Wednesday, January 16, 2019

Ini Lho American Reunion (2012)

Saya sendiri bukanlah termasuk penggemar franchise American Pie, dimana ketika film pertamanya rilis aku masih berusia 7 tahun dan ketika itu aku belum dekat dengan yang namanya VCD player beserta film-filmnya. Tapi aku masih ingat masa-masa SD dan Sekolah Menengah Pertama dimana ketika itu aku dan teman-teman aku sering berkunjung ke rental VCD dan kami selalu senyam-senyum melihat formasi film American Pie terpajang di katalog. Tentu saja ketika itu ialah ketika dimana bagi aku film-film menyerupai American Pie ialah hal tabu yang tidak layak untuk diperbincangkan. Mendengar nama American Pie saja sudah menyerupai sinonim dari film porno bagi aku dan teman-teman ketika itu. Hal itulah yang menciptakan aku bukan termasuk orang yang tumbuh bersama franchise komedi jorok yang sudah punya empat film resmi (termasuk Reuinion) dan empat spin-off yang rilis pribadi ke DVD ini. Kisah dalam American Reunion ini ber-setting 13 tahun sesudah tokoh-tokoh utamanya lulus dari Sekolah Menengan Atas dan kini telah berkeluarga dan memasuki kehidupan dewasa.
Tiga belas tahun sesudah lulus Sekolah Menengan Atas Jim Levenstein (Jason Biggs) yang di film sebelumnya menikah dengan Michelle (Alyson Hannigan) kini sudah mempunyai seorang putera. Kehadiran anak tersebut menciptakan privasi yang dimiliki oleh Jim dan Michelle untuk bekerjasama seks menjadi tidak ada. Hal itu menciptakan kesepakatan nikah mereka mulai terganggu kebahagiaannya. Sementara itu sahabat Jim yang lain juga telah menjalani hidup mereka sebagai orang dewasa. Oz (Chris Klein) sudah menjadi selebritis di Los Angeles dan tinggal bersama pacarnya yang seorang super model, Mia (Katrina Bowden). Kevin (Thomas Ian Nicholas) telah menikah dengan Ellie (Charlene Amoia) dan menjadi seorang arsitek. Kemudian ada Finch (Eddie Kaye Thomas) yang menghabiskan waktunya dengan berkeliling dunia. Yang terakhir tentunya ialah Stiffler (Sean William Scott) yang masih saja merupakan Stiffler yang dulu. Setelah sekian usang mereka kembali berkumpul dalam reuni Sekolah Menengan Atas yang tentu saja akan membangkitkan kembali memori hingga permasalahan masa kemudian yang pernah mereka alami. Bedanya kali ini mereka sudah bukan lagi remaja yang terobsesi dengan seks. Kini mereka ialah orang remaja yang harus menyelesaian duduk masalah yang ada secara remaja pula.
American Reunion terperinci mengalami pendewasaan dan tidak segila dan seliar film pertamanya, tapi film keempat ini masih tetap memperlihatkan aneka macam dagelan jorok yang bekerjasama dengan seksual dan alat kelamin. Tentu saja ini ialah keputusan yang sempurna dimana filmnya bergerak mengikuti pendewasaan karakternya daripada memaksakan abjad remaja melaksanakan dagelan kekanak-kanakan atau mewariskan segala kegilaan tersebut pada abjad baru. Toh meski mengalami penurunan dalam tingkat kegilaannya, tapi film ini masih berhasil menyuguhkan dagelan yang lucu dan beberapa kali bisa memancing tawa penontonnya meski tetap ada beberapa momen yang terasa kurang maksimal. Sesekali juga ada momen komedi vulgar yang muncul dan meski jumlahnya tidak banyak tapi terbukti bisa memancing tawa, misalnya ialah ketika adegan Jim terbangun di dapur tanpa menggunakan celana. Untungnya juga film ini masih mempunyai Stiffler yang punya kadar kegilaan yang masih sama dari dulu. Dengan performa Sean William Scott yang (selalu) istimewa abjad Stiffler tetap terus akan jadi abjad yang ikonik dan dicintai penonton.

Diluar komedinya yang lumayan, konflik yang disuguhkan dalam American Reunion bergotong-royong sangatlah klise dan sudah sering kita jumpai dalam film-film komedi lainnya. Kisah wacana krisis kesepakatan nikah akhir kehidupan seks yang tidak lancar, cerita wacana CLBK, persahabatan, hingga tentunya wacana pendewasaan ialah hal-hal yang ditampilkan dalam film ini dan tentu saja semua hal tersebut bukanlah hal gres dalam tema film khususnya komedi. Cara penyajiannya juga tidaklah mempunyai modifikasi berarti kecuali punya konten yang sedikit lebih remaja mengingat American Reunion bukanlah sebuah film romcom menyerupai pada umumnya. Tapi untungnya konten nostalgia, humor jorok dan tokoh-tokoh yang sudah lebih berpengaruh karakternya di benak penonton menciptakan American Reunion tidak menjadi sebuah komedi standar yang membosankan. Konten nostalgia tersebut pastinya akan berhasil menyentuh para penggemar film-film sebelumnya, apalagi mereka yang tumbuh dan melalui masa remaja penuh hasrat seksual bersama American Pie. Tidak hanya bernostalgia wacana film-film sebelumnya, mungkin penonton yang merupakan penggemar usang franchise ini yang kini sudah berkeluarga juga akan bernostalgia wacana saat-saat mereka remaja dulu, ketika mereka terobsesi akan seks, ketika mereka mencari cinta mereka, atau ketika handphone belum menjadi hal umum menyerupai sekarang. Penggemar American Pie tentunya wajib menonton film ini dan akan terpuaskan dengan nostalgia yang ada. Penggemar komedi jorok yang bukan fans usang film ini juga tidak akan kecewa. Tapi bagi non-penggemar sekaligus bukan pecinta komedi jorok dan "bodoh" menyerupai ini mungkin lebih baik melewatkannya saja.

Artikel Terkait

Ini Lho American Reunion (2012)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email