Satu lagi karya dari Hong Sang-soo, sutradara Korea Selatan yang lebih banyak menerima apresiasi di ekspo luar negeri daripada dalam negeri. Pada tahun 2013 lalu, Hong cukup produktif dengan menciptakan dua film. Yang pertama yaitu Nobody's Daughter Haewoon yang menjadi perkenalan saya dengan film Hong Sang-soo sekaligus menciptakan saya tertarik untuk menonton film-film lain dari sang sutradara. Sedangkan film kedua yang dirilis pada tahun 2013 yaitu Our Sunhi yang berhasil menawarkan Silver Leopard alias penghargaan untuk sutradara terbaik pada Locarno International Film Festival bagi Hong Sang-soo. Dalam Our Sunhi, Hong ibarat biasa akan membawa beberapa nama yang pernah berkolaborasi dengannya, dimana ada Jung Yoo-mi (Like You Know it All, Oki's Movie & In Another Country) dan Lee Sun-kyun (Night and Day, Oki's Movie & Nobody's Daughter Haewon). Dalam film ini Hong masih akan mengajak penontonnya melihat drama sederhana yang begitu erat dengan kehidupan sehari-hari. Sama ibarat Nobody's Daughter Haewon, sosok utama yang menjadi fokus dalam film ini yaitu seorang perempuan muda berjulukan Sunhi (Jung Yoo-mi). Sunhi sendiri yaitu mahasiswi perfilman yang berdasarkan penuturan orang-orang yaitu seseorang yang cendekia dan bertalenta namun kurang baik dalam hal berkomunikasi.
Setelah menghilang dan tidak bisa dihubungi dalam waktu yang cukup lama, Sunhi kembali muncul di kampusnya untuk meminta surat rekomendasi pada profesor yang dulu mengajarnya, Dognhyun (Kim Sang-joong). Surat rekomendasi tersebut akan digunakan Sunhi untuk melanjutkan sekolah di Amerika. Di hari yang sama ketika sedang berada di sebuah cafe Sunhi juga bertemu dengan mantan pacarnya, Munsu (Lee Sun-kyun). Dari pertemuan itu terlihat bahwa meski sudah usang tidak bertemu, Munsu masih jatuh cinta pada Sunhi. Tapi respon Sunhi mendengar hal itu ternyata tidaklah terlalu baik, dan itu menciptakan Munsu merasa begitu sedih. Akhirnya Munsu pun memutuskan untuk melampiaskan segala isi hatinya pada Jaehak (Jung Jae-young), seniornya yang akhir-akhir ini entah kenapa mulai menjauhi Munsu. Awalnya semua konflik yang ada masih terasa sederhana, hingga secara perlahan semuanya bertambah rumit ketika Donghyun, Munsu dan Jaehak "terjebak" dalam situasi yang sama secara bersamaan. Bagi anda yang merupakan penggemar karya Hong atau setidaknya pernah menonton film sang sutradara sebelunya niscaya bisa mencicipi bahwa segala yang hadir di layar akan terasa sangat familiar. Mulai dari aspek teknis, cerita, penggarapan adegan, karakterisasi, hingga tema yang diangkat memang selalu mirip-mirip dalam film-film Hong.
Baik dari teknis maupun non-teknis, satu kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan film-film Hong Sang-soo yaitu "sederhana". Pergerakan kameranya sangat sederhana dengan kamera statis serta lebih sering bermain dengan zoom ini dan out. Cerita dan tema yang diangkat pun sangat sederhana dan erat dengan kehidupan sehari-hari. Karena begitu erat dan sederhana, tema yang ada jarang diangkat oleh sutradara lain, dan disinilah kelebihan Hong yaitu kepekaan terhadap segala hal di lingkungan sosial hingga ke detail yang paling kecil. Seperti biasa, akan ada konflik yang berfokus pada kontradiksi antar gender. Biasanya Hong akan mengeksplorasi aspek gender ini lewat sebuah konflik dalam korelasi percintaan khsusunya cinta "terlarang" entah itu perselingkuhan atau korelasi perempuan muda dengan laki-laki yang jauh lebih tua. Hong memang begitu gemar mengeksplorasi hasrat besar pria-pria cukup umur Korea terhadap perempuan bagus yang masih muda. Hal iini juga terpancar dengan terperinci lewat penggambaran karakter-karakter laki-laki dalam film ini. Sedangkan Sunhi layaknya abjad perempuan lain dalam film Hong yaitu sosok yang ingin bebas namun terjebak dalam sebuah korelasi percintaan yang rumit dengan laki-laki di sekitarnya. Terkadang rasa ingin bebas itu sering menciptakan abjad perempuan dalam film Hong terlihat tidak berperasaan. Tapi sesungguhnya dua aspek yang dibahas pada tiap-tiap gender itu saling menawarkan bantuan dalam konflik yang percintaan yang terjadi, begitu pula dalam Our Sunhi.
Dalam film ini Hong juga menunjukkan kepiawaiannya dalam merangkum sebuah adegan dialog santai menjadi begitu menarik. Masih ber-setting di rumah makan kecil atau cafe lengkap dengan rokok serta banyak botol soju, Our Sunhi juga punya begitu banyak adegan yang menunjukkan karakternya ngobrol sambil minum dengan begitu menarik. Disini Hong begitu baik dalam menampilkan dua jenis obrolan, yaitu dialog cair penuh canda tawa yang terasa begitu menyenangkan dan dialog kaku penuh problem dan awkward moment. Penonton pun alhasil berhasil mencicipi atmosfer yang dibangun dengan begitu nyata. Dalam momen dialog dalam film ini, kita akan melihat bagaimana Hong mengeskplorasi respon yang muncul dalam sebuah pembicaraan. Respon terhadap sebuah permasalahan yang sama bisa menjadi berbeda tergantung orang yang diajak beritneraksi. Seperti yang juga sudah saya singgung sebelumnya, Hong begitu peka dan cermat hingga bisa mengangkat sebuah hal yang begitu sederhana dan seringkali telewatkan. Our Sunhi pun menunjukkan hal itu ketika memperliahtkan situasi menggelikan dimana beberapa orang curhat perihal masalahnya kepada satu orang yang sama tanpa tahu bahwa masing-masing dari mereka menceritakan problem yang sama pada orang tersebut. Saya yakin banyak dari anda yang pernah berada dalam situasi tersebut. Saya juga yakin meski orang yang diajak mengembangkan kisah entah sadar atau tidak akan menawarkan respon berbeda kepada dua orang itu sebab alasan personal.
Tapi Our Sunhi tidak selalu terasa serius sebab akan menawarkan kesan lucu khususnya lewat situasi dan konflik yang terjadi antara karakternya. Semuanya terasa menggelitik hingga alhasil muncul titik puncak di sebuah istana dengan pemandnagan isu terkini gugur yang indah bisa menciptakan saya tertawa sebab kelucuan situasi dan awkward moment yang hadir begitu sempurna. Our Sunhi menjadi satu lagi bukti kehebatan Hong Sang-soo dalam merangkum sebuah kesederhanaan menjadi tontonan sederhana yang begitu memikat. Bukti kesederhanaan lainnya yaitu penggunaan sebuah lagu "lawas" Korea secara berulang-ulang yang anehnya tidak pernah terasa membosankan dan repetitif, bahkan berhasil mendukung situasi yang ada dengan begitu tepat. Sebuah eksplorasi interaksi sosial yang bagus termasuk penggambaran bagaimana persepktif seseorang di mata orang lain yang bisa jadi sama tapi bekerjsama belum tentu orang lain tersebut mengetahui sosok bekerjsama dari satu orang itu.
Ini Lho Our Sunhi (2013)
4/
5
Oleh
news flash