Tuesday, January 15, 2019

Ini Lho The Best Exotic Marigold Hotel (2012)

Sutradara John Madden kembali menyoroti kisah orang-orang bau tanah sehabis sebelumnya lewat The Debt ia mengangkat mengenai para intel yang sudah pensiun, kali ini ia menggabungkan pemain drama dan aktris British veteran dalam sebuah dramedi dengan ensemble cast yang berisi para bintang uzur. Sebuah film yang berisi perenungan dan perjalanan mencari jawaban atas permasalahan selalu menarik apalagi jikalau didalamnya diisi bintang-bintang macam Judi Drench, Bill Nighy, Penelope Wilton, Tom Wilkinson hingga Maggie Smith. Belum lagi masih ada tambahan bintang muda menyerupai Dev Patel yang angkat nama lewat Slumdog Millionaire. Berbekal kisah yang ringan namun penuh akan perenungan dan konflik batin mendalam, sutradara yang pernah membawa filmnya (Shakespeare in Love) berjaya di Oscar, serta para pemain yang berpengalaman dan sudah tidak absurd dengan nominasi Oscar, The Best Exotic Marigold Hotel seolah jadi sebuah jaminan mutu yang akan menerima daerah di ajang Oscar tahun depan. Tapi apakah itu benar?

The Best Exotic Marigold Hotel membuka ceritanya dengan membawa kita berkenalan dengan tokoh-tokoh yang ada mulai dari Evelyn (Judi Drench) yang gres saja ditinggal mati sang suami dan harus menjual rumahnya untuk menutupi hutang yang ditinggalkan almarhum suaminya. Kemudian ada sepasang suami istri yang sudah menikah selama 39 tahun, Douglas (Bill Nighy) dan Jean (Penelope Wilton) yang sedang mengalami persoalan baik dari keuangan dimana semua uang Douglas habis untuk investasi perjuangan bisnis internet putrinya sehingga menciptakan mereka tidak punya uang yang cukup untuk membeli rumah yang dianggap layak hingga kepada retaknya hubungan mereka jawaban perilaku Jean yang selalu berpikir negatif akan semua hal. Kemudian ada Muriel (Maggie Smith) yang dulunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga namun alasannya seumur hidupnya didedikasikan untuk mengurus keluarga orang lain ia sendiri tidak sempat berkeluarga dan hidup sendiri dengan harta berlimpah. Muriel yaitu seorang perempuan yang cukup rasis terhadap orang lain dan sekarang tengah bersiap menjalani operasi pinggangnya.
Lalu ada Graham (Tom Wilkinson) yang gres saja tetapkan pensiun sebagai hakim dan tetapkan mencari masa lalunya yang terlupakan. Ada juga Norman (Ronald Pickup) yang sedang mencari perempuan yang akan menemaninya menghadapi masa tua. Terakhir yaitu Madge (Celia Imrie) yang sudah beberapa kali mengalami kegagalan ijab kabul dan merasa jengah dengan anaknya yang tidak memperbolehkannya keluar rumah padahal ia sangat ingin mencari suami lagi. Ketujuh orang bau tanah tersebut jadinya menemukan sebuah daerah berjulukan Best Exotic Marigold Hotel di Jaipur, India milik Sunny (Dev Patel) yang menjanjikan daerah tinggal yang nyaman dan tenang bagi para orang tua. Mereka jadinya tetapkan untuk pergi kesana dengan tujuan masing-masing dan jadinya justru menghadapi sebuah perjalanan dan petualangan yang diluar asumsi mereka di India, sebuah tanah yang absurd bagi kebanyakan dari mereka. Tapi tidak hanya bagi mereka alasannya Sunny juga memiliki permasalahannya sendiri. Ya, Sunny juga diberikan sebuah konflik disini dan bagi saya itu tidak perlu. Pada jadinya penambahan konflik Sunny justru mengurangi waktu untuk pemaparan konflik para orang bau tanah yang harusnya lebih disorot. Pada konklusinya juga justru konflik Sunny yang lebih disorot dan secara keseluruhan lebih mendalam dibanding konflik tokoh yang lain.
The Best Exotic Marigold Hotel memang tidak mencoba berbeda dari drama ensemble cast yang sudah-sudah selain punya perbedaan pada rataan usia tokoh-tokohnya, namun sayangnya film ini juga punya persoalan yang bisa dibilang standar dalam film yang menampilkan banyak karakter, apalagi kalau bukan persoalan porsi masing-masing huruf yang tidak seimbang. Konflik yang dimiliki oleh Norman dan Madge terasa kurang mendalam dibandingkan yang lain. Seolah keduanya hanya menjadi suplemen khususnya pada momen komedik film ini. Dari segi screen time mungkin tidak jauh tapi dari segi kedalaman kisahnya mereka berdua terasa kalah. Alangkah baiknya jikalau jumlah tokoh dalam film ini dikurangi, misalkan meniadakan Norman dan Madge atau yang lainnnya. Jikalau tetap menggunakan ketujuh-tujuhnya saya rasa konflik yang ada pada Sunny lebih baik ditiadakan saja alasannya justru pada jadinya sangat disayangkan ketika konflik yang ditujukan pada Sunny menutupi kisah tokoh-tokoh lainnya, alasannya seharusnya film ini berfokus kepada bagaimana orang-orang bau tanah menghadapi permasalahannya di negeri yang absurd tanpa sumbangan yang muda. Pada jadinya hal ini berefek pada kurang mendalamnya keseluruhan kisah di film ini. Sangat disayangkan padahal kisah mengenai orang-orang bau tanah bisa menjadi sebuah kisah yang sangat mendalam, menyentuh dan juga terkadang lucu menyerupai About Schmidt-nya Jack Nicholson. Pada jadinya sehabis film usai tidak ada perasaan Istimewa yang saya rasakan.

Tapi meskipun kurang mendalam harus diakui masing-masing kisah di film ini tetap menarik untuk diikuti tanpa membahas mengenai porsinya yang kurang seimbang. Meski punya banyak akar tapi tidak pernah terasa rumit. Beberapa kejutan juga tersimpan didalamnya berbarengan dengan kelucuan melihat tingkah polah orang bau tanah yang tidak hanya bersinggungan dengan persoalan yang mereka bawa dari rumah masing-masing tapi juga mengenai gegar budaya yang mereka alami di India. Apalagi tiap-tiap pemainnya bisa bermain dengan sangat baik lewat kiprahnya masing-masing. Hal itu juga didukung oleh karakterisasinya yang termasuk berpengaruh untuk ukuran film dramedi. Masing-masing punya ciri khas yang berpengaruh baik itu dari segi internal maupun eksternal tokohnya. Penempatan lokasi di India juga menjadi salah satu kelebihan dan cukup menjadi alternatif dalam sinematografinya yang cukup baik menggambarkan nuansa India yang ruwet dan beberapa diantaranya terkesan kumuh. The Best Exotic Marigold Hotel seharusnya bisa lebih mendalam daripada ini, meski jadinya sempat membeberkan beberapa problema serta dilema yang menimpa orang bau tanah tapi semuanya dihadirkan secara kurang kuat, meski begitu film ini tetaplah suguhan yang nyaman ditonton.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho The Best Exotic Marigold Hotel (2012)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email