Saturday, January 12, 2019

Ini Lho Half Nelson (2006)

Diadaptasi dari sebuah film pendek berjudul Gowanus, Brooklyn yang juga merupakan hasil kerja sama antara Ryan Fleck dan Anna Boden, Half Nelson sendiri merupakan sebuah watu loncatan dalam karir seorang Ryan Gosling. Setelah banyak membintangi film-film indie berkualitas dan berhasil mencuri hati penonton perempuan lewat The Notebook dua tahun sebelumnya, kesannya kemampuan akting Gosling menerima pengukuhan lebih dikala ia mendapatkan nominasi Best Actor di ajang Oscar lewat kiprahnya di film ini. Nominasi tersebut juga merupakan satu-satunya nominasi Oscar yang pernah diperoleh Gosling sampai dikala ini. Dalam film ini Gosling berperan sebagai Dan Dunne, seorang guru sejarah yang mengajar di sebuah sekolah menengah di Brooklyn. Tidak hanya itu, ia juga menyempatkan diri sebagai instruktur tim basket puteri disana. Meski dikenal sebagai sosok guru yang cukup erat dan disukai oleh para murid berkat gaya mengajarnya, namun pihak sekolah kurang menyukai cara mengajar Dunne yang dianggap melenceng dari standar kurikulum yang telah ditetapkan.

Tapi diluar sosoknya sebagai seorang guru yang bisa menjadi teladan, Dunne ternyata merupakan seorang pecandu narkoba dan selalu menghisap kokain secara sembunyi-sembunyi. Suatu hari seusai pertandingan, Dunne secara belakang layar menghisap kokain di kawasan itu tanpa ia ketahui salah seorang pemain sekaligus muridnya di kelas, Drey (Shareeka Epps) masih berada di sana dan memergoki Dunne sedang teler. Yang terjadi sesudah insiden tersebut justru semakin kuatnya kedekatan diantara mereka berdua. Dunne yang merasa bersalah atas insiden tersebut merasa perlu untuk berbuat hal yang baik dan menjaga Drey, sedangkan Drey sendiri membutuhkan sosok menyerupai Dunne sesudah kakaknya di penjara dan ayahnya tidak lagi bersedia mengurus Drey dan sang ibu. Begitulah Half Nelson, sebuah kisah yang tidak hanya bercerita ihwal bagaimana hubungan antara guru dan muridnya tapi lebih dari itu ini ialah kisah ihwal orang-orang yang terjebak dalam kesepian. Dunne dan Drey masing-masing punya problem mereka sendiri yang menciptakan mereka seolah menghadapi hidup sendiri dan kesannya mereka saling menemukan dan mengisi hidup satu sama lain.

Hubungan guru dan murid yang satu ini memang terasa begitu menarik, sebab meski kita terang merasa keduanya saling mengisi, tapi keintiman yang terjalin antara keduanya menawarkan konflik tersendiri sebab bekerjsama mereka ialah guru dan murid. Memang tidak ada tendensi lebih dalam hubungan keduanya semisal hasrat asmara cinta terlarang dan sebagainya, tapi Half Nelson memaparkan dengan baik bagaimana status antara guru dan murid seolah mempunyai tembok pembatas yang begitu tebal diantara keduanya. Pandangan sosial yang gila melihat guru dan murid khususnya yang berbeda gender begitu erat memang menciptakan seorang murid sendiri merasa segan untuk lebih erat dan mengembangkan ihwal banyak hal dengan sang guru. Sebaliknya seorang guru untuk menghindari pandangan negatif tersebut secara sadar atau tidak sadar membatasi diri dalam bekerjasama lebih erat dengan murid-muridnya, padahal seharusnya guru bukan hanya bertugas mengajar pelajaran di dalam kelas namun juga sebagai sosok pembimbing dan orang renta kedua bagi para muridnya.
Selain hubungan Dunne dan Drey, plot utama dari Half Nelson juga berkisah ihwal sebuah perubahan. Dalam aneka macam kesempatan mengajar, Dunne sering membahas aneka macam hal dalam sejarah yang pada pada dasarnya berkisah ihwal keberanian untuk merubah sesuatu secara radikal kearah yang lebih baik. Sosok Dunne sendiri tengah berusaha untuk berubah. Dia menyadari kelakuan buruknya sebagai seorang guru dan beliau berusaha berubah dengan mencoba melaksanakan sesuatu yang ia anggap baik dan benar. Kedekatannya dengan Drey sendiri didasari oleh impian tersebut. Dia ingin berbuat sebuah kebaikan kepada muridnya tersebut yang ia harapkan bakal menjadi suatu perubahan yang lebih baik dalam hidupnya. Disamping hal tersebut. Half Nelson juga mempunyai sebuah sub dongeng ihwal bagaimana sosok guru di dalam kelas. Apa yang diajarkan Dunne dianggap melenceng dari kurikulum, apakah itu merupakan kesalahan? Bisa ya bisa juga tidak. Karena seitdaknya ia benar-benar tahu apa yang ia ajarkan dan murid-muridnya merasa nyaman dengan caranya mengajar.

Pujian patut diberikan pada duo Ryang Gosling dan Shareeka Epps atas akting serta chemistry besar lengan berkuasa antara keduanya. Shareeka sanggup dengan begitu baik memerankan sosok Drey yang tengah mencari sosok yang menuntun dan menemani kehidupannya serta tengah berusaha mencari arah hidup yang menurutnya benar. Sedangkan Gosling tepat sebagai sosok guru sekaligus laki-laki yang juga berada dalam kesendirian dan tengah terjebak pada dilema dalam norma kehidupannya. Mungkin pada kesannya Half Nelson masih belum terlalu maksimal bagi saya tapi film ini tetap terasa mengesankan berkat segala kesederhanaan yang ditampilkan dalam kisah yang dituturkan dengan rapih tersebut.

Artikel Terkait

Ini Lho Half Nelson (2006)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email