sutradara berbakat (disamping penulis skenario cerdas) melalui Janji Joni yang bertaburan bintang. Dari bintang utamanya sudah ada Nicholas Saputra beserta Mariana Renata, Rachel Maryam, Gito Rollieas, Surya Saputra hingga Fedi Nuril. Deretan itu masih belum ditambah puluhan cameo yang ikut meramaikan filmnya. Tapi bukan itulah kekuatan utama dari film yang punya judul internasional Joni's Promise ini. Justru kekuatan naskah yang ditulis oleh Joko Anwar-lah yang jadi faktor utama keberhasilan film ini. Kisahnya sederhana namun punya template yang unik, yaitu ihwal seorang pengantar roll film berjulukan Joni (Nicholas Saputra) yang punya track record tepat dalam pekerjaannya dengan tidak pernah telat selama setahun ia menjalani pekerjaan tersebut.

Joni begitu menyayangi pekerjaannya meski seorang pengantar film seringkali dipandang rendah tapi ia sadar bahwa pekerjaannya ialah sebuah pekerjaan yang sangat penting. Sampai ketika ia mengantar film, Joni bertemu dengan seorang perempuan bagus (Mariana Renata) yang eksklusif memikat hati Joni yang selama ini belum pernah pacaran sama sekali. Begitu memberanikan diri untuk berkenalan dengan gadis tersebut, Joni justru diberi "tantangan" supaya dapat mendapat nama sang gadis. Tantangannya sederhana, Joni harus dapat membawakan film yang sedang akan ia tonton tepat pada waktunya kemudian sesudah film usai gres ia mau memberitahukan namanya. Tentu saja tanpa ragu Joni berjanji akan berhasil melaksanakan tugasnya tersebut. Toh sudah setahun berjalan dan ia tidak pernah telat, jadi apa yang dapat membuatnya gagal melaksanakan kesepakatan tersebut kan? Ternyata diluar dugaan tiba begitu banyak rintangan tak terduga yang menghambat langkah Joni kali ini untuk mengantarkan film.

Dibalik kesderhanaannya yang gampang dinikmati, film ini punya banyak tema yang disinggung didalamnya. Saya akan sebutkan beberapa diantaranya. Yang pertama dan dapat dibilang yang utama ialah ihwal bagaimana sebuah pekerjaan yang kurang menghasilkan uang terkadang dipadang sebelah mata. Dalam hal ini memang yang jadi figur utama ialah Joni yang jadi pengantar film dimana pekerjaan itu sering dilupakan, tapi bahwasanya kritikan tersebut berlaku juga kepada pekerjaan lain khususnya yang bersinggungan dengan dunia film dan bioskop. Apakah anda pernah berpikir untuk menghargai pekerjaan yang sering dianggap remeh menyerupai contohnya tukang sobek karcis di bioskop? Joko Anwar juga menampilkan sebuah kritikan sosial ihwal bagaimana sulitnya menjadi orang baik dalam dunia kini ini. Memang seringkali ketika seseorang berbuat baik justru ia mendapat jawaban yang jelek menyerupai yang sering menimpa Joni dalam film ini. Tapi apakah berarti melaksanakan hal baik diatas ego pribadi sudah mustahil lagi dilakukan? Selain itu masih banyak selipan kritikan lain yang muncul dan tentunya dikemas dalam nuansa komedi yang cerdas dan menarik.
Sebenarnya Janji Joni itu ialah film yang sangat sederhana dan jauh dari kesan susah dicerna menyerupai yang akan kita temui di film-film Joko Anwar berikutnya, tapi berkat inspirasi dasarnya yang unik ihwal pengatar film itulah Janji Joni jadi sebuah tontonan menarik. Selain itu faktor lain menyerupai banyaknya kejutan yang muncul mengiringi petualangan Joni, banyaknya cameo yang muncul dengan porsi yang kesemuanya menarik dan menciptakan kita minimal tersenyum, hingga iringan musik-musik keren yang memang sudah jadi seleranya Bang Joko turut mengakibatkan film ini makin menarik dan terasa tidak menyerupai sebuah komedi romantis yang standar. Bicara sola cameo, harus diakui Janji Joni  adalah salah satu filmyang paling berhasil dalam memanfaatkan para bintang tamu yang hadir sekilas tersebut. Berbagai nama menyerupai Tora Sudiro, Winky Wiryawan, Lukman Sardi, Helmi Yahya, Robby Tumewu dan masih banyak lagi hadir dalam huruf yang kesemuanya menarik dan kemunculannya memorable. Tapi rasanya yang paling menarik ialah kemunculan Barry Prima sebagai sopir taksi berjulukan Jaka S. (Ingat salah satu huruf yang paling populer yang diperankan oleh Barry Prima?) Disamping para cameo penampilan Nicholas Saputra terang tidak dapat dianggap remeh sebagai seorang leading man disini. Tidak terasa sangat Istimewa namun menawarkan kesan yang menyenangkan.

Diluar kisahnya yang menyenangkan, mungkin Janji Joni bukan sebuah film yang masuk kategori sangat romantis ataupun sangat lucu, tapi terang sebuah perjalanan yang amat menyenangkan untuk diikuti meski terasa ada beberapa serpihan yang kurang masuk kecerdikan dan agak dipaksakan. SPOILER Yang paling sering dikritik mengenai ketidak masuk akalannya ialah ihwal bagaimana Joni dapat hingga di bioskop tepat sesudah filmnya usai, padahal logikanya seharusnya film tersebut sudah selesai semenjak usang mengingat Joni "bertualang" cukup panjang dan lama. Saya jadi tertarik untuk mencoba menghitung apakah memang tidak masuk akal. Berdasarkan yang saya lihat, petualangan Joni dimulai sesudah giliran ia untuk mengantarkan roll film yang terakhir dan menurut angka menit yang tertera di layar petualangan tersebut berjalan selama 48 menit. Jika itu ditambah momen-momen yang tidak diperlihatkan dalam film, mungkin akan menjadi 60 menitan. Lalu menyerupai yang kita tahu bahwa roll film itu dibagi menjadi tiga kali pengantaran yang berarti momen sebelum Joni menghadapi petualangannya ialah ketika ia mengantarkan roll film yang ketiga dan keempat. 

Berarti dapat disimpulkan bahwa ketika Joni pergi dari bioskop, film kemungkinan sedang memasuki roll yang ketiga yang berarti mendekati pertengahan. Berdasarkan perhitungan berangasan saya diatas berarti waktu 60an menit tersebut ialah waktu pemutaran roll ketiga dan keempat film ditambah beberapa menit sesudah filmnya"usai" yang mungkin sekitar 5 hingga 10 menit, yang berarti 60 menit tersebut ialah sepertiga serpihan dari film ditambah 10 menit. Berarti jikalau dihitung berangasan maka film tersebut berdurasi sekitar 170 menit atau nyaris 3 jam! Tentu saja sangat masuk akal film mempunyai durasi selama itu. Meskipun film Blue Biru yang ketika itu diputar tampaknya terang bukanlah film epic dengan durasi super panjang tapi film berdurasi nyaris tiga jam tetaplah bukan hal yang tidak masuk kecerdikan bukan? Ah tapi walaupun tidak masuk akalpun Janji Joni tetaplah sebuah film yang menjanjikan masa depan cerah bagi perfilman kita khususnya lewat Joko Anwar. Sebuah film yang ringan namun punya banyak sekali hal menarik yang tidak akan kita kira akan temui dalam sebuah film romcom apalagi buatan Indonesia. Oya, Joko Anwar juga kembali dengan arif memasukkan acuan next project-nya ketika itu disini, yaitu Kala.Jujur saya rindu dengan naskah Joko Anwar yang ringan, komedik namun penuh sindiran menyerupai film ini dan Quickie Express, biar film berikutnya ia kembali menciptakan film semacam ini.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Kesepakatan Joni (2005)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email