Wednesday, January 16, 2019

Ini Lho Suicide Circle (2002)

Meskipun belum semua orang pernah menonton debut film Sion Sono ini, tapi bisa dipastikan hampir semua orang sudah mengetahui atau bahkan sudah pernah melihat adegan pembuka film ini yang begitu populer dan memorable tersebut. Sebuah adegan mengerikan dan menciptakan miris dimana 54 siswi SMU secara bahu-membahu melompat kearah kereta yang sedang melaju kencang. Tanggal 26 Mei akan diingat sebagai hari dimana stasiun Shinjuku banjir darah dan kepingan badan mereka berhamburan. Sebuah opening yang tentunya tidak akan bisa dilupakan oleh semua yang menontonnya dan mudah akan menciptakan penonton terpaku untuk menanti hal-hal abnormal apalagi yang akan terjadi. Sion Sono memang "gila". Saya teringat ketika pertama kali menonton karyanya dalam Cold Fish dimana dalam film itu banyak terdapat adegan mutilasi dan sebuah ending yang tidak kalah abnormal dibandingkan adegan pembuka Suicide Circle.

Penyelidikan kepolisian terhadap kasus bunuh diri massal tersebut dimulai. Awalnya pihak kepolisian masih kebingungan apakah ini murni kecelakaan atau merupakan tindak kriminal. Tapi kemudian bunuh diri massal tersebut mulai terjadi lagi dalam jumlah yang jauh lebih banyak. Tidak ada petunjuk yang niscaya mengenai pemecahan kasus ini kecuali sering ditemukannya tas olahraga warna putih yang didalamnya berisi rangkaian kulit insan yang berasal dari orang yang berbeda-beda dimana jikalau dihitung rangkaian berasal dari ratusan orang yang berbeda. Apa maksud dari keberadaan benda tersebut di TKP? Lalu polisi juga dibingungkan dengan munculnya sebuah web yang berisi dot warna merah dan putih yang mana tiap kali ada kasus bunuh diri maka dot yang ada akan bertambah. Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang tersisa dari film ini. Hingga menjelang simpulan nampaknya tidak akan terlalu banyak pertanyaan yang tersisa, tapi disaat film akan berakhir yang muncul justru bukan balasan dari segala misteri yang ada namun pertanyaan-pertanyaan gres yang tidak terjawab.

Akan sangat banyak pertanyaan yang tersisa selain mengenai rangkaian kulit insan dan web misterius itu. Siapa sesungguhnya Genesis dan akan buahnya dan apa alasan mereka mengaku sebagai pimpinan Suicide Club? Lalu siapa belum dewasa kecil yang muncul di simpulan film? Apa hubungannya kasus ini dengan girlband yang muncul sepanjang durasi? Apakah mereka termasuk antek dari Suicide Club? Apakah Suicide Club memang benar-benar ada? Dan yang paling penting apa latar belakang sesungguhnya dari kejadian bunuh diri massal yang terjadi? Sion Sono tidak menjawab itu disini, melainkan pada sekuelnya yang berjudul Noriko's Dinner Table. Makara saya rasa tidak ada gunanya mendiskusikan banyak sekali pertanyaan tidak terjawan tersebut kalau belum menonton sekuelnya. Makara disini mari kita bahas saja hal-hal yang terang di film ini.
Saya sudah sering menyaksikan film-film abnormal termasuk dari Jepang yang tidak hanya berisi adegan sadis, gore dan banjir darah tapi juga kejadian-kejadian yang terlihat amoral. Tapi gres dalam Suicide Circle ini saya merasa begitu miris sampai harus menyempatkan waktu sekitar semenit- dua menit untuk istirahat sejenak alasannya yakni begitu kelam dan depresifnya dongeng film ini berjalan. Penyajiannya ibarat dengan Battle Royale dimana sedari awal tensi sudah cukup tinggi dan terus terjaga sepanjang film. Temanya juga sama, yakni menyajikan kritik-kritik sosial lewat sebuah tontonan "gila" penuh darah. Saya rasa horror-horror Jepang yang mengandalkan gore juga tidak jauh beda yaitu dibalik adegan sadis yang menghiasi sepanjang film terdapat kritikan ihwal kondisi sosial dan masyarakat remaja ini yang jikalau dilihat sesungguhnya memang realistis hanya pengemasannya saja yang hiperbola. Dalam Suicide Circle hal-hal ihwal menghargai hidup yakni harus meskipun hidup kita terasa berat yakni suguhan utama.

Tentu saja tidak cukup dengan adegan sadis dan jalan dongeng yang depresif untuk bisa mneghadirkan sebuah film yang bisa menciptakan penontonnya merasa begitu miris. Music scoring dalam film ini yakni faktor besar lengan berkuasa dalam membangun suasana miris dan depresif. Sungguh sebuah scoring yang luar biasa. Dengarkan saja musik yang mengiringi ketika film ini dimulai dan anda sudah akan bisa membayangkan akan bagaimana sesaknya hati ini menonton Suicide Circle. Apalagi kombinasi adegan dan musiknya cukup unik dimana adegan menegangkan atau seram tidak harus dipadukan dengan musik yang seram juga tapi bisa dengan musik yang kelam atau bahkan musik ceria ala parade ibarat yang ditampilkan di adegan bunuh diri pembuka. Overall, film ini yakni sebuah perpaduan yang luar biasa dari horror, misteri, drama sosial yang setiap aspeknya bisa digarap dengan amat baik dan tensinya selalu terjaga. Dan yang niscaya akan menciptakan penontonnya terpengaruhi untuk menonton sekuelnya, Noriko's Dinner Table untuk menemukan jawaban-jawaban dari setumpuk pertanyaan yang tersisa di simpulan film.

Artikel Terkait

Ini Lho Suicide Circle (2002)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email