Inilah perjuangan awal dari Daniel Radcliffe untuk lepas dari bayang-bayang abjad Harry Potter. Jujur bagi saya dibandingkan Rupert Grint dan Emma Watson saya paling pesimistis akan karir Radcliffe selepas Harry Potter. Kualitas aktingnya saya lihat masih kalah dibanding mereka berdua, meskipun saya rasa dibandingkan Rupert, Daniel masih akan lebih laku. Ternyata perjuangan pertama Daniel untuk lepas dari bayang-bayang Harry yakni dengan bermain dalam film horror aba-aba James Watkins yang disesuaikan dari novel berjudul sama dengan filmnya ini. Langkah Daniel ini bergotong-royong cukup diluar dugaan tapi cukup berani alasannya yakni terang The Woman in Black bertipe jauh beda dengan Harry Potter, dan abjad yang ia mainkan juga berbeda. Jika sebelumnya ia menjadi remaja penyihit, disini ia berperan sebagai seorang pengacara 22 tahun yang sudah mempunyai seorang anak pria dan ditinggal mati oleh istrinya. Tidak ada Istimewa imbas megah juga tidak ada partner in crime macam Rupert dan Emma disini, sehingga beban berat akan ada di bahu Daniel Radcliffe.
Pengacara muda berjulukan Arthur Kipps (Daniel Radcliffe) menerima kiprah untuk menuntaskan permasalahan mengenai kepemilikan sebuah rumah berjulukan Eel Marsh yang pemiliknya gres saja meninggal. Untuk kiprah tersebut Arthur kembali harus meninggalkan puteranya yang gres empat tahun bersama pengasuhnya. Arthur sendiri sering tidak mempunyai waktu bagi puteranya yang mana ketertutupan eksklusif Arthur ini diakibatkan juga oleh kematian sang istri. Tapi ternyata Arthur justru menemui aneka macam macam peristiwa asing di Eel Marsh. Penduduk setempat juga terlihat tidak ramah terhadap kedatangan dan kegiatan Arthur yang mendatangi Eel Marsh. Ternyata di rumah tersebut pernah terjadi sebuah bencana kelam yang nantinya akan bisa terulang lagi di desa tersebut.
The Woman in Black mengandalkan dua hal untuk membangun kesan horror yang ada. Yang pertama yakni dengan membangun suasana yang kelam. Mulai dari setting lokasinya , musik pengiringnya, hingga pewarnaan visualnya yang begitu kelam. Pembangunan suasana ini mempunyai kegunaan ketika adegan tengah berada dalam tensi yang tidak tinggi ataupun ketika tensi sedang dalam proses menanjak menuju titik puncak adegan. Cara yang kedua yakni untuk titik puncak adegannya dimana film ini mengandalkan adegan-adegan mengagetkan yang memunculkan penampakan secara tiba-tiba hingga momen poltergeist yang tentunya dibalut dengan scoring yang tidak kalah memekakkan pendengaran ketika momen itu muncul. Perpaduan kedua teknik tersebut bergotong-royong yakni salah satu cara paling tradisional untuk menciptakan sebuah film horror menakutkan. Tidak salah, dan apa yang dilakukan film ini juga tidak buruk, tapi tidak menunjukkan hal baru. Memang adegan mengagetkannya cukup efektif, tapi diluar itu tidak ada momen yang cukup menyeramkan. Lagipula munculnya momen mengagetkan tersebut seringkali gampang diprediksi. Berbeda dengan Insidious yang meskipun menggunakan teknik yang sama, tapi momennya seringkali unpredictable.
The Woman in Black juga punya misteri yang diperlukan menciptakan penontonnya ingin tau dalam rasa takut mereka. Harus diakui misterinya cukup berhasil menambah daya tarik, meski tidak Istimewa juga dan beberapa bagiannya gampang ditebak. Film ini juga berjalan cukup lambat diawal tapi ketika sang hantu sudah mulai "mengusili" Arthur, tensi film ini tidak pernah lagi menurun jauh. Satu hal lagi yang patut disayangkan yakni ending film ini. Bagaimana film ini ditutup terlalu dipaksakan. Terlalu dipaksakan berakhir "seperti itu", terlalu dipaksakan berakhir dengan nuansa yang optimistik dan happy ending dengan caranya sendiri. Saya kurang suka bagaimana film ini diakhiri.
Lalu bagaimana dengan penampilan Daniel Radcliffe? Bukan sebuah penampilan yang luar biasa, tapi setidaknya lewat kiprahnya disini Dan bisa secara perlahan keluar dari bayang-bayang Harry Potter. Terlihat ia cukup baik dalam memerankan abjad yang jauh lebih dewasa. Arthur Kipps berhasil muncul sebagai sosok yang lebih sampaumur dari seorang Harry Potter dan terlihat terang sebagai orang yang berbeda meski tetap ada beberapa bawaan dari sosok Harry disini. Cukup baik dalam artian yakni Daniel Radcliffe bisa mulai keluar dari abjad yang telah ia perankan selama satu dekade lebih. Secara keseluruhan The Woman in Black bukanlah film hantu yang buruk, hanya saja harus lebih banyak lagi melaksanakan eksplorasi untuk bisa menjadikannya film horror yang memuaskan.
RATING:
Ini Lho The Woman In Black (2012)
4/
5
Oleh
news flash