Friday, January 11, 2019

Ini Lho The Lego Movie (2014)

Lagi-lagi sebuah film yang diangkat dari mainan oleh Hollywood? Apakah ini berarti satu lagi tontonan jelek macam Battleship? Praktis saja berasumsi menyerupai itu, tapi tunggu dulu, alasannya beda dengan penyesuaian mainan lainnya menyerupai Battleship dan G.I. Joe, The Lego Movie dibuat dalam medium animasi. Lalu kita tengok siapa orang-orang yang berada di balik film ini. Ada duo sutradara Phil Lord dan Christopher Miller yang selama ini telah berhasil menjungkir balikan balasan miring akan proyek-proyek mereka menyerupai Cloudy with a Chance of Meatball dan 21 Jump Street yang awalnya sama-sama diragukan namun pada karenanya sanggup meraih keberhasilan baik secara finansial maupun kualitas. Kemudian dari jajaran pengisi suaranya, film ini juga diisi oleh nama-nama besar menyerupai Chris Patt, Will Ferrell, Elizabeth Banks, Liam Neeson, Channing Tatum, Jonah Hill hingga Morgan Freeman. Ya, Morgan Freeman turut menyumbangkan bunyi "sakti" miliknya dalam film ini. Tentu saja daya tarik dari film ini tidak berhenti hingga disitu. Selain menarik dinantikan akan menyerupai apa dunia lego dibangun, fakta bahwa banyak karakter-karakter besar yang muncul mulai dari superhero DC menyerupai Batman, Superman, Wonder Woman dan Green Lantern serta karakter-karakter tenar lainnya macam Gandalf, Abraham Lincoln dan masih banyak lagi terang menambah daya tarik. Tidak salah bila saya menyebut bahwa The Lego Movie merupakan film dengan jumlah crossover karakter paling besar.

Diceritakan Lord Business berhasil merebut sebuah senjata berkekuatan besar berjulukan "Kragle" yang selama ini dijaga oleh seorang penyihir berjulukan Vitruvius. Senjata tersebut akan menawarkan pengaruh yang berbahaya bila disalah gunakan. Namun sesaat sesudah kegagalannya mempertahankan "Kragle", Vitruvius menyampaikan sebuah ramalan wacana kemunculan seseorang yang disebut sebagai "The Special" yang nantinya akan berhasil mendapat sebuah artifak yang sanggup menghentikan "Kragle". Delapan setengah tahun berlalu kita diperlihatkan sebuah kota lego yang dipimpin oleh Lord Business. Kehidupan masyarakatnya nampak senang dan begitu tertata alasannya mereka menjalani hidup menurut buku panduan yang ditulis oleh Lord Business. Salah satu warganya yaitu Emmet, seorang pekerja bangunan yang sama sekali tidak punya teman dan benar-benar patuh pada buku panduan tersebut. Suatu hari Emmet bertemu dengan seorang perempuan misterius berjulukan Wyldstyle yang sesungguhnya tengah mencari artefak tersembunyi yang sanggup menghentikan "Kragle". Namun sesudah terjadi ketidak sengajaan justru Emmet yang menemukan artefak tersebut. Jadilah Emmet yang sama sekali tidak punya kemampuan apapun dianggap sebagai "The Special" yang dibutuhkan sanggup menghentikan rencana jahat Lord Business untuk menghancurkan dunia dengan menggunakan "Kragle".

Tentu saja sekilas dilihat alur yang ditawarkan oleh The Lego Movie amat sangat biasa khususnya untuk film dengan genre animasi. Kisah from zero to hero yang dialami oleh seseorang yang jauh dari kata Istimewa untuk karenanya menjadi pahlawan sudah ratusan kali dijadikan wangsit cerita. Tapi percayalah begitu menonton eksekusinya, tidak ada kesan standar disini. Yang ada justru rasa unik dan kreatifitas luar biasa dalam mengemas filmnya. Jalan ceritanya yang standar sanggup ditutupi oleh rangkaian dialog-dialog cerdas yang juga menjadi senjata utama film ini untuk memancing tawa penontonnya. Saya dibentuk berulang kali tertawa terbahak-bahak alasannya rentetan dialog-dialog lucu yang rutin ditebarkan oleh film ini sepanjang durasinya. Begitu banyak kreatifitas yang terasa dalam rangkaian obrolan dan humornya. Bahkan bagi saya humor yang ditawarkan film ini akan lebih cocok bagi orang sampaumur daripada anak-anak. Saat saya menonton film ini terbukti justru para orang sampaumur yang tertawa sedangkan belum dewasa kebingungan mencerna humor bahkan plotnya yang nanti akan menawarkan sebuah twist tentang universe filmnya. Premisnya yang sederhana juga berhasil disulap dengan begitu kreatif sehingga menghasilkan jalan dongeng yang cerdas termasuk keberadaan twist tadi. Kemunculan abjad populer yang "tidak pada tempatnya" juga menawarkan hiburan dan keunikan tersendiri semisal ketika Batman berpacaran dengan Wyldstyle atau ketika tiba-tiba Han Solo dkk dari Star Wars mendadak muncul. 
Tapi tentu saja sebuah film dengan judul The Lego Movie tidak akan anggun tanpa penampilan dunia serta abjad lego yang mengesankan, dan film ini punya yang lebih dari sekedar mengesankan. Saya begitu suka bagaimana pemandangan kota lego, bagaimana aneka macam benda-benda termasuk air ditampilkan dalam bentuk lego, dan saya juga suka melihat balok-balok lego yang terpasang di kota bisa tiba-tiba dicopot untuk disusun ulan menjadi hal lain menyerupai motor atau pesawat terbang misalnya. Penggunaan teknik slow-motion plus tampilan lego yang tidak biasa memang menciptakan penonton memerlukan waktu beberapa ketika untuk beradaptasi. Saya sendiri masih "kaget" di menit-menit awal sebelum karenanya mulai terbiasa dan perlahan bisa menikmati bahkan mengasihi film ini. Aspek visual dalam The Lego Movie memang membawa semangat dan esensi permainan lego itu sendiri yaitu daya cipta akan sesuatu yang sangat bergantung pada kreatifitas pemainnya. Selain itu potensi dari permainan lego sendiri yang dari kotak demi kotak bisa membentuk banyak benda cukup dieksplorasi meski masih banyak yang bisa dikembangkan. Mungkin di sekuelnya? Kehebatan visualnya yang unik dan penuh kreativitas tersebut juga ditunjang oleh aspek musiknya yang sanggup membangun suasana dengan begitu baik khususnya lewat lagu Everything is Awesome!!! milik Tegan and Sara yang begitu yummy didengar bahkan bisa dengan gampang menciptakan pendengarnya tersenyum dan merasa bahagia.

Jika bicara wacana pesan tentu saja yang paling terasa yaitu kisah wacana seorang yang biasa saja untuk menjadi spesial. Sebuah pesan standar dalam film-film animasi memang. Tapi diluar itu film ini juga menampilkan wacana sebuah masyarakat yang dikuasai oleh para kapitalis dan diktator yang mengontrol segala tingkah dan sikap warganya. Namun yang muncul lebih dari sekedar kediktatoran penuh paksaan biasa namun sudah hingga pada tingkatan brainwashing karena masyarakat melaksanakan itu semua dengan senang hati, senang dan tanpa rasa terpaksa. Sebuah kondisi yang mengingatkan saya akan kondisi yang dialami oleh rakyat-rakyatnya Kim Jong-il. Overall saya begitu menyukai The Lego Movie yang sudah menawarkan pengalaman menonton yang super menyenangkan. Rentetan komedi yang cerdas dan begitu lucu, plot yang bergerak cepat dan sanggup terasa unik meski bergotong-royong berdasar dari premis yang sederhana, tampilan visual yang begitu menyegarkan dan penuh kreatifitas, serta kemunculan aneka macam tokoh-tokoh populer yang dihadirkan dengan "seenaknya" dan tidak terduga merupakan aspek-aspek yang sanggup menciptakan saya mengasihi film ini. Ini bukan sekedar penyesuaian ringan namun juga penuh dengan esensi dari sumber yang diadaptasi. Andai saja film ini tayang mendekati selesai tahun saya yakin Oscar tahun 2015 untuk Best Animated Feature hampir niscaya dalam genggaman. Saya sangat menantikan sekuelnya.

Artikel Terkait

Ini Lho The Lego Movie (2014)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email