Sunday, January 13, 2019

Ini Lho Monsters University (2013)

Semenjak diambil alih Disney, masa depan film-film Pixar secara kualitas memang cukup mengkhawatirkan. Semuanya dimulai oleh Cars 2, sebuah sekuel dari film Pixar yang dianggap dibawah standar. Cars 2 dirilis setahun sesudah Toy Story 3 yang begitu tepat itu dan hingga sekarang menjadi film Pixar yang punya kualitas paling buruk. Namun cita-cita sempat terpancar sesudah Pixar merilis Brave. Saya oke dengan anggapan banyak orang yang menyatakan film itu masih belum berada di puncak kualitas Pixar, tapi bagi saya Brave merupakan film yang setidaknya memenuhi standar dari studio animasi tersebut. Cerita yang original, serta konten yang penuh makna dan cukup menyentuh menciptakan saya menganggap kritikan terhadap film itu menciptakan Brave menjadi film Pixar paling underrated. Namun setahun lalu Pixar justru kembali merilis film yang bukan merupakan sebuah kisah original, yaitu Monsters University yang merupakan prekuel dari Monsters Inc. Saya suka Monsters Inc. dengan segala desain monster, konsep original mengenai sumber energi dari teriakan anak-anak, hingga tentu saja dongeng yang menyentuh. Maka dari itu meski saya kurang suka dengan wangsit prekuel, toh setidaknya film ini merupakan prekuel dari film yang punya kualitas tinggi, tidak menyerupai Cars 2.

Seperti biasa, film Pixar dibuka dengan sebuah short movie. Dalam Monsters University ada The Blue Umbrella yang memiliki kisah sederhana wacana dua payung yang saling jatuh cinta tapi tentunya berhasil dihukum dengan begitu menyentuh. Meski kualitas film panjang Pixar mulai menurun tapi film pendek yang jadi pembuka tidak pernah mengalami penurunan tersebut. Kembali ke Monsters Universitiy, film ini ber-setting disaat dua sobat dari Monster Inc. Mike dan Sulley masih berkuliah dimana dikala itu mereka belum akrab bahkan saling bersaing. Mike dengan begitu bersemangat menjadi mahasiswa di Monsters University dengan mengambil jurusan "menakut-nakuti". Meski dirinya sama sekali tidak seram, Mike sangat berambisi untuk menjadi monster terbaik dan paling menakutkan. Disisi lain Sulley yaitu mahasiswa gres yang dianggap menjanjikan dengan talentanya menakut-nakuti, apalagi ia merupakan anggota keluarga Sullivan yang dihormati. Keduanya lalu saling bersaing untuk menjadi yang terbaik disana hingga sebuah kejadian perlahan mulai menyatukan mereka berdua.

Kegunaan sebuah prekuel yaitu untuk menjelaskan hal-hal yang belum sempat dijelaskan dalam film aslinya semisal latar belakang karakter, motif yang melatar belakangi terjadinya konflik dan lain-lain. Jika ada sebuah film yang bergotong-royong tidak perlu menerima klarifikasi lebih dan dibentuk prekuelnya, maka bagi saya itu yaitu prekuel yang tidak perlu dan Monsters University yaitu satu dari sekian banyak prekuel tidak penting yang dibentuk hanya untuk mengais raupan dollar. Saya tidak ingin tahu apa yang menciptakan Mike dan Sulley bersahabat, saya tidak ingin tahu kenapa Mike hanya menjadi "pelatih" Sulley, saya juga tidak ingin tahu mengapa Randall begitu membenci keduanya. Singkatnya, Monsters Inc. yaitu sebuah film yang sudah lengkap, dan hal-hal lain yang tidak dijelaskan di film itu memang sudah tidak penting lagi untuk dijelaskan. Namun sebuah prekuel yang tidak perlu tidak lagi menjadi persoalan kalau bisa dihukum dengan baik, bahkan bisa jadi menjadi sebuah film yang menyamai film aslinya. Tapi permasalahannya yaitu memang tidak ada lagi yang perlu untuk digali pada kisah Mike dan Sulley. 
Sayangnya, Monsters University benar-benar dihukum dengan biasa saja. Ceritanya menampilkan hal-hal yang saya tulis diatas menyerupai awal persahabatan Mike dan Sulley hingga bagaimana Randall bisa bermusuhan dengan mereka berdua. Tapi sayangnya tidak ada perjuangan untuk mengemas semua itu menjadi menarik. Tentu saja tanpa perlu dibentuk prekuelnya mungkin banyak penonton yang sudah mengira-ira bagaimana latar belakang semua itu. Pasti sudah banyak yang menduga bahwa Mike dan Sulley sebelumnya bukan sobat baik tapi munculnya aneka macam momen semakin mendekatkan mereka. Tidak ada kejutan-kejutan yang bisa menciptakan tensi ceritanya menjadi lebih menarik. Pada kesannya dari awal hingga simpulan Monsters University berjalan dengan begitu datar. Jangankan bisa menciptakan saya tersentuh, emosi saya justru datar-datar saja meski saya begitu ingin menyukai film ini. Kenapa? Karena ini rilisan Pixar dan saya begitu berharap bisa jatuh cinta pada semua filmnya. Tapi Monsters University justru hanya menampilkan satu per satu momen numpang lewat yang berusaha menjelaskan latar belakang kejadian dan huruf di Monsters Inc. Semuanya hanya numpang lewat disini, saya tidak mencicipi ikatan berpengaruh yang menciptakan saya memahami menagapa Mike dan Sulley bisa begitu erat, tidak ada eksplorasi mendalam mengapa Randall bisa begitu benci pada mereka selain memperlihatkan Randall dikalahkan oleh Sulley. Transformasinya dari baik menjadi jahat pun terasa begitu kasar. Bahkan turnamen "monster terseram" yang bagi saya cukup menjanjikan dan menciptakan saya berharap banyak juga tidak terasa spesial.

Bahkan disaat saya ingin dibentuk tertawa, Monsters University tidak bisa mengatakan komedi segar yang menciptakan saya tertawa lebar. Disaat kisahnya datar, komedinya pun sama saja datarnya. Memang ada beberapa momen yang cukup lucu tapi tetap saja tidak terasa maksimal. Tapi tentu saja kalau bicara kualitas visual, film ini masih nomor satu. Begitu menyenangkan melihat bagaimana dunia dalam Monsters Universitiy disajikan termasuk bermacam-macam monster gres yang muncul dan beberapa cameo dari monster-monster dari film pertamanya yang cukup menarik untuk dicari. Monsters Universitiy memang tidak seburutk Cars 2, tapi masalahnya, di Cars 2 saya memang tidak berharapn menerima film terbaik Pixar, berbeda dengan Monster University. Pada kesannya hal itu menciptakan kekecewaan saya terhadap film ini justru melebihi kekecewaan saya terhadap Cars 2 yang sejatinya menandai kemunduran kualitas Pixar. Monsters Universitiy berjalan dengan begitu datar dan kisahnya hanya sekedar lewat. Pesan yang coba disampaikan wacana bagaimana setiap individu memiliki kelebihan mereka masing-masing pun menjadi kurang mengena. Saya masih dan akan terus berharap Pixar kembali pada kualitas terbaiknya dan mengatakan dongeng yang original. Harapan saya seolah terjawab alasannya tahun 2014 akan dirilis The Good Dinosaur yang merupakan film origina;. Sayangnya saya kembali dibentuk kecewa alasannya setahun setelahnya akan rilis Finding Dory yang merupakan sekuel dari Finding Nemo.

Artikel Terkait

Ini Lho Monsters University (2013)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email