Tuesday, January 15, 2019

Ini Lho Skyfall (2012)

Lima puluh tahun sudah berlalu semenjak Sean Conery memperkenalkan line ikonik "My name is Bond, James Bond" di layar lebar dan kini franchise sang intel 007 sudah hingga pada nomor 23. Setelah di-reboot lewat Casino Royale pada 2006 lalu, sosok James Bond memang sudah mengalami banyak perubahan. Tidak ada lagi Bond yang flamboyan menyerupai versi Brosnan, alasannya Bond versi Craig jauh lebih agresif dan lebih brutal. Dari segi fisik juga Craig berbeda dibanding para pendahulunya dimana ia menjadi Bond pertama yang berambut pirang. Tapi segala keraguan tersebut dibantahkan lewat Casino Royale yang bisa tampil luar biasa. Sekali lagi sutradara Martin Campbell berhasil menghidupkan franchise Bond yang sempat nyaris mati menyerupai yang pernah ia lakukan lewat GoldenEye bersama Pierce Brosnan dulu. Setelah sempat mengalami penurunan kualitas dalam Quantum of Solace kali ini bertepatan dengan perayaan 50 tahun rilisnya Dr. No (film pertama James Bond), Daniel Craig kembali memerankan sosok sang intel meskipun produksi film ke-23 ini sempat mengalami kendala disaat MGM mengalami kebangkrutan dan membuat Skyfall gres bisa rilis empat tahun sesudah film sebelumnya (biasanya film Bond rilis tiap dua tahun sekali).

Skyfall punya jajaran pemain dan sutradara yang kuat. Untuk bangku sutradara ada Sam Mendes yang bahwasanya lebih populer lewat drama-drama depresif macam American Beauty atau Revolutionary Road. Tapi semenjak pemilihan Daniel Craig sebagai Bond yang ternyata sempurna meski sempat diragukan saya sama sekali tidak mewaspadai pemilihan Sam Mendes, alasannya niscaya ada alasan tertentu dibalik keputusan tersebut. Sementara itu untuk sosok villain ada Javier Bardem yang akan menjadi lawan dari Craig. Untuk Bond Girl ada dua aktris yang bermain yaitu Berenice Marlohe dan Naomie Harris. Selain itu ada juga Ralph Fiennes dan tentu saja Judi Dench yang kembali melanjutkan kiprahnya sebagai M. Skyfall dibuka dengan sebuah adegan dimana Bond dan rekannya, Eve (Naomie Harris) sedang menjalankan misi di Turki untuk mendapat sebuah hard drive yang berisi data wacana agen-agen yang tengah melaksanakan misi penyamaran. Disaat sedang bertarung dengan lawannya, secara tidak sengaja Bond justru terkena tembakan yang dilepaskan oleh Eve. Bond yang terjatuh ke sungai dinyatakan hilang dan dianggap telah tewas. Menghilang beberapa lama, balasannya Bond kembali disaat ia mendengar kabar bahwa kantor MI6 mendapat serangan bom yang menewaskan beberapa agen, dan mengancam nyawa M.

Setelah adegan action sequence pembuka yang cukup menegangkan, Skyfall dilanjutkan dengan sebuah opening yang sangat keren dimana kita akan disuguhi banyak sekali adegan dengan sentuhan animasi keren dan diiringi oleh lagu Skyfall yang dinyanyikan oleh Adele. Rangkaian visual kelam nan keren makin terasa mensugesti berkat lantunan bunyi Adele pada balasannya mengakibatkan pembukaan ini begitu luar biasa layaknya film-film David Fincher. Adegan "kematian" Bond yang disusul oleh opening yang begitu terasa gelap tersebut nampaknya jadi sebuah mengambarkan bahwa Skyfall akan jauh lebih kelam daripada film-film Bond sebelumnya bahkan Casino Royale sekalipun. Pada balasannya memang hal tersebut terbukti, dimana pemilihan Sam Mendes sebagai sutradara memang ada maksudnya. Skyfall bukan hanya sebuah film Bond biasa. Ini ialah sebuah penghormatan bagi sejarah panjang franchise 007 dan sebuah eksplorasi lebih jauh dalam dunia yang telah terbangung selama 50 tahun tersebut. Sam Mendes berhasil membuat sebuah suasana yang gelap, lebih intim namun tidak pernah kehilangan sentuhan-sentuhan khas film Bond alasannya notabene Skyfall juga menjadi penghormatan terhadap film-film sebelumnya.
Pengalaman saya dalam menonton film Bond memang belum terlalu banyak, namun hingga ketika ini saya belum pernah menyaksikan film Bond dengan aura sekelam Skyfall. Konflik dan bahaya yang muncul dari sang villain terasa jauh lebih mengancam secara personal dan membuatnya lebih menegangkan. Satu hal lagi yang membedakan Skyfall dengan film-film Bond sebelumnya ialah eksplorasi wacana latar belakang tiap karakternya yang jauh lebih luas. Ambil teladan mudah, sebelum ini tidak ada film Bond yang menyoroti masa kemudian sang intel sedalam yang dilakukan Skyfall. Disini James Bond masih menyerupai yang kita kenal sebelumnya (versi Craig) hanya saja sosoknya jauh lebih mendalam mengingat kita akan diajak menengok ke masa kemudian Bond, jauh sebelum ia menjadi biro rahasia, disaat ia masih bocah dan pada balasannya membuatnya menjadi Bond yang sekarang. Selain itu sosok M yang dimainkan Judi Dench mendapat screen time yang jauh lebih banyak dari sebelumnya. Sosoknya pun turut mendapat eksplorasi lebih jauh wacana konflik batin yang ia rasakan sebagai pimpinan MI6.

Tapi intinya ini ialah film Bond yang tentunya tidak terlepas dari adegan aksi. Mau sebagus apapun eksplorasi karakternya kalau adegan aksinya melempem maka filmnya jadi mengecewakan. Tapi ternyata Sam Mendes tidak hanya berhasil dalam meramu porsi drama dalam film ini, alasannya banyak sekali adegan agresi yang ada bisa tampil spektakuler dan juga menegangkan. Lihat saja mulai dari adegan diawal, kejar-kejaran Bond dan Silva yang berujung spektakuler ketika sebuah kereta terjatuh dan nyaris menimpa Bond hingga tentunya adegan klimaksnya yang tidak hanya seru, menegangkan namun juga begitu kelam dan personal tersebut. Pengemasan klimaksnya ialah salah satu titik puncak terbaik dalam film Bond, dimana hal tersebut tidak terlepas dari lokasi daerah titik puncak tersebut berada. Sam Mendes bisa meramu bagaimana biar adegan aksinya bisa terasa mengena bagi penonton. Mungkin porsinya tidak begitu banyak dan ada dibawah Quantum of Solace dari segi kuantitas, namun dari segi kualitas adegan agresi di Skyfall tidaklah terasa kosong dan asal seru. Tentu saja itu semua masih dibalut dengan gambar-gambar indah mulai dari pemandangan Turki hingga Skotlandia di simpulan film yang makin menambah suasana hambar dan gelap.

Skyfall bukan hanya sebuah installment anggun dari James Bond, tapi juga penuh dengan penghormatan dan momen klasik. Sebut saja penggunaan kendaraan beroda empat Aston Martin DB5 yang dulu muncul di Goldfinger (1964) hingga acuan vodka-martini yang menyerupai biasa muncul hanya saja kini dengan line yang beda dari Bond. Beberapa tokoh ikonik yang sempat menghilang dalam dua film terakhir juga dimunculkan, menyerupai sosok Q yang kali ini menjadi lebih muda dan dimainkan oleh Ben Whishaw hingga Miss Moneypenny yang harus diakui kemunculannya cukup mengejutkan. Dalam kemunculan pertamanya juga sosok Q sudah melontarkan obrolan yang memiliki acuan terhadap sosok Q di film-film sebelumnya (pulpen sebagai bom?) Sementara itu sosok Gareth Mallory yang dimainkan Ralph Fiennes juga meninggalkan kesan berpengaruh dimana ia nantinya akan memiliki tugas penting dalam kelanjutkan franchise ini. Tapi tentunya penghormatan paling kentara diberikan pada Judi Dench sebagai M yang dengan film ini sudah tujuh kali memerankan abjad tersebut semenjak tahun 1995 lewat GoldenEye. Dengan waktu muncul yang jauh lebih banyak juga membuat Judi Dench bisa memunculkan akting terbaiknya. Craig juga makin menyatu dengan sosok Bond yang ia mainkan. Tapi tentunya screen stealer di film ini ialah Javier Bardem. Sejak pertama kali muncul sosoknya sudah menghipnotis. Seorang asing yang menyimpan dendam kesumat dan melampiaskannya lewat agresi asing namun jenius.

Kalau ada yang kurang dari Skyfall, itu ialah sosok Bond Girls yang punya porsi jauh lebih minim dibanding film-film sebelumnya. Mungkinkah akhir konflik yang jauh lebih kelam Bond sedang tidak punya waktu bermain-main terlalu banyak dengan perempuan di film ini? Durasi 143 menit juga membuat saya sedikit kebosanan di pertengahan film. Tapi pada balasannya Skyfall terang menjadi salah satu film Bond terbaik yang pernah saya tonton dan menjadi salah satu film agresi terbaik tahun ini. Disaat installment Bourne melempem tahun ini dan sekuel Taken ternyata jauh lebih jelek dari film pertamanya, sosok James Bond kembali menjadi action hero nomor satu. Tapi sesungguhnya Bond bukan sekedar action hero, setidaknya sesudah saya melihat film ini saya beranggapan menyerupai itu. Saya mengamini kalau Mendes menyampaikan bahwa Skyfall mendapat perlakuan sama menyerupai The Dark Knight melihat bagaimana sang tokoh utama diperlakukan dan melihat sosok antagonisnya. Jauh lebih mendalam, lebih kelam, lebih personal dan penuh dengan penghormatan terhadap installment sebelumnya, Skyfall sukses memuaskan saya dan menjadi film agresi terbaik tahun ini.

Artikel Terkait

Ini Lho Skyfall (2012)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email