Tuesday, January 15, 2019

Ini Lho The Campaign (2012)

Jay Roach terperinci bukan sutradara kemarin sore dalam dunia perfilman komedi kalau kita melihat dari filmography yang ia miliki. Dia yakni orang yang menyutradarai semua film dari franchise Austin Powers. Jay Roach juga pernah menyutradarai Meet the Parents dan sekuelnya, Meet the Fockers. Tidak semua karyanya yakni film komedi yang anggun memang, tapi kalau dibandingkan dengan sutradara komedi lain macam Dennis Dugan terperinci Jay Roach punya kualitas jauh diatasnya. Kali ini berhubung suasana kampanye dan pemilihan umum sedang cukup hangat termasuk di Amerika Serikat yang pada November kemudian gres saja menggelar pemilihan Presiden, Jay Roach menciptakan sebuah film yang mengangkat gosip dan intrik politik yang terjadi dalam kampanye. Tentunya ini bukan sebuah film politik yang rumit dan serius, melainkan sebuah komedi yang penuh dengan dagelan seks yang konyol. Duo Will Ferrell dan Zach Galifianakis menjadi pemain utama, sedangkan beberapa nama besar lain menyerupai Jason Sudeikis, Dylan McDermott, Brian Cox sampai Dan Aykroyd menjadi bintang film pendukung. Kaprikornus apakah The Campaign akan menjadi sebuah keberhasilan lain atau kegagalan berikutnya bagi Jay Roach....dan Will Ferrell?

Cam Brady (Will Ferrell) yakni anggota kongres dari partai Demokrat yang sudah menjabat selama empat kali berturut-turut sebagai wakil dari Distrik 14 North Carolina. Kali ini Cam kembali mencalonkan diri untuk kelima kalinya dan lagi-lagi menjadi calon tunggal yang berarti kemenangannya hanya tinggal menunggu waktu saja. Namun sebuah skandal seks menciptakan popularitasnya menurun di mata masyarakat. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh dua bersaudara Glen (John Lithgow) dan Wade Motch (Dan Aykroyd) yang merupakan sepasang pengusaha kaya yang korup. Motch bersaudara berniat membangun sebuah pabrik boneka yang berisikan tenaga kerja dari Cina semoga mereka bisa meraup jauh lebih banyak keuntungan. Untuk itulah mereka mencoba memajukan calon lain yang akan mereka kontrol untuk bisa mengalahkan Cam Brady. Pilihan jatuh kepada wakil partar Republik berjulukan Marty Haggins (Zach Galifianakis). Investasi jutaan dollar pun digelontorkan oleh Motch bersaudara untuk memenangkan Marty, termasuk mempekerjakan Tim Wattley (Dylan McDermot) sebagai manajer kampanye Marty. Masalahnya adalah, Marty dikenal sebagai orang yang bodoh, lugu dan aneh. Tentu saja persaingan antara dua calon yang sama-sama "tidak beres" ini akan menjadi ajang kampanye yang konyol.

Meskipun kisah fiktif, terperinci The Campaign memperlihatkan beberapa sindiran dan tumpuan terhadap apa yang terjadi di dunia nyata. Kisah wacana bagaimana janji-janji palsu yang diumbar dalam kampanye, seni administrasi black campaign yang menciptakan antar pasangan saling menjatuhkan dengan cara kotor sekalipun, ikut campurnya pihak tertentu yang mengatur hasil pemilu, dan tentunya berkaitan dengan itu yakni kekuatan uang yang benar-benar berperan besar dalam proses kampanye sampai pemilihan. Pada masa kampanye media akan benar-benar menyoroti para calon yang sedang bersaing, dan pada hasilnya bukan mustahil para calon tersebut melaksanakan faking good untuk memperlihatkan kesan yang positif mengenai mereka dimata masyarakat. Namun dengan melaksanakan hal tersebut mungkin saja meski menerima jawaban positif masyarakat, sang calon tetap tidak mencicipi kebahagiaan akhir hidup tidak dengan jalan yang ia senangi. Tidak hanya konteks ceritanya, namun beberapa huruf juga berlandaskan dari kenyataan, dimana salah satu misalnya yakni Motch Brothers yang didasarkan dari Koch Brothers yang juga sepasang pengusaha kaya yang juga terjun ke dunia politik.
Seperti judulnya, The Campaign memang akan menyajikan konflik dan segala daya tariknya pada masa kampanye yang penuh intrik. Disitulah kita akan disuguhi aneka macam pertunjukkan dan sindiran terhadap hal-hal politik yang penuh kebusukan. Sekilas film ini penuh dengan intrik yang rumit dan konflik yang berat, namun pada hasilnya pendekatan komedi yang cukup kental dengan aroma seksnya menciptakan The Campaign tidak terasa sebagai sebuah tontonan yang sulit untuk dicerna. Disatu sisi hal ini menciptakan filmnya menghibur, tapi sayangnya nuansa satir dan sindiran politik menyerupai yang saya tuliskan di paragraf sebelumnya menajdi kurang terasa, karam oleh segala dagelan seks yang ada. Tapi untungnya sajian komedi yang disajikan tidak termasuk garing, bahkan bagi saya lumayan. Beberapa momen memang tidak mengesankan dan berlalu begitu saja, namun harus diakui ada beberapa momen yang bisa menciptakan saya tertawa. Momen-momen lucu tersebut secara umum dikuasai berasal dari momen yang cukup berani konten komedinya menyerupai adegan memukul bayi. Jika dibandingkan komedi terbaik tahun ini yaitu 21 Jump Street, memang The Campaign tidak mempunyai momen selucu film itu, tapi setidaknya bagi saya film ini masih jauh lebih lucu daripada aneka macam sajian komedi seks yang kurang pintar lainnya.

Sayangnya film ini punya beberapa momen membosankan di bab pertengahan, terutama ketika filmnya mulai dimasuki unsur drama keluarga. Jujur momen politiknya jauh lebih menyenangkan diikuti daripada drama keluarganya yang membosankan. Parahnya lagi, momen komedi yang muncul pada ketika bab drama keluarga tersebut tidak selucu komedi yang muncul di bab politik film ini. The Campaign beruntung punya Will Ferrell dan Zach Galifianakis yang tampil begitu berpengaruh dalam tugas masing-masing yang punya karakterisasi bertolak belakang satu sama lain. Will Ferrell memang tetap tampil kurang pintar di beberapa adegan, namun ketika dituntut sebagai politisi yang jago bicara didepan publik beliau mampu melakukannya dengan baik. Begitu pula dengan Galifianakis yang mampu menciptakan huruf Marty bertansformasi dari politisi gres yang bodoh, lugu dan absurd menjadi jauh lebih berkompeten dan menjadi lawan sepadan bagi Cam Brady. Pujian patut diberikan pada Jay Roach atas hal ini (akting dan sanksi komedi yang tidak mengecewakan bagus). Secara keseluruhan The Campaign tidak jelek dan masih bisa memperlihatkan hiburan bagi saya, namun tidak secara konsisten sepanjang 85 menit durasinya.


Artikel Terkait

Ini Lho The Campaign (2012)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email