Sunday, January 13, 2019

Ini Lho Rurouni Kenshin (2012)

Meski bukan termasuk penggemar berat, di masa kecil dulu saya cukup suka mengikuti kisah Rurouni Kenshin (disini lebih dikenal dengan judul Samurai X) baik lewat manga ataupun anime-nya. Saya menyukai bagaimana kisahnya mampu menggabungkan agresi yang keren dengan selipan humor segar lengkap disertai karakter-karakter yang punya ciri khas kuat. Selain itu kisahnya juga berpatokan pada sejarah yang nyata. Maka dari itu, cukup mengejutkan bahwa Rurouni Kenshin harus menunggu begitu usang untuk disesuaikan ke layar lebar disaat manga lain yang lebih gres macam Death Note hingga 20th Century Boys malah sudah punya tiga film layar lebar. Tapi memang kisah petualangan Kenshin Himura tidak gampang untuk dirangkum kedalam sebuah film. Manga dengan total 27 volume dan banyak sekali story arc yang penuh dengan konflik dan begitu banyak huruf menciptakan sutradara yang berniat menciptakan adaptasinya harus benar-benar jeli menentukan kisah mana yang akan dijadikan dasar naskah filmnya. Pada kesannya sutradara Keishi Otomo dan penulis naskah Kiyomi Fujii menentukan untuk memperkenalkan kisah Kenshin sedari awal, dimulai dari masa disaat ia masih menjadi seorang pembantai berjulukan Battosai dan pada kesannya tetapkan berhenti membunuh.

Sepuluh tahun sejak peperangan usai, Battosai (Takeru Satoh) sekarang sudah bertobat dan menanggalkan julukan pembantai yang selama ini menempel padanya. Kini ia hanyalah Kenshin Himura sang pengembara. Perjalanannya membawa Kenshin datang di Tokyo dan bertemu dengan Kamiya Kaoru (Emi Takei), seorang gadis yang juga merupakan pemilik perguruan tinggi Kamiya Kasshin. Lewat Kaoru pula Kenshin pada kesannya mendengar kisah bahwa di Tokyo akhir-akhir ini terjadi perkara pembunuhan berantai dimana sang pembunuh mengaku sebagai Battosai si pembantai. Tidak hanya berusaha mencari sosok yang mengaku sebagai Battosai, Kenshin juga harus berurusan dengan Hajime Saito (Yosuke Eguchi) yang merupakan mantan anggota Shinsengumi yang notabene ialah musuh dari Kenshin di masa perang dulu. Disana pula Kenshin bertemu dengan seorang petarung berjulukan Sanosuke Sagara (Munetaka Aoki) yang kita tahu nantinya akan menjadi sobat Kenshin.

Bicara soal kisah yang diangkat, Rurouni Kenshin memang tidak dapat dibilang sama persis dengan manga-nya, tapi perubahan yang dilakukan tidak hingga menciptakan pembiasaan ini melenceng dari kisah aslinya. Pada dasarnya versi film ini menggunakan kisah Kanryu Takeda sang penjual opium. Bedanya kalau di manga kita juga akan diperkenalkan dengan sosok Aoshi Shinomori beserta para Oniwabanshu lainnya. Tapi disini kita tidak akan melihat mereka, dan sebagai gantinya sosok Hajime Saito dimunculkan dan huruf Udo Jin-e yang memang salah satu musuh pertama Kenshin dijadikan lawan terkuat di film ini. Yang patut dipuji dari pembiasaan kisahnya ialah bagaimana kisah perlawanan terhadap Kanryu berhasil sedikit dimodifikasi sehingga dapat mewadahi pengenalan karakter-karakter penting dalam kisahnya mulai dari Kenshin hingga Megumi Takani. Dihilangkannya Aoshi dan para Oniwabanshu bekerjsama keputusan yang tepat, alasannya ialah akan sangat sulit kalau harus berbagi latar belakang mereka semua dalam satu film ini. Sebagai gantinya ada beberapa sosok villain yang melambangkan masing-masing Oniwabanshu. Aoshi terang digantikan oleh sosok Udo Jin-e. Sedangkan huruf Hannya dan Shikijo juga masing-masing punya "pengganti" di film ini.
Memuaskan dari segi pemilihan cerita, bekerjsama masih ada satu hal fatal lagi yang tersisa dari pembiasaan sebuah manga. Apalagi kalau bukan penggambaran karakternya. Jika bicara yang paling memuaskan, saya puas terhadap penggambaran Kenshin, Kaoru dan Megumi. Takeru Satoh berhasil dengan baik memerankan sosok Kenshin yang dapat terlihat baik hati sebagai Kenshin, namun juga dapat terlihat sebagai pembunuh kejam dikala bertransformasi menjadi Battosai. Dia juga pas dikala harus melontarkan kata "oro" yang menjadi ciri khas seorang Kenshin Himura. Hanya saja saya merasa kurang berkaitan dengan relasi antara mereka bertiga. Kenshin dan Kaoru yang saya tahu di manga punya cara interaksi yang lebih segar dan lebih aktif dari ini. Begitu juga dengan sosok Megumi yang sering digambarkan sebagai si rubah betina, disini ketiganya digambarkan terlalu "halus" hingga hubungannya kurang dinamis. Mungkin di sekuelnya hal tersebut dapat lebih digali lagi. Sedangkan sosok Sanosuk, Yahiko dan Saito sedikit meninggalkan kekecewaan. Sanosuke terlihat hanya ibarat seorang preman jalanan biasa, Yahiko kurang tereksplorasi padahal nantinya ia ialah suksesor Kenshin. Sedangkan Saito yang merupakan salah satu huruf favorit saya dengan wajahnya yang hambar dan datar terasa kurang memiliki kharisma disini.

Tentu saja membicarakan Rurouni Kenshin tidak akan terlepas dari koreografi pertarungan pedangnya yang selalu luar biasa di manga. Di versi filmnya ini, koreografi yang ditampilkan bekerjsama tidak buruk. Kenshin dengan teknik Hiten Mitsurugi-nya mampu ditampilkan dengan cukup baik. Koreografi pertarungan yang lain juga tergarap dengan baik ibarat contohnya dikala Kenshin sendirian bertarung melawan banyak anak buah Kanryu. Tapi lagi-lagi saya masih merasa semua itu kurang maksimal. Saito dengan Gatotsu-nya yang seharusnya terlihat keren malah terlihat cupu disini. Saya yang mengharapkan konfrontasi awal Kenshin melawan Saito menjadi adegan dimana Saito mengeluarkan teknik andalannya itu harus kecewa. Begitu juga Sanosuke dengan zanbatou miliknya juga terlihat hanya ibarat seorang cowok urakan yang asal memainkan pedang pemenggal kuda tersebut. Untuk belahan klimaks-nya pun bekerjsama digarap rapih, hanya saja kurang maksimal untuk menjadi sebuah titik puncak yang penuh greget. Pada kesannya Rurouni Kenshin menjadi sebuah perkenalan bagi kisah Kenshin Himura di layar lebar yang bekerjsama cukup memuaskan meski masih banyak hal yang terasa mengganggu kalau berpatokan pada manga-nya. Tapi setidaknya saya tidak hingga dibentuk kecewa dan masih berharap banyak pada sekuelnya. Jika film ini dibentuk trilogi saya harap Aoshi dan Oniwabanshu akan muncul di film kedua, dan mungkin Shishio Makoto akan muncul dalam Kyoto arc sebagai epilog trilogi.


Artikel Terkait

Ini Lho Rurouni Kenshin (2012)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email