Anda niscaya pernah berkunjung ke sebuah museum, candi-candi, daerah terdapatnya artefak dan peninggalan kuno lainnya dimana anda akan ingin tau bekerjsama bagaimanakah daerah atau barang-barang tersebut dulunya. Anda akan ingin tau bagaimanakah kondisi pada masa dimana barang atau lokasi tersebut diciptakan dan anda akan berharap bisa kembali ke masa itu atau berandai-andai kalau saja ada orang dari masa itu yang masih hidup dan bisa anda tanyai wacana kebenaran di masa itu. Ide dasar film ini kurang lebih sama ibarat poin kedua tersebut, yaitu "Bagaimana kalau ada individu yang berasal dari 14.000 tahun yang kemudian dan masih hidup hingga kini bahkan tinggal dan berbaur selayaknya insan biasa?" Begitulah premise dari naskah yang ditulis oleh Jerome Bixby, sosok yang populer sebagai penulis-penulis kisah sci-fi dimana ia pernah menulis untuk beberapa episode Star Trek dan Twilight Zone. Cerita film ini bekerjsama sudah mulai ditulis semenjak tahun 60an, tapi gres selesai pada tahun 1998, tahun dimana Bixby meninggal dan mengakibatkan The Man From Earth sebagai karya terakhirnya.
John Oldman (David Lee Smith) yaitu seorang dosen yang sedang bersiap untuk pindah rumah. Saat itu rekan-rekannya sesama pengajar tiba berkunjung untuk sebuah pesta perpisahan untuk John yang memang sudah sangat bersahabat dengan mereka semua. Para pengajar yang ketika itu berkumpul antara lain Dan (Tony Todd) seorang antropolog, Harry (John Billingsley) seorang biologis, Edith (Ellen Crawford) pakar sejarah seni sekaligus penganut Nasrani yang sangat taat, Sandy (Annika Peterson) andal sejarah yang juga jatuh cinta pada John, Art (William Katt) seorang arkeolog yang tiba bersama muridnya, Linda (Alexis Thorpe). Kemudian ditengah-tengah menyusul seorang psikolog berjulukan Will Gruber (Richard Riehle). Awalnya mereka ngobrol dengan santai hingga John mengaku bahwa dirinya yaitu insan yang sudah berumur lebih dari 14.000 tahun dan termasuk insan gua Cro-Magnon. Hal itulah yang membuatnya harus terus berpindah selama 10 tahun sekali semoga orang-orang tidak menyadari bahwa John tidak bisa bertambah tua. Tentu saja omongan John tersebut awalnya hanya dianggap sebagai materi candaan oleh teman-temannya. Tapi sesudah perbincangan makin dalam dan serius, perdebatan mulai terjadi diantara mereka mengenai kebenaran kisah John. Pembicaraan pun mulai makin dalam dan mengeksplorasi kisah tersebut dari banyak sekali sudut pandang keilmuwan., dan kejutan-kejutan pun mulai muncul.
Sesungguhnya The Man From Earth bukan sekedar kisah wacana benar atau tidaknya kisah John saja. Dengan hanya menjabarkan kisahnya lewat perdebatan yang ber-setting hanya diruang tamu saja, film ini bekerjsama punya banyak materi perenungan didalamnya. Hal itu tergantung bagaimana cara anda dalam memandang film ini. Jika anda hanya memandangnya hanya sebagai film sci-fi biasa, bekerjsama anda sudah akan cukup terhibur dengan misteri yang ditebarkan oleh kisah dari John dan banyak sekali twist yang muncul dalam kisahnya. Tapi tentunya kisahnya yang hanya terdiri dari obrolan-obrolan di satu lokasi akan menjadi tantangan tersendiri bagi beberapa orang, dan terang ini bukanlah film untuk mereka yang hanya menyukai film-film hiburan semata. Saya rasa siapapun yang "nekat" menonton film ini pada jadinya tidak akan memandang kisahnya sebagai kisah sci-fi penuh misteri dan kejutan belaka, alasannya ada beberapa kandungan menarik didalamnya.
Mengulik misterinya dari banyak sekali sudut pandang keilmuwan, The Man From Earth terang punya kualitas naskah yang mumpuni dan penuh rujukan ilmu yang kuat. Untuk menciptakan sebuah teori dalam perkara yang terjadi pada John butuh sebuah rujukan yang tidak main-main. Apalagi film ini bisa meyakinkan penontonnya dengan mengambil teori-teori dari banyak sekali ilmu yang menciptakan kisah John bisa dipertanggung jawabkan. Dari sini akan muncul banyak sekali perenungan dalam diri saya. Yang pertama yaitu mengenai sejarah itu sendiri. Lewat kisah John kita mendapati fakta bahwa ada beberapa kisah baik itu dari buku pengetahuan hingga Bibel yang ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini mencuatkan sebuah pernyataan yang mungkin sudah sering didengar oleh orang mengenai fakta kebenaran sejarah. Apakah sejarah memang ditulis menurut pengetahuan insan pada hal yang telah terjadi ataukah sejarah ditulis menurut apa yang ingin didengar dan diketahui oleh insan atas apa yang telah terjadi? Tentu saja pertanyan tersebut menjadi bisa semakin dalam lagi kalau sudah bersinggungan kepada hal berbau religius, ibarat "Apakah semua yang ditulis dalam kitab suci itu betul?"
Selain itu ada satu pertanyaan yang bekerjsama sudah semenjak usang saya pikirkan dan kembali dimunculkan oleh film ini. Disini John mengaku sebagai seorang insan gua dan banyak yang tidak percaya, bahkan menyebutnya gila. Manusia menanggapi kebenaran atas sesuatu yaitu menurut pengetahuan yang mereka miliki, dan terkadang ketika ada seseorang dengan pengetahuan yang jauh diatasnya, dan orang tersebut mengungkapkan hal yang tidak umum, maka orang tersebut akan dicaci dan sebagainya. Lalu bagaimana kalau orang tersebut berkata yang sesungguhnya? Lalu bagaimana dengan pada masa Nabi dan Rasul dahulu? Saya sering berpikir bahwa orang-orang yang dahulu tidak mempercayai kebenaran dari para Rasul bekerjsama tidak sepenuhnya keliru. Bukankah mereka menghadapi hal yang diluar pengetahuan mereka, diluar nalar mereka? Makara bukankah masuk akal saja mereka tidak percaya? Seperti orang-orang tersebut, para tokoh dalam film ini juga sudah mempunyai kepercayaan baik itu religius maupun sains yang mereka pegang dan tiba-tiba tiba orang yang seolan mendobrak segala kepercayaan yang sudah mereka pegang sedari usang tersebut. Tentu tidak semudah itu seseorang membuka pikiran mereka terhadap sesuatu yang belum tentu kebenarannya. Tapi nampaknya semua pertanyaan tersebut akan dijawab banyak orang dengan kalimat God Moves in a Mysterious Way.
Namun sayangnya The Man From Earth yang begitu baik dalam konsep dan kandungan kisah terasa tidak maksimal dalam eksekusinya. Sedari awal hingga simpulan nyaris kisahnya berjalan datar-datar saja meski terdapat banyak sekali konflik dan perbedatan. Saya tidak mencicipi adanya sebuah titik puncak yang mencapai puncaknya disini. Beberapa twist memang cukup menarik tapi bekerjsama sudah cukup tertebak, kecuali twist di simpulan filmnya. Seolah-olah film ini berjalan datar dan hanya akan meningkat tiap kali ada kejutan yang terlontar. Padahal sebuah film yang baik yaitu film yang tetap bisa mempertahankan tensinya walaupun tidak ada shocking moment dan tetap terasa menarik. Ambil pola dalam 12 Angry Men yang juga hanya wacana orang-orang berdebat dalam sebuah ruangan saja, tapi setiap momennya selalu terasa menarik dan mempunyai titik puncak yang intensitasnya tinggi. Pada jadinya meski menyisakan beberapa renungan tapi The Man From Earth tidak hingga menciptakan saya begitu antusias dan terkagum akan kisahnya, dan seolah "hanya" ibarat gres saja menonton salah satu episode terbaik dari serial Twilight Zone.
Ini Lho The Man From Earth (2007)
4/
5
Oleh
news flash