Johnny Knoxville kembali melaksanakan agresi stunt gila, jorok dan seenaknya sesudah terakhir bersama geng sinting Jackass-nya beraksi tahun 2010 lewat Jackass 3-D yang luar biasa menghibur itu. Bagi saya Jackass 3-D yaitu puncak pencapaian film Jackass kalau dibandingkan dua film pendahulunya dengan kegilaan yang berlipat ganda ditambah dampak 3 dimensi yang memanjakan mata. Tapi kali ini Johnny Knoxville akan beraksi sendirian tanpa ditemani teman-teman gilanya. Seperti yang sudah kita tahu bahwa Knoxville punya seorang aksara kakek bau tanah edan yang sempat muncul juga di film Jackass berjulukan Irving Zisman. Ya, sudah bisa ditebak dari judulnya bahwa film ini akan berfokus pada aksara milik Knoxville tersebut. Tapi kali ini filmnya dikemas dengan berbeda. Jika sebelumnya Jackass hanya menghadirkan rangkaian agresi absurd tanpa alur cerita, kali ini Knoxville dan sutradara Jeff Tremaine berduet untuk menulis dongeng bagi Bad Grandpa. Menarik tentu saja melihat bagaimana alhasil dikala aksi-aksi absurd khas Johnny Knoxville berpadu dengan sebuah dongeng yang memiliki alur jelas. Knoxville tidak sendiri, alasannya yaitu ada pemain film cilik Jackson Nicoll yang akan berduet dengannya.
Ceritanya sederhana, yakni menceritakan perihal Irving Zisman yang gres saja ditinggal mati istrinya. Belum cukup duka(?) yang dialami laki-laki berusia 86 tahun tersebut, beliau terpaksa harus mengurus cucunya Billy (Jackson Nicoll) sesudah puterinya Kimmie (Georgina Cates) harus mendekam lagi dalam penjara. Irving pun terpaksa harus mengurus Billy sementara waktu dan membawanya dalam sebuah perjalanan menuju Raleigh untuk menitipkan Billy pada ayahnya, Chuck (Greg Harris) yang meminta bayaran $600 untuk merawat Billy. Bisa ditebak perjalanan tersebut akan diisi begitu banyak kegilaan yang dilakukan oleh Irving Zisman, sang kakek sinting berusia 86 tahun. Ceritanya tentu saja hanya menjadi pengisi seadanya diantara rangkaian agresi absurd yang mengisi film ini. Namun setidaknya Bad Grandpa masih mencoba memperlihatkan hati pada kisahnya yang bertutur perihal kakek dan cucunya yang awalnya tidak saling menyukai namun perlahan perjalanan yang ada menyatukan keduanya, menumbuhkan rasa sayang diantara keduanya. Ini yaitu road movie ala Jackass, ala Johnny Konxville.
Ceritanya sendiri tidaklah terlalu berhasil menyentuh alasannya yaitu karam diantara komedi sintingnya. Bahkan konklusi di selesai yang bisa saja terasa bagus sama sekali tidak mengena. Bahkan bagi saya langsung meski perjuangan memperlihatkan plot dengan hati dalam film ini patut diapresiasi, aspek tersebut justru mengurangi kegilaan yang dimiliki film Jackass biasanya. Beberapa menit durasinya tersita untuk menghadirkan drama antara Irving dan Billy yang terasa kurang mengena. Durasi yang tersita itu sayangnya mengurangi waktu menggila Johnny Knoxville. Ya, perjuangan untuk menciptakan filmnya lebih teratur malah mengurangi kadar kesintingan stunt yang seharusnya menjadi daya pikat utama dari film-film milik geng Jackass. Namun untungnya Bad Grandpa masih bisa menciptakan saya tertawa terpingkal-pingkal melihat agresi sinting nan konyol dari kakek jadi-jadian ini. Penis yang terjepit vending machine? Buang air besar di restoran? Menari striptease dengan zakar yang menggantung panjang? Secara kuantitas kegilaannya memang jauh berkurang tapi kualitasnya masih memuaskan. Kelucuannya memang berkurang memasuki pertengahan akhir selipan momen drama, tapi masih ada senyuman yang muncul di bibir saya.
Penampilan Knoxville terperinci bukan sesuatu yang akan diganjar nominasi Oscar atau ajang penghargaan apapun, tapi terperinci bukan penampilan komedi ecek-ecek yang asal konyol. Mulai dari gestur hingga cara berbicaranya meyakinkan sebagai seorang kakek tua. Bukan hal gampang untuk melaksanakan segala agresi absurd disini dengan tetap stay pada karakter, apalagi kalau aksara itu punya perbedaan yang ekstrim dengan sosok orisinil sang aktor. Tentu saja divisi make-up film ini melaksanakan pekerjaannya dengan begitu baik dalam menyulap Knoxville yang gres 40-an menjadi Irving Zisman yang berusia 86 tahun. Jangan lupakan juga penampilan Jackson Nicoll. Bocah satu ini bisa saja menjadi penerus Knoxville dalam menghantarkan segala kegilaan. Lihat bagaimana dikala beliau bicara dengan "korbannya" perihal meminta diangkat menjadi anak. Seperti yang disebutkan Knoxville, Nicoll mungkin saja hadiah dari nirwana bagi dunia komedi, lebih tepatnya bagi para geng sinting di Jackass serta para penggemarnya. Jackass Presents: Bad Grandpa mungkin belum bisa menyaingi kegilaan Jackass 3-D namun kelucuannya sudah memperlihatkan hiburan yang lumayan. Melihat para korban yang terekam hidden camera tanpa tahu apa yang bekerjsama terjadi pun terasa mengasyikkan...diluar fakta apakah memang mereka tidak tahu.
Ini Lho Jackass Presents: Bad Grandpa (2013)
4/
5
Oleh
news flash