The Adventures of Tintin dimana film itu ialah untuk pertama kalinya Spielberg menyutradarai film animasi dan pribadi sukses membawa pulang piala Golden Globe untuk film animasi terbaik. Sedangkan untuk film satunya ialah War Horse ini. Spielberg memang sudah terbiasa mengangkat film bertemakan perang, tapi gres kali ini beliau mengangkat Perang Dunia I dalam filmnya. Spielberg juga terlihat cukup berhemat dalam menciptakan film ini dimana bujetnya "hanya" $66 juta, yang mana itu termasuk kecil untuk ukuran film seorang Spielberg. Jajaran pemainnya juga minim nama besar. Yang paling tenar mungkin Tom Hiddlestone yang angkat nama sebagai Loki. Lalu ada juga Emily Watson dan Benedict Cumberbacth. Bahkan Jeremy Irvine yang jadi bintang film utama gres memulai debutnya lewat film ini.
Disebuah kota kecil berjulukan Devon yang terletak di Inggris, seorang petani renta berjulukan Ted Narracott (Peter Mullan) gres saja menghabiskan banyak uangnya untuk membeli seekor kuda. Padahal kuda tersebut sama sekali bukanlah kuda yang cocok digunakan membajak lahan. Hal itu tentunya menciptakan sang istri, Rose (Emily Watson) sangat marah. Berbeda dengan ibunya, Albert (Jeremy Irvine) justru sangat antusias dengan kuda gres tersebut dan mencoba melatihnya. Kuda yang diberi nama Joey itu ternyata menyerupai punya keajaiban, dimana beliau pada kesudahannya berhasil membajak lahan tersebut dan menyelamatkan Albert dan kedua orangtuanya dari kehilangan rumah dan lahan mereka alasannya ialah tidak bisa membayar uang sewa. Tapi persahabatan Albert dan Joey yang mulai terjalin itu harus terpisah dikala sang ayah menjual Joey kepada Kapten Nicholls (Tom Hiddlestone) untuk menjadi kuda perang. Albert dan Joey kesudahannya dipisahkan oleh peperangan. Tapi ternyata keajaiban yang dimiliki oleh Joey banyak dirasakan oleh orang-orang yang bertemu dengannya selama perjalanannya di Perang Dunia I tersebut. Tapi apakah Albert dan Joey akan bertemu kembali?
Tentu saja Spielberg menciptakan War Horse sebagai sebuah film perang yang dekat untuk semua umur. Bagi yang sudah mengenal gaya Spielberg bercerita dalam filmnya niscaya sudah tahu kalau film-filmnya tidak akan susah dicerna apapun temanya termasuk film ini. Paruh pertama film ini bisa dibilang sangat standar dan penuh dengan dramatisasi yang sering terasa berlebihan. Bagian pertama ini menceritakan bagaimana persahabatan antara Albert dan Joey dimulai. Banyak adegan klise dengan dramatisasi tinggi dan disertai iringan musik megah yang semakin menciptakan bab awal ini terasa overdramatic. Saya sendiri tahu bagaimana megahnya musik yang digubah oleh John Williams ini. Tapi kesan dramatis yang berlebihan jadi terasa mengganggu. Sekali lagi bagi yang suda sering menonton film Spielberg niscaya tahu maksud saya. Adegan klise menyerupai keberhasilan melaksanakan suatu hal yang mustahil, adegan haru, adegan bahagia, semuanya disajikan dengan terlalu dramatis dan diiringi musik yang megah itu. Jadinya ialah paruh pertama yang lumayan tapi tidak Istimewa dan klise.
Paruh kedua atau bab pertengahan yang mulai menyoroti perjalanan Joey selama beberapa tahun kehidupannya di medan perang ialah bab terbaik film ini. bab ini menawarkan bagaimana Joey bisa mempengaruhi hidup banyak orang mulai dari kapten prajurit kavaleri Inggris, dua bersaudara pasukan Jerman, seorang kakek dan cucu perempuannya, pengurus kuda milik prajurit Jerman, hingga 2 orang prajurit Inggirs dan Jerman. Meskipun masih terlihat dramatisasi disana sini, tapi momen-momen tersebut penyajiannya tidaklah berlebihan. Masih ringan tapi sedikit lebih gelap, penempatan musik yang pas, kisah yang cukup mengena, dan tentunya sinematografi luar biasa dari Janusz Kaminski. Adegan megah dengan gambar-gambar indah nan luar biasa menghiasi bab ini khususnya pada adegan-adegan peperangan yang terlihat luar biasa. Dramatisasi memang masih ada tapi tidak berlebihan. Menyenangkan mengikuti perjalanan Joey masuk dalam kehidupan banyak orang. Meskipun tidak hingga menyentuh tapi masih sangat menyenangkan diikuti. Ada adegan yang menawarkan seorang prajurit Inggris dan Jerman berusaha membebaskan Joey yang terjebak kawat berduri. Lalu terjadilah dialog ringan antara mereka seolah tidak sedang terjadi perang dan ditutup dengan jabat tangan. Mungkin terlihat berlebihan tapi bagi aku itu adegan yang hebat.
Sayangnya film ini ditutup dengan greget yang kurang dan mengalami penurunan sehabis bab tengah yang sangat menyenangkan tersebut. Terlalu standar dan datar. Untung masih ada sinematografi indah yang sukses menutup film ini dengan sebuah gambar luar biasa. War Horse bukanlah apa yang disebut sebagai film perang yang menyentuh ataupun realistis menyerupai Letters From Iwo Jima misalnya, tapi film ini terang film yang menghibur mengenai persahabatan antara insan dan hewan. Dibalut dengan sinematografi yang indah, cara bercerita dari sudut pandang banyak sekali orang yang menarik, hingga musik megah yang bahu-membahu agak berlebihan, War Horse adalah suguhan keluarga yang tidak membosankan meskipun durasinya mencapai 146 menit. Mengenai kiprah film ini di Oscar tahun ini, mungkin pencapaian terbaik War Horse ialah dengan nominasi "Best Picture", "Best Original Score" dan "Best Cinematography" dimana untuk memenangkan salah satunya tampaknya tetaplah hal yang berat.
RATING:
Ini Lho War Horse (2011)
4/
5
Oleh
news flash