Sunday, January 13, 2019

Ini Lho Snitch (2013)

Dwayne Johnson bagaikan sebuah jaminan akan hadirnya sebuah film agresi yang seru dan kental dengan nuansa machoisme. Urusan akting memang tidak Istimewa namun tolong-menolong juga tidak bisa dikatakan buruk. Maka dari itu namanya seolah menjadi jaminan keberhasilan sebuah film. Bahkan franchise macam Fast & Furious saja bisa kembali mendapat nafasnya disaat Johnson bergabung di Fast Five. Disaat kurun Stallone maupun Schwarzenegger telah usai, Dwayne Johnson bersama Jason Statham sekarang menjadi ujung tombak dalam genre ini. Maka dari itu disaat film terbarunya yang berjudul Snitch dirilis saya mengharapkan sebuah film action yang penuh agresi seorang Dwayne Johnson dengan otot-otot besarnya menghajar tiap musuh yang ditemui. Melihat posternya yang menampilkan sosok sangar sang pemain film saya makin yakin bahwa ini yaitu menu yang mungkin tidak terlalu banyak menggunakan otak tapi yang niscaya akan banyak otot yang dihadirkan disini. Namun ternyata Snitch bukanlah tipikal film ibarat yang saya harapkan alasannya yaitu dibandingkan adegan agresi akan lebih banyak drama disini. Yang paling mengejutkan yaitu Dwayne Johnson tidak bermain sebagai abjad tangguh yang mampu menghajar 10 orang sekaligus ataupun meledakkan markas musuh sendirian. Disini ia berperan sebagai John Matthews, seorang laki-laki biasa pemilik sebuah perusahaan konstruksi.

Konflik dalam Snitch dimulai dikala Jason (Rafi Gavron), putera John dari ijab kabul pertamanya ditangkap polisi atas tuduhan mengedarkan narkoba. Mengetahui bahwa puteranya tidak bersalah, John berusaha melaksanakan apapun untuk menghindarkan Jason dari eksekusi 10 tahun penjara termasuk berusaha melaksanakan perjanjian dengan jaksa wilayah Joanne Keeghan (Susan Sarandon). Akhirnya Joanne setuju untuk mengurangi masa tahanan Jason selama setahun asalkan John bersedia membantu menangkap Malik (Michael Kenneth Williams) yang merupakan seorang pemasok narkoba besar disana. John balasannya bersedian untuk menyamar sebagai kurir narkoba dengan menggunakan truk perusahaan miliknya. Namun hal diluar dugaan terjadi dikala misi tersebut justru membawa John pada bundar krimina yang jauh lebih besar dan tentunya makin membahayakan dirinya beserta seluruh keluarganya. Mungkin filmnya penuh dengan nuansa kriminal yang melibatkan kartel narkoba kelas kakap. Namun ibarat yang sudah saya sebutkan bahwa Snitch nyatanya bukanlah film penuh rangkaian adegan agresi meskipun punya Dwayne Johnson di dalamnya. Snitch nampak berusaha menggabungkan court room drama perihal perjuangan seorang ayah berunding dengan jaksa biar sang anak bisa bebas dengan action-crime perihal perjuangan melacak gembong pengedar narkoba.
Tentu saja saya tidak menyampaikan itu sebagai pilihan yang buruk. Bahkan Snitch bisa menjadi suguhan yang lengkap kalau drama pengadilannya bisa dihukum dengan solid dan menyentuh sedangkan porsi aksinya yang mengadalkan Dwayne Johnson bisa menawarkan hiburan super seru sebagai pelengkap. Namun pada balasannya sutradara Ric Roman Waugh justru nampak kebingungan memilih fokus filmnya. Porsi dramanya terperinci tidak berakhir maksimal meskipun lagi-lagi tidak buruk. Bagaimana interaksi dan konflik antara John dengan Joanne sekaligus pihak kepolisian serta bagaimana John harus "menipu" bawahannya untuk bekerja sama dalam misi terperinci menarik untuk dikesplorasi lebih dalam. Konflik yang dihadirkan disini yaitu dongeng yang penuh dengan unsur konspirasi yang tentunya menarik dan bisa terasa begitu intense meski tidak punya porsi adegan agresi atau ledakan besar-besaran. Kisah perihal bagaimana seseorang melakuakn tawar menawar dengan pegawapemerintah aturan untuk mengurangi eksekusi bahkan meskipun harus mengorbankan orang lain sekalipun. Aparat tidak peduli hal apapun yang penting bisa meringkus buronan sebanyak mungkin, sedangkan sang warga sipil tidak peduli meski harus menjebak orang lain asalkan eksekusi yang ia terima bisa jauh berkurang. Hal yang sama juga berlaku pada drama keluarga ayah dan anak yang tolong-menolong bisa terasa menyentuh tapi lagi-lagi kurang dalam pada penggarapannya.

Meng-casting Dwayne Johnson bagi saya yaitu sebuah kesalahan disini. Tentu saja saya tidak bermaksud menyampaikan bahwa permaianannya buruk. Mungkin bukan kualitas akting kelas Oscar tapi kharisma sang pemain film masih tetap berpengaruh ibarat biasanya. Tapi permasalahannya dengan menempatkan Dwayne Johnson sebagai seorang abjad dalam situasi ibarat diatas, penonton mana yang tidak gregetan alasannya yaitu berharap John Matthews akan segera menghaajar semua orang yang menghalangi jalannya. Namun kita harus bersabar sampai momen titik puncak untuk melihatnya menghajar para gembong narkoba lewat adegan kejar-kejaran sekaligus baku tembak yang saya akui terasa seru. Namun sebelum itu saya dibentuk gregetan melihat sosok Dwayne Johnson yang terperinci termasuk ringkih kalau dibandingkan dengan abjad yang ia mainkan selama ini. Pada balasannya otot-otot sang pemain film terasa begitu mubazir disini. Bagi Johnson mungkin ini yaitu sbeuah keputusan baik untuk melebarkan jangkauan karakternya, namun bagi Snitch sendiri untuk apa menggunakan The Rock yang sangar itu kalau hanya diberikan satu rangkaian adegan agresi di kepingan akhir? Bukankah lebih baik menghilangkan porsi adegan aksinya, menimbulkan film ini sebagai drama kriminal secara penuh dan menggunakan pemain film lain yang memang lebih kearah pemain film drama? Pada balasannya Snitch masih bisa dinikmati meskipun pada balasannya menjadi sebuah tontonan yang jauh dari kata maksimal.

Artikel Terkait

Ini Lho Snitch (2013)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email