Sesungguhnya film buatan sutradara Adam Wingard (V/H/S & V/H/S 2) sudah dirilis pada ajang Toronto Film Festival pada segmen Midnight Madness pada tahun 2011 kemudian bersamaan dengan The Raid. Namun gres dua tahun kemudian film ini dirilis secara luas termasuk ke Indonesia oleh Gareth Evans yang begitu menyukai film ini. Sekilas nampak tidak ada yang Istimewa dari You're Next yang mengangkat tema home invasion plus unsur slasher dalam ceritanya. Akan ada korban-korban yang bernasib sial terjebak dalam sebuah rumah yang dikepung oleh pembunuh sadis tanpa ada jalan keluar, ada pembunuh dengan menggunakan topeng, badan bergelimpangan serta darah bermuncratan, serta tentunya sosok perempuan yang menjadi tokoh sentral dan bernasib "paling beruntung" diantara korban lainnya. Tapi kesukesan You're Next yang berhasil baik secara finansial maupun respons dari kritikus (nilai 75% di Rotten Tomatoes ialah hal langka bagi film bertemakan home invasion ataupun slasher belakangan ini) menyebabkan saya memasukkan film ini dalam daftar film yang begitu saya nantikan. Dan penantian itu cukup berhasil dibayar impas oleh kegilaan Adam Wingard disini.
Crispian (A.J. Bowen) dan Erin (Sharni Vinson) tengah mengunjungi kedua orang renta Crispian yang tengah merayakan ulang tahun perkawinan mereka. Disana berkumpul juga saudara-saudara Crispian yang sama-sama mengajak pasangan mereka. Awalnya makan malam yang berlangsung terasa hangat meski ada konflik yang terjadi antara Crispian dan kakaknya, Drake (Joe Swanberg). Namun tiba-tiba semua menjelma horor yang mencekam ketika sosok-sosok misterius bertopeng mulai menyerang keluarga tersebut dan menghabisi mereka satu per satu. Tentu saja rangkaian kisah tersebut terasa begitu klise dan sudah ratusan kali muncul dalam film-film bertemakan serupa. Toh memang Adam Wingard dan penulis naskah film ini Simon Barrett tidak sedang berusaha membuat sebuah tontonan yang revolusioner nan cerdas dalam genre horor ibarat The Cabin in the Woods. Yang coba mereka lakukan dalam You're Next "hanyalah" memaksimalkan segala potensi yang dimiliki oleh film bertemakan home invasion dan slasher yang ternyata berhasil membuat sebuah tontonan yang cukup segar dan memuaskan.
Hal pertama yang dimaksimalkan oleh duo Wingard/Barrett ialah bagaimana membangun ketegangan filmnya tanpa lupa untuk memasukkan gorefest yang brutal. Momen disaat pembunuh bertopeng misterius tersebut pertama kali menyerang keluarga Davison dengan serbuan panah demi panah yang terasa begitu menegangkan. Ya, momen tersebut sanggup dikemas dengan begitu intens, menegangkan dan tetap bisa terasa brutal tanpa harus mengumbar banyak darah. Setelah itu barulah kegilaan demi kegilaan mulai disajikan You're Next secara bergantian disaat jumlah korban yang tewas makin bertambah. Darah mulai makin banyak mengalir dan poin plus juga patut diberikan pada bagaimana teknik yang digunakan untuk membunuh korban dalam film ini. Mungkin tidak banyak yang benar-benar gres namun berhasil menghindarkan filmnya dari kesan "asal bacok" ibarat yang banyak muncul dalam film-film slasher pada umumnya. Bahkan meski tidak mempunyai pendalaman abjad yang berarti serta akting yang benar-benar mumpuni, You're Next masih sanggup menawarkan kesan tragis disaat satu per satu anggota keluarga Davison meregang nyawa lewat cara yang begitu tragis.
Satu hal lagi yang makin membuat film ini menarik ialah selipan komedi yang hebatnya cukup ampuh memancing tawa. Uniknya selipan komedi tersebut banyak dimasukkan pada adegan menegangkan ibarat serangan pertama ketika makan malan tersebut. Hasilnya? Menarik. Menarik alasannya ialah disatu sisi film ini tidak kehilangan ketegangannya tapi disisi lain komedinya pun ampuh menawarkan tawa bagi saya. Kedua aspek yang saling bertolak belakang itupun alhasil menyatu dengan begitu baik dan membuat suasana yang menarik serta dinamis dalam filmnya. Namun aspek yang paling menyegarkan dalam You're Next ialah hadirnya sosok heroine tangguh dalam diri Erin yang diperankan dengan baik oleh Sharni Vinson. Erin bukanlah seorang perempuan biasa dalam film horor yang hanya bisa berlari, berteriak, melaksanakan hal terbelakang dan alhasil bertahan hidup alasannya ialah faktor keberuntungan yang dipaksakan. Erin ialah heroine yang bahkan bisa tampil lebih brutal dan asing daripada para pembunuh yang ada. Dia bisa menghunusan pisau, mengayunkan kapak, memasang perangkap mematikan, bahkan membunuh dengan blender. She's one of the best heroine in horror movie...ever.
Namun disaat Erin semakin asing dan badass, ketika itulah para pembunuh bertopeng yang ada semakin kehilangan taringnya. Tensi pun terasa menurun alasannya ialah hal itu disaat saya merasa bahwa mereka sudah tidak lagi berbahaya dan bisa mengancam nyawa Erin. Andai saja sosok pembunuh tersebut lebih ditingkatkan lagi kehebatannya saya yakin film ini akan jadi jauh lebih seru dan gila. Bayangkan di momen titik puncak Erin bertarung dengan seorang pembunuh dengan kemampuan ibarat Jason Voorhees atau Leatherface misalnya. You're Next pada alhasil sanggup menjadi sajian horor yang anggun alasannya ialah sanggup memaksimalkan semua potensinya mulai dari ketegangan, kebrutalan yang kadarnya cukup tinggi, heroine yang asik, hingga selipan komedi segar yang berhasil memancing tawa. Jangan lupakan juga twist yang ada meskipun bagi saya sendiri twist-nya tidak segila yang saya harapkan. Malah sebuah twist minor di ujung film terasa jauh lebih mengejutkan meski tidak terlalu besar lengan berkuasa pada keseluruhan kisahnya. Tapi lagi-lagi You're Next ialah sajian anggun yang menandakan tidak perlu melaksanakan revolusi pada genre horor untuk menjadi bagus. Cukup maksimalkan semua potensi yang ada.
Ini Lho You're Next (2011)
4/
5
Oleh
news flash