Wednesday, January 16, 2019

Ini Lho J.Edgar (2011)

Nama John Edgar Hoover terang tidak bisa dipisahkan dari sejarah Amerika Serikat. Dikenal sebagai pimpinan FBI pertama sekaligus yang paling lama, J.Edgar Hoover berperan penting dalam kemajuan dunia penyelidikan kriminal di Amerika bahkan mungkin di seluruh duniaa. Dia ialah orang yang pertama kali mempelopori penggunaan sistem sentralisasi sidik jari. Sebuah sistem yang hingga kini sangat berkhasiat dalam pemeriksaan dan penyelidikan kasus-kasus dan segala macam kriminalitas. Aroma Oscar sangat kental dalam film ini. Sebuah biopic yang disutradarai oleh Clint Eastwood yang telah meraih dua piala dari total empat nominasi Oscar yang ia terima sebagai Best Director ditambah keberadaan Leonardo DiCaprio yang selalu menampilkan performa luar biasa dalam tiap filmnya meski belum pernah sekalipun menang Oscar (tiga kali nominasi). Tapi ketika filmnya rilis, balasan dari kritikus ternyata tidak terlalu memuaskan. Benarkah filmnya sebegitu mengecewakan?

Film ini akan menyoroti aneka macam sisi kehidupan J.Edgar (Leo DiCaprio)  mulai dari masa muda hingga kematiannya di tahun 1972 pada usia 77 tahun. Sejak muda Edgar sudah menjadi sosok yang ambisius, khususnya dalam pekerjaan. Kondisi Amerika yang penuh dengan pergolakan dimana para penjahat berkeliaran dengan bebas menciptakan Edgar muda tidak bisa tinggal diam. Tapi meskipun ia punya aneka macam macam visi, hal itu tidak gampang diwujudkan alasannya visinya yang out of the box masih sulit diterima pada ketika itu. Tapi kemudian jalannya terbuka ketika Edgar menjabat sebagai kepala agen pemeriksaan yang nantinya akan menjadi cikal bakal FBI. Dari situ ia mulai menerapkan metode-metodenya yang sering dianggap kontroversial, ibarat penggunaan sentralisasi sidik jari, pemasangan alat penyadap, dan pengumpulan data dan diam-diam para petinggi Amerika.  

Tapi tidak hanya sisi kepemimpinan Edgar saja yang dikulik  film ini. Meski populer sebagai sosok yang tidak pandang bulu dan tegas, Edgar ternyata juga merupakan sosok yang ringkih dimana ia sangat membutuhkan kehadiran sang ibu (Judi Drench) untuk membantunya ketika sedang resah. Kehidupan romansa Edgar juga dibahas disini dimana ketika muda ia sempat menjalin kekerabatan walaupun hanya sebentar dan tidak pernah menjadi kekerabatan romansa yang serius dengan Helen Gandy (Naomi Watts) yang nantinya akan menjadi sekretaris langsung Edgar yang sangat setia. Selain itu, Edgar juga dirumorkan merupakan seorang homoseksual. Kabar itu berhembus merujuk pada hubungannya yang amat bersahabat dengan Clyde Tolson (Armie Hammer) yang merupakan asisten Edgar.
Chaplin ialah film yang usianya 19 tahun lebih renta dari film ini dan make-up di film ini tidak jauh lebih baik dari yang ada di Chaplin.
Sedangkan untuk departemen lighting yang banyak dikritik terlalu gelap, saya memang mengakui itu. Di hampir semua bab seolah tidak ada suplemen penerangan dan hanya mengandalkan lampu yang ada disekitar. Wajah pemain yang tidak terlihat ialah hal biasa dalam film ini. Apakah ini taktik biar make-up yang kurang baik itu jarang terlihat? Tapi saya sendiri tidak terlalu terganggu problem penerangan ini alasannya yang terasa justru nuansa kelam dalam kehidupan Edgar. Entah kenapa saya yakin ini bukan kelalaian melainkan kesengajaan dalam menampilkan lightingyang remang-remang. Saya cukup yakin ini ialah sebuah eksperimen seorang Clint Eastwood, alasannya apabila hanya satu-dua adegan yang gelap itu mungkin kesalahan, tapi jikalau lebih banyak didominasi adegannya gelap ibarat di film ini saya rasa ialah sebuah kesengajaan. Toh saya sendiri tidak terlalu terganggu.

Saya juga tidak terlalu mempermasalahkan teknik bercerita film ini yang mengandalkan flashback secara tiba-tiba. Memang terkesan tidak rapih dan terlalu melompat-lompat, tapi jikalau anda berkonsentrasi pada filmnya saya rasa tidak terlalu sulit menikmati jalan dongeng film ini. Malah saya merasa J.Edgar adalah sebuah biopic yang jauh lebih baik dibandingkan The Iron Lady yang memenangkan dua Oscar (Best Actress & Best Make-Up). Lewat film ini kita akan lebih mengenal aspek-aspek lain dari seorang John Edgar Hoover. Edgar Hoover yang berpikiran out of the box, Edgar Hoover yang menyayangi Amerika, Edgar Hoover yang haus kekuasaan, Edgar Hoover yang tidak punya banyak teman, Edgar Hoover yang ringkih dan membutuhkan kehadiran sang ibu, Edgar Hoover yang bahagia menggunakan pakaian ibunya, Edgar Hoover yang homoseksual, dan masih banyak lagi sisi lain darinya. Tidak kesemuanya muncul dengan gamblang, ada yang muncul sekilas atau simbolik ibarat ketika Edgar melihat arak-arakan Presiden dimana banyak rakyat yang mengelu-elukan sang Presiden kemudian dari pinggir jendela kantornya Edgar melambai seolah puja puji tersebut ditujukan padanya. Tapi adegan Edgar menggunakan pakaian ibunya cukup mengganggu alasannya hal itu tidak pernah disinggung sepanjang film. Jika ingin memperlihatkan rasa kehilangan Edgar, saya rasa cukup hingga dengan ia menggunakan kalung sang ibu saja tanpa perlu menggunakan gaunnya walau pada kenyataannya ia memang sering melaksanakan itu.

Untuk akting pemainnya, duo DiCaprio dan Hammer sukses membangun chemistry dengan baik. Baik sebagai abjad muda ataupun renta mereka berdua bisa tampil baik khususnya DiCaprio. Bagi saya akting DiCaprio disini lebih baik daripada Brad Pitt di Moneyball. Disini DiCaprio sukses memerankan seorang tokoh kasatmata dalam rentang umur yang jauh berbeda. Meskipun kembali memerankan abjad yang punya kepribadian kelam dan gloomy, tapi ia mampu memperlihatkan abjad Edgar Hoover beberapa ciri khas yang membedakan dengan karakter-karakternya yang lain. Cara bicara yang cepat contohnya ialah salah satu dari ciri khas tersebut. Belum lagi banyak karakterisasi lain yang sukses dibawakan oleh DiCaprio. DiCaprio sukses membawakan sosok salah seorang laki-laki paling kuat dan paling kuat dalam sebuah film biopic yang berhasil membeberkan aneka macam macam sisi lain sang tokoh dengan baik. J.Edgar ialah salah satu karya yang memuaskan dari Clint Eastwood sehabis Hereafter yang mengecewakan.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho J.Edgar (2011)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email