Wednesday, January 16, 2019

Ini Lho Le Havre (2011)

Le Havre yang menjadi perkenalan saya dengan sutradara sekaligus penulis naskah asal Finlandia, Aki Kaurismaki yaitu film yang menjadi wakil Finlandia untuk Oscar 2012 kemudian walaupun pada balasannya gagal menjadi nominasi. Walaupun begitu di Cannes tahun kemudian Le Havre berhasil meraih "FIPRESCI prize". Sudah cukup usang saya tidak menonton film-film Eropa menyerupai ini, alasannya yaitu untuk menonton film-film benua biru tersebut kebanyakan membutuhkan kesabaran dan harus dalam mood yang tepat. Hal itu dikarenakan tipikal filmnya yang mempunyai tempo dan cara penceritaan yang lambat. Tapi dibalik lambatnya tempo, film-film itu selalu punya keunggulan khususnya dalam ceritanya yang sederhana tapi punya makna yang dalam. Tentu saja itulah keinginan dan ekspektasi saya akan film ini, untuk menerima tontonan sederhana dengan kisah yang perlahan tapi niscaya menancap di hati penontonnya.

Marcel Marx (Andre Wilms) yaitu seorang laki-laki bau tanah yang kesehariannya bekerja sebagai tukang semir sepatu di Le Havre, Prancis. Penghasilannya per hari tidaklah seberapa, tapi ia punya hidup yang hening walaupun sederhana. Sepulang bekerja Marcel akan membeli beberapa makanan untuk dimasak oleh sang istri, Arletty (Kati Outinen) kemudian kemudian sembari menunggu makan malam selesai Marcel akan minum-minum sebentar di kafe langganannya. Marcel beruntung mempunyai Arletty yang merupakan istri yang amat sabar dan menyayanginya walaupun Marcel tidak sanggup memperlihatkan kehidupan yang layak bagi sang istri. Tapi kehiudpan Marcel mulai berubah ketika Arletty harus dirawat dirumah sakit untuk beberapa usang dan tanpa ia ketahui menderita penyakit parah. Selama sang istri tidak dirumah Marcel justru menampung seorang anak kecil yang merupakan imigran gelap dari Afrika yang sedang dicari oleh kepolisian dan berusaha membantunya keluar dari Le Havre.
Adegan pertama film ini saja sudah menggambarkan bahwa nantinya Le Havre akan memperlihatkan drama dengan balutan komedi yang tidak biasa. Akan ada banyak komedi hitam dalam film ini meskipun tidak segelap film-film Coen Brothers. Jelas bukan komedi yang sanggup ditangkap semua orang dan juga bukan komedi yang akan menciptakan penontonnya terbahak-bahak, tapi komedinya kurang lebih mengenai bagaimana "lucunya" kehidupan para tokoh di film ini khususnya Marcel Marx. Disaat sang istri harus menjalani rawat inap dirumah sakit sempat-sempatnya Marcel berkeliling Prancis dan meluangkan waktu serta uang hasil kerja kerasnya untuk membantu Idrissa sang bocah imigran gelap itu. Disatu sisi kita akn terenyuh dengan perbuatan Marcel, tapi disisi lain kita akan tergelitik dengan hal tersebut.
Lucu juga melihat sebuah adegan ketika Arletty bercerita pada dokter bahwa suaminya yaitu orang bau tanah yang kekakanak-kanakan tapi disaat bersamaan tanpa ia ketahui Marcel sedang berusaha menolong seorang imigran gelap yang mana perbuatannya tersebut berpotensi menciptakan Marcel masuk penjara. Selain itu adegan tersebut juga memperlihatkan begitu romantis dan manisnya kekerabatan antara Marcel dan Arletty. Arletty terlihat sebagai seorang istri yang amat mengasihi suaminya, dan begitu peduli dan tidak ingin sang suami kuatir akan keadaannya tapi justru ia begitu mengkhawatirkan suaminya tersebut. Adegan Arletty terbujur sakit ketika dipenuhi rasa kuatir menunggu kepulangan sang suami harus diakui begitu menyentuh. Tapi Arletty juga mencicipi kehidupannya tidaklah ringan dimana diketahui ia merokok belakang layar dibelakang suaminya dan balasannya terkalahkan oleh penyakit.

Sayangnya Le Havre terasa kurang di penggalan teknis menyerupai pengemasan adegan yang dikombinasikan dengan penyutradaraan Aki Kaurimsaki yang di beberapa penggalan terasa menyerupai sebuah film hasil karya anak Sekolah Menengan Atas yang sedang coba-coba ikut pameran film indie. Saya rasa faktor bujet bukanlah penyebab hal itu. Akting beberapa pemainnya juga terasa kaku. Saya tidak tahu entah itu kesengajaan atas nama karakterisasi biar makin kental komedi hitamnya atau memang aktingnya kurang, tapi hal itu mengganggu di beberapa penggalan yang harusnya sanggup lebih menyentuh lagi. Tapi pada balasannya saya akan melupakan kekurangan-kekurangan tersebut alasannya yaitu Le Havre memang sebuah drama-komedi dengan kisah sederhana tapi begitu menarik dan mengena di hati.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Le Havre (2011)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email