Saturday, January 12, 2019

Ini Lho Santa Sangre (1989)

Nama Alejandro Jodorowsky mungkin terdengar asing bagi sebagian besar penyuka film dikala ini, namun bergotong-royong ia ialah sutradara cult yang mempunyai banyak sekali cult film yang mempunyai banyak pemuja fanatik. Namun sejak The Rainbow Thief yang rilis tahun 1990 Jodorowsky mangkir dalam menciptakan film selama lebih dari dua dekade sebelum tahun ini kembali lagi dengan The Dance of Reality yang juga merupakan sebuah autobiografi perihal kehidupannya. Saya sendiri gres sempat menonton satu karya Jodorowsky sebelumnya yakni El Topo yang kini tengah dikembangkan sekuelnya. Dari sebuah film tersebut setidaknya aku dapat sedikit meraba bagaimana gaya seorang Jodorowsky yang kental unsur surealis, tema religius serta alur yang melompat-lompat bahkan seringkali berganti tone dengan begitu berbeda. Santa Sangre sendiri mempunyai cara bertutur yang seakan-akan dengan El Topo yakni membagi alurnya dalam dua bab yakni flashback dan fast forward.

Fenix (Axel Jodorowsky) ialah salah seorang pasien yang dirawat di sebuah rumah sakit jiwa. Dia hidup bagaikan hewan yang tinggal diatas pohon dan hanya mau makan daging atau ikan mentah. Setelah sedikit perkenalan dengan Fenix kita pun diajak menengok kebelakang, ke masa disaat Fenix masih kecil dan tinggal bersama rombongan sirkus yang dipimpin oleh ayahnya, Orgo (Guy Stockwell). Orgo ialah seorang pelempar pisau yang jitu sekaligus pemilik sirkus tersebut. Sedangkan ibu Fenix, Concha (Blanca Guerra) ialah seorang aerialist sekaligus pemimpin dari sebuah perkumpulan agama yang dikecam oleh warga setempat alasannya ialah dianggap sesat. Hubungan ayah dan ibu Fenix sendiri tidaklah terlalu baik, apalagi sesudah Concha memergoki suaminya mempunyai kekerabatan dengan anggota sirkus lainnya, The Tattoed Woman (Thelma Tixou). Fenix sendiri menyimpan perasaan kepada Alma (Faviola Elenka Tapia) putri dari perempuan bertato tersebut yang merupakan seorang gadis penderita bisu dan tuli. Sedangkan dalam alur flash forward kita akan melihat Fenix yang telah kabur dari rumah sakit jiwa tinggal bersama dengan Concha yang telah kehilangan kedua tangannya dan terus mengontrol kehidupan Fenix yang dipenuhi trauma.

Penonton yang belum familiar atau bahkan belum pernah sekalipun menonton film Alejandro Jodorowsky pastinya akan kebingungan, kaget atau bahkan mungkin terganggu dengan caranya bercerita. Layaknya El Topo, Santa Sangre juga terlihat sebagai sebuah film dengan dongeng yang "normal" diawal dimana kita akan melihat konflik yang terjadi di sirkus milik Orgo. Tapi tiba-tiba saja ceritanya berpindah ke masa disaat Fenix cukup umur dan terasa makin sureal. Karakter utama yang tiba-tiba nasibnya berubah total dan tidak terduga ialah sesuatu yang muncul di beberapa karya Jodorowsky setidaknya El Topo dan Santa Sangre. Suasana yang dibangun dalam dua bab film ini juga cukup berbeda. Di bab flashback, Jodorowsky benar-benar menumpuk segala kengerian dan horor visual yang terasa disturbing mulai dari pembangunan suasana tata lampu, dan desain abjad yang aneh, iringan musik yang begitu berpengaruh membangun atmosfer hingga aneka macam adegan sadis yang ditampilkan dengan cukup gamblang. Namun bicara soal adegan gore, bukan tingkat kebrutalannya yang menciptakan terasa memuakkan tapi timing penempatannya yang sempurna hingga menimbulkan imbas kejut yang luar biasa.
Lalu di bab flash forward tingkat kebrutalannya jauh berkurang dan lebih banyak diisi dengan momen-momen dreamy yang terasa sureal. Namun bukan berarti kengeriannya berkurang. Sebuah adegan dikala Fennix dikejar oleh wanita-wanita yang telah ia bunuh terasa begitu mengerikan, bagaikan sebuah mimpi jelek yang tidak ingin lagi aku ulangi. Santa Sangre dilihat dari beling mata horor ialah sebuah sajian yang memuaskan. Kengeriannya dibangun dari segala sisi mulai dari atmosfer asing yang disturbing hingga momen gore penuh darah. Tapi bergotong-royong Santa Sangre lebih dari sekedar pekan raya horor mengerikan. Ini juga merupakan sebuah perjalanan psikologis yang dibangun lewat kemasan surealis yang memikat. Ada alasan kenapa Jodorowsky membagi film ini dalam dua bab dan kenapa dua bab itu punya suasana serta cara yang berbeda dalam membangun kengeriannya. Semuanya alasannya ialah ini ialah kisah perihal kejadian traumatis masa kecil seseorang yang berdampak begitu besar pada kondisi kejiwaan orang tersebut pada dikala ia dewasa.

Flashback-nya berkhasiat untuk menggambarkan bagaimana kejadian yang menimbulkan trauma. Karena itu Jodorowsky mengemasnya tanpa banyak menggunakan simbolisme sureal dan lebih menentukan pendekatan visual yang penuh unsur sadisme. Penonton pun turut dibentuk mencicipi bagaimana  rasa shock dan stress berat yang dialami oleh karakternya sesudah menyaksikan kejadian tragis tersebut. Kemudian kejadian traumatis tersebut jadinya berdampak pada psikologis si abjad (Fenix) yang dihantui oleh bayangan masa lalunya. Oleh alasannya ialah itu Jodorowsky mengemas paruh keduanya dengan unsur surealis yang kental sebagai citra terganggunya jiwa Fenix akhir stress berat luar biasa yang ia alami. Hebatnya Jodorowsky tidak hanya menggambarkan itu semua tapi juga menciptakan penonton ikut mencicipi dan karam dalam perjalanan hidup Fenix. Santa Sange juga bertutur mengenai tujuan hidup dan alasan seseorang melaksanakan sesuatu sepanjang hidupnya, dan disini Fenix digambarkan menjalani hidupnya alasannya ialah kontrol dari unsur "jahat" dalam dirinya, "setan" dalam jiwanya. Ya, ini ialah pesan religius yang lagi-lagi dimasukkan Jodorowky dalam karyanya.

Uniknya Santa Sangre mempunyai unsur romantisme tersendiri yang menyoroti bagaimana Fenix berusaha mencari cinta masa kecilnya, sebuah cinta sejati yang tidak pernah ia lupakan. Pada jadinya pencarian tersebut membuatnya dikontrol oleh "kejahatan" di dalamnya yang memakan begitu banyak korban. Bisa jadi Santa Sangre turut membawa pesan perihal orang-orang yang mengontrol, mendominasi dan interaksinya dengan mereka yang dikontrol dan didominasi hidupnya. Secara menyeluruh Santa Sangre tidaklah sekompleks El Topo, bahkan di selesai film Jodorowsky dengan baik hati memperlihatkan tanggapan atas misteri yang ada dengan gamblang meski tanpa tanggapan itu pun semuanya sudah tergambar dengan cukup jelas. Santa Sangre ialah sebuah horor yang indah, puitis tanpa harus melupakan hakikat horor sebagai tontonan yang memperlihatkan teror kepada penontonnya.

Artikel Terkait

Ini Lho Santa Sangre (1989)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email